04

48.4K 3.8K 37
                                    

Btw cerita ini baruuuu aja gw buat semalem dan gw kebut sampek sekarang keburu gw males terus ilang deh inspirasinya.

Buat kalian yang nemu cerita ini thanks bgt buat dukungan kalian❤ lop yu gesss sekebon

"Yang Mulia daripada anda berdiam diri disini, lebih baik anda menyelesaikan tugas anda sebagai ratu di negeri ini bagaimana?" Usul Diana melihat Axinella dengan kepala gadis itu kebawah dan kedua tangan memegang tali ayunan. Kurang lebih seperti ini

Xavier hanya mengelus dadanya mengawasi putrinya yang sedang menjungkal diatas ayunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xavier hanya mengelus dadanya mengawasi putrinya yang sedang menjungkal diatas ayunan. Rasanya ia menyesal telah membuatkan gadis itu ayunan semalam.

"Tugasku apa saja sebagai seorang Permaisuri selain menghabiskan harta dan kekayaan suamiku?"

"Emm Permaisuri bisa mengurus administrasi Kekaisaran ataupun memantau negeri ini. Selain itu, anda bisa melakukan perjumpaan dengan istri para bangsawan."

"Ahhh kau benar mengapa tak memberi tahuku dari awal." Gadis itu segera bangkit dari ayunan dan melangkah dengan semangat.

Semangat pejuang Axinella hanya bertahan tak lebih dari satu jam. Nyatanya sekarang, gadis itu sudah menatap dengan nanar berkas yang berisi angka-angka. Bahkan rambut yang di gelung indah sekarang nampak acak-acakan.

Disisi lain, Rodolfo berbincang dengan Theodor. Sosok pemimpin di negeri sebrang sebagai Kekaisaran yang memiliki tambang berlian terbesar.

"Bagaimana pernikahanmu dengan putri Mahkota Axinella?" Pria berambut ubanan namun masih berkharisma membuka obrolan ringannya setelah menyelesaikan kerjasamanya dengan Rodolfo.

"Jika kau lupa, istriku sekarang adalah permaisuri dan kau sepantasnya memanggil nama dan gelarnya dengan baik." Suara dingin Rodolfo membuat Theodor tersedak minumannya.

"Maafkan aku yang Mulia. Namun, apa kau tidak berfikir untuk menambah selir? Jika kau melakukan pernikahan politik, kau akan mendapatkan untung yang lebih besar. Lagipula aku punya putri yang sama cantiknya dengan Permaisuri Axinella. Dia juga sangat berbakat."

"Apa kau berniat menjual putrimu padaku?" Ucap Rodolfo semakin dingin terlebih tatapan tajam menusuk.

"Tidak, malah sebaliknya. Aku sangat menyayangi putriku dan aku mengetahui gadis itu mengidolakanmu. Namun sayang, kau tak pernah berkunjung ke kediamanku."

"Aku samasekali bukan pria yang haus akan wanita. Bagiku memiliki Axinella sudah lebih dari cukup. Dan jika kau membandingkan Axinella dengan putrimu, putrimu tidak ada apa-apanya dibanding Axinella." Pria itu bendiri membungkukkan badannya memberi hormat dan ingin sekali pergi. Entah mengapa ia mejadi jengkel dengan Theodor.

"Kau nampaknya sangat mencintai istrimu itu. Aku penasaran apa yang membuatmu sangat mencintai Permaisuri Axinella."

Cinta? Mustahil! Rodolfo tidak mungkin mencintai seseorang. Ia hanya berfikir tidak ada yang bisa menyamai Axinella. Gadis itu adalah mahkluk yang sangat unik. Dan hanya Rodolfo pemiliknya. Ya, hanya dia yang memiliki istri ajaib seperti Axinella.

180 Degrees (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang