12

35.3K 3.2K 16
                                    

Haduhhh lama banget gak up ya

Haduhhh lama banget gak up ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kraukkk... Krauk...

Gadis yang tanpa bebannya menikmati apel segar dengan melihat beberapa kupu-kupu yang asyik berterbangan.

"Mau?" Sodor Axinella pada Rodolfo yang sudah memasang wajah masamnya.

"Kau harus memberi bayaran yang setimpal Ella. Kau menyuruh seorang Kaisar memanjat pohon dan memetik buah." Dingin Rodolfo dengan raut datarnya membuat Axinella sukses menoleh ke arahnya.

"Kau ini pelit sekali sih. Cuma metik apel ya, udah serasa disuruh nguras air laut."

"Seandainya kau bukan istriku, sudah pasti kau kuhabisi."

Chupp..

Sangat singkat dan cepat namun Rodolfo benar-benar dibuat mematung. Jemari mengusap pipinya yang baru saja dikecup Axinella. Jantungnya berdebar dengan kencang dan kemerahan merambat diseluruh wajahnya. Ini gila. Namun ia suka.

Sedangkan Axinella tetap asyik bersama dunianya sendiri dengan ekspresi polos seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

"Kau mau aku menguras air laut?" Gadis itu menaikkan sebelah alisnya memandang Rodolfo aneh.

"Mana mungkin. Lagipula aku sudah jera meminta tolong dirimu jika kau perhitungan."

"Tidak apa, suruh saja aku terus. Jangan yang lain." Antusias Rodolfo membuat alis Axinella semakin menukik.

"Ada apa denganmu?"

"Tidak. Kau harus merepotkanku. Jangan meminta pada yang lain. Ingat?! Ini perintah."

Axinella memandang Rodolfo dengan aneh. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya membuat Rodolfo tersenyum dengan puas. Tunggu, tersenyum? Bahkan Axinella menggosok matanya berulang kali memastikan.

"Kau tadi makan apa?"

"Sama sepertimu. Kenapa?"

"Tidak."

Hanya keheningan yang terjadi antara keduanya. Sedangkan dilain sisi, seseorang nampak menakutkan dengan kemarahannya. Barang-barang bertebaran dimana-mana membuat orang di sekitarnya ketakutan.

"SIAL. AWAS SAJA AXINELLA... AKU MEMBENCIMU. SANGAT MEMBENCIMU ARRRGHHH." Ya, Rosella adalah sosok yang mengirimkan para perompak untuk masuk ke wilayah Utara dengan tujuan menyekap dan menculik Axinella. Namun gadis itu selalu beruntung karena bertepatan dengan Ksatria yang tengah melintasi wilayah tersebut dan menolong Axinella.

"Dengan apa aku harus menyingkirkanmu. Arrhhhh..." Kali ini senyum licik tersungging. Dibalik sosok lembut selama ini, kini gadis itu memperlihatkan sisi jahatnya. Rodolfo hanya miliknya.

Sepekan berlalu dengan cepat bersamaan dengan kaki Axinella yang pulih. Selama ini hubungan dengan Rodolfo semakin dekat. Pria itu selalu menggendong dan mengajak dia jalan-jalan agar tak merasa kebosanan. Ia tak mengira juga sosok dingin itu selalu memberinya semangat untuk bisa belajar berjalan. Kini gadis itu sudah nangkring diatas pohon kesayangannya memakan buah apel.

"Dimana Permaisuri?" Tanya Rodolfo pada para pelayan.

"Kenapa mencariku?" Jawab Axinella membuat Rodolfo mendongak keatas. Rasanya ia ingin menebang pohon yang ada di rumahnya.

"Kau baru sembuh. Jangan lakukan macam-macam. Putri Mahkota Rosella mengantarkanmu surat."

Axinella menaikkan alis dengan bingung lalu beranjak turun. Ia tidak sempat menghadiri undangan Kekaisaran karena insiden itu. Pada akhirnya Axinella memutuskan membaca surat yang isinya Putri dari Kekaisaran Selatan itulah yang akan berkunjung di kediaman mereka.

Axinella menanti dengan sabar dan mempersiapkan segala hal untuk menyambut Rosella. Gadis yang nampak cantik dan anggun dengan gaun merahnya. Tersipu malu-malu kala sorot Rodolfo dengan tajam menyorot. Wahh, Axinella terkesima dengan aura Rodolfo yang mampu membuat wanita di seantero Negeri bertekuk lutut pada Rodolfo.

"Mari Putri Mahkota saya sudah mempersiapkan tempat kita bersantai."

"Apa Permaisuri sudah sembuh?"

"Baik dan sangat baik."

Gadis itu mengangguk seraya mengintip disela matanya memandang Rodolfo yang gagah berjalan disebelah Axinella. Pria itu tentu menyadarinya, namun akan sangat menarik jika ia sedikit menguji Axinella.

"Kau mau menemani kami juga?" Tanya Axinella membuat Rodolfo menoleh.

" Tidak, aku hanya ingin mengantar dan memperlakukan tamu kita dengan baik."

Axinella tersenyum dengan simpul. Itu baik, bila Rodolfo dapat termakan rayuan jablay itu, otomatis dia dapat bercerai dengan mudah. Tapi tunggu. Bagaimana jika Rodolfo tetap tidak menceraikan malah mengangkat Rosella sebagai selir? Waahhh tidak bisa. Selama ini tidak ada namanya Axinella atau sosok asli Revina diduakan oleh pasangannya. Jika itu terjadi maka sebelum Rodolfo membunuhnya, ia yang akan membunuh Rodolfo tanpa segan-segan.

Axinella mengamati perlakuan Rodolfo yang lembut pada Rosella. Mengapa hatinya sangat dongkol? Terlebih gadis jablay itu selalu mencari perhatian dengan pura-pura lemah tak berdaya.

"Baiklah, aku tinggalkan kalian berdua untuk mengerjakan urusanku yang tertunda."

Melihat respon Axinella yang datar mengangguk tanpa menghadap kearahnya, membuat Rodolfo merasa resah sendiri. Dengan enggan ia meninggalkan keduanya untuk memberi waktu.

"Yang Mulia Permaisuri." Panggil Rosella membuat Axinella memusatkan pandangannya. Kini ia merasa tatapan gadis itu berbeda.

"Ya Putri?"

"Aku tidak bisa basa-basi lagi. Aku menginginkan yang Mulia Kaisar dan aku akan menggantikan posisi anda disini." Ucap Rosella tanpa ditutup-tutupi ekspresi ketidaksukaannya pada Axinella.

Axinella cukup dibuat terkejut dengan perubahan wajah itu. Wajah kelicikan sehingga ia mulai waspada dengan Rosella. Apa dalang dibalik kejadian itu adalah Rosella?

"Seandainya para Ksatria itu tidak datang, pasti kau sudah habis." Ucapnya dengan enteng melihat ekspresi Axinella dengan seksama.

Namun diluar ekspetasinya, Axinella nampak tenang dan terkekeh menyesap tehnya dengan khitmat. Rosella sedikit terganggu dengan sikap itu. Selama ini, ia selalu berhasil membuat lawannya tertunduk dengan kekuasaannya, namun Axinella tidak. Bahkan wanita itu seakan meremehkannya. Ia semakin tidak menyukainya.

"Jika kau mau, ambil saja dia. Tapi aku tekankan padamu. Jika kau mampu. Karena Rodolfo hanya takluk padaku." Ucap Axinella dengan tatapan tajam dan raut dingin hingga membuat Rosella terkejut.

Gadis itu mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang tersulut. Ia akan buktikan pada Axinella, gadis itu bisa mendapatkan Rodolfo. Dan Axinella sendiri sudah mengubah rencananya. Dia akan menjerat dan menaklukkan Rodolfo sehingga pria itu menjadi budak cintanya dan patuh hanya padanya.

Memikirkan ide licik itu membuatnya bersemangat dengan segudang ide licik menjerat suami melalui cara elegan. Dia akan menjerat Rodolfo agar pria itu semakin terperosok dan tersesat dalam pesonanya. Semasa ia menjadi Revina, ia sudah menjadi idola bagi kaum laki-laki. Mereka rela melakukan apa saja demi dirinya. Dari berbagai kalangan berlomba untuk dapat dekat dengannya. Dan menaklukkan sosok tiran akan menjadi hal yang menarik.

Perjamuan berjalan dengan lancar meskipun keduanya nampak masam menjaga image menyembunyikan permusuhan dan kebencian diantara mereka.

Axinella melihat Rodolfo berjalan menghampirinya membuat ia bersemangat. Sebelum melihat Rosella dengan drama murahannya, ia akan membuktikan bahwa ia yang akan mengalahkan dan menyadarkan Rosella akan posisi gadis itu.

"Sayanggg... " Pekik Axinella membuka lebar tangannya berlari kecil menghampiri Rodolfo dan memeluknya. Sedangkan pria tersebut diam mematung bahkan matanya berkedip cepat bersamaan degub jantung yang tak beraturan.

180 Degrees (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang