06

44.6K 3.7K 57
                                    

Hallo gaiss weh absen dlu kemaren mager bgt tpi sapa tau udh pada nunggu updatenya sooo yauda gaskeunnn

Hallo gaiss weh absen dlu kemaren mager bgt tpi sapa tau udh pada nunggu updatenya sooo yauda gaskeunnn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para pelayan sibuk hari ini mempersiapkan sang Permaisuri untuk membuat dekorasi pesta minum teh. Bahkan gadis itu sudah berteriak membawa penggorengan besi dan memukulkan dengan nyaring membangunkan semua orang padahal matahari saja belum terbit.

"Dimana istriku?" Tanya Rodolfo sudah duduk dengan angkuh di meja makan menunggu istrinya.

"Permaisuri sudah bangun sebelum fajar terbit yang Mulia, beliau sangat bersemangat untuk mendekorasi taman."

"Apa dia sudah makan?" Potong Rodolfo membuat para pelayan berjenggit kaget. Pria itu hanya pergi sejenak menenangkan jiwa pembunuhnya selepas menenangkan Axinella.

"Maaf yang Mulia. Permaisuri belum makan hari ini."

BRAKKK

Meja dipukul keras oleh Rodolfo hingga membuat semua orang bergetar ketakutan. Matanya menyorot dengan tajam mengeluarkan belati kesayangannya dan menggesekkan pada gelas kosong hingga terdengar nyaring.

"Seharusnya kalian tahu tugas kalian apa disini. Bukan hanya menyiapkan makanan tapi kalian harus bisa membuat istriku gemuk seperti lembu. Kalian bisa melihat tubuhnya yang kering itu?! Jika Axinella tetap seperti itu, kalian tak akan kuberi ampun."

Semua mengangguk patuh. Dibalik itu, para pelayan muda menahan gejolak klepek-klepek. Seandainya para bangsawan tahu sosok lain dari yang Mulia Kaisar Rodolfo Gissofand adalah suami yang sangat perhatian pada istrinya pasti semua putri bangsawan akan merasa iri.

"Sik, asik. Sik, asik kenal dirimu. Sik asik sik asik dekat denganmu." Lantun Exinella dengan gerakan goyang itik khas Zaskia Got*ik membuat Rodolfo tercengang.

Pria itu menyusul istrinya untuk memerintahkan sarapan. Namun ia menemukan gadis itu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan jari telunjuk kanan kedepan lalu bergerak kiri ke kanan.

"Ellaaaa!!! APA YANG KAU LAKUKAN." Gelegar Rodolfo menyusul cepat Axinella.

"APASIH ANJ*NG. Ganggu aja deh."

"Jaga etikamu. Disini banyak orang yang melihat tingkahmu. Jangan membuatku malu."

"Jigi itikimi. Disini binyik iring ying milihit tingkihmi." Ejek Axinella membuat para pelayan disekitarnya menahan tawa.

"Kau mau ulat kesayanganmu itu ku buat penyet?"

"Heeeeh gausah bawa-bawa Axel dalam urusan rumah tangga ya Dol! Aku gak suka dehhh... " Ucap Axinella dengan alay hingga membuat Rodolfo merinding.

Dengan geram Rodolfo menyentil dahi Axinella hingga membuat gadis itu mengaduh lalu pergi begitu saja.

"RODOLFO ANJ*NG, BAB*, BANGS*T, SETAN! TAI AS* !"

Pria dingin itu hanya menganggukkan kepalanya seakan menikmati lantunan sajak berprosa indah yang keluar dari bibir mungil Axinella.

"Apa kau sadar? Semenjak menikah, Yang Mulia Kaisar Rodolfo semakin banyak mengeluarkan ekspresi. Dia seperti manusia sekarang."

"Kau pikir sebelumnya yang Mulia itu apa? bodoh!"

"Dia iblis."

"Huss jaga bicaramu. Jika Yang Mulia Kaisar mendengar kita membicarakannya, kita akan dihabisi." Bisik para pelayan yang tanpa mereka ketahui Rodolfo sudah mendengar percakapan mereka.

"Apa aku perlu menyobek bibir kalian? Atau memotong lidah kalian?" Dingin Rodolfo membuat semua pelayan terdiam dan bersimpuh di hadapannya.

"Ampun yang Mulia kami tidak akan melakukan hal tersebut lagi. Mohon ampun yang Mulia."

Pria itu hanya melengos melewati para pelayan yang sudah bersujud menangis ketakutan. Benar-benar berbeda. Meskipun Axinella selalu mengumpat dan berbicara kasar, namun pria itu selalu diam bahkan ekpresinya yang seakan merasa terhibur. Memang benar sikap Permaisuri setelah menikah sangat liar seperti simpanse dan memang seluruh kediaman Kekaisaran cukup terhibur.

Axinella menatap puas dekorasi taman yang dihiasi bunga-bunga cantik seperti dirinya. Hari ini Axinella berdandan dengan sangat cantik dan elegan. Dress putih yang kontras dengan warna cerah matanya serta rambut blonde dikepang kecil memakai hiasan bunga-bunga membuat gadis itu nampak seperti anak remaja.

"Permaisuri sangat cantik sekali."

"Ah memang aku cantik. Darimana kau selama ini Diana?"

Pelayan itu hanya melongo. Pada umumnya, para bangsawan akan tersipu malu saat ada seseorang yang memujinya cantik dan menawan. Namun memang Axinella berbeda, dia seperti bangsawan dari planet lain.

"Apa para tamu sudah datang?" Para pelayan mengangguk dan membimbing langkah Axinella ke Taman.

"Selamat datang di kediaman sederhana kami." Ucap Axinella dengan ramah. Padahal kediaman Kekaisaran miliknya sangat besar melebihi Kekaisaran lainnya.

"Salam Permaisuri Axinella Gissofand. Kami sangat merasa terhormat telah anda undang di acara pesta teh ini." Ucap wanita berumur namun masih sangat cantik dan aura yang anggun.

"Apa kau istri Baron Cohen? Aku dengar suamimu itu adalah pemimpin yang cerdas dan sangat memperhatikan rakyat. Aku mewakili suamiku sangat berterima kasih karena tugas kalian sudah meringankan Kekaisaran. Aku juga akan menyarankan untuk menambah dana tunjangan ke wilayah kalian."

"Terima kasih Permaisuri. Anda sangat dermawan juga sangat cantik. Aku harap anak dalam kandunganku saat ini bisa secantik dirimu."

"Sungguh? Wah selamat."

Diana dan para pelayan setia Axinella merasa heran dengan keanggunan sosok Axinella. Gadis itu seperti orang lain. Bukan lebih tepatnya Axinella yang dulu. Sosok gadis yang lemah lembut dan tutur katanya yang merdu. Mereka merasa linglung mengingat beberapa hari Axinella yang bertingkah seperti bocah prik.

"Salam Permaisuri Axinella. Perkenalkan saya Rosella Theodore. Putri Mahkota Kekaisaran Selatan."

Axinella meneliti sosok gadis dihadapannya. Gadis anggun dan cantik dengan gaun ungu yang mewah. Netra mata hazel yang langka serta rambut hitam kemerhan kemilau menyorot keindahan gadis itu.

"Wah saya tidak mengira putri Mahkota diundang kemari." Ucap salah satu bangsawan yang nampak lebih akrab dengan Rosella.

"Sebenarnya ini saran dari suamiku untuk mengundang dia."

"Sungguh?" Kejut semua orang membuat alis Axinella terangkat.

"Apakah Yang Mulia Kaisar Rodolfo akan membuat selir?" Celetuk bangsawan tadi membuat yang lainnya heboh.

"A-aku tidak tahu." Ucap Rosella dengan malu-malu.

Axinella menyerngitkan keningnya. Dari pandangannya, mengapa gadis ini terlihat menyebalkan?

"Kau mau menjadi selirnya Putri Mahkota? Bahkan kau sangat cantik. Sangat disayangkan kau mau menjadi selir."

"Jika itu Yang Mulia Kaisar Rodolfo, saya akan merasa terhormat Permaisuri." Ucapnya dengan tersipu malu.

"Wah anj*r jablay gatel rupanya. Pake masang wajah sok polos-polos tai bab* ! Dan apa-apaan si Toyib jamet kuproy itu? Dia ingin tambah istri? Najis banget punya suami buaya. Emang gue harus cepet-cepet cerai."

"Hahaha, sudah-sudah mari kita nikmati pesta hari ini." Ramah Axinella walau dalam hatinya sudah merongkol penuh dendam pada Rodolfo. Memikirkan apa yang harus ia lakukan pada pria itu. Apa ia kira ia takut? Sekarang tidak! Ia sudah tak ragu untuk mati dua kali daripada terjebak dalam novel dan luntang-lantung tidak ada tujuan. Walau harus mati, sekarang berbeda. Ia akan melawan pria itu. Untuk apa menjadi atlet Internasional kalau takut?! Ya! Tekad Axinella sudah bulat. Ia akan melawan hingga titik darah penghabisan.

180 Degrees (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang