CERITA INI MURNI HASIL KARANGAN AUTHOR!
DILARANG PLAGIAT DAN HATE COMMENT!
GAK SUKA LANGSUNG SKIPPP AJA!
MENGANDUNG UWU-UWU YANG TIDAK LAZIM⚠️
Hanya kisah klasik pria dingin nan irit bicara menjadi budak cinta dari gadis yang bertingkah seperti pr...
Ada yg kangen aku gk? 😭huhuhu udh lupa sama cerita aku apa belum.
Tolong like dan spam komen ygyauthornya suka ilang"anklogk dicari
Daaannnn sebagai hadiah hari kemenangan ini, author usaha untuk update kembali. saya mengucapkan minal aidhin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin jika selama ini Author memiliki salah ygy
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pemandangan pohon pinus menjulang tinggi menghiasi sepanjang jalan. Senyum terukir dibibir Axinella. Rasa lega menghirup aroma pinus menandakan bahwa ia benar-benar terlepas dari Kekaisaran. Berjam-jam Sagaf mambawanya entah kemana.
"Ella, jika aku ingin tahu mengapa kau sangat ingin berpisah dengan kakakku?" Tanya Sagaf yang sedari tadi ingin bertanya.
"Dia melakukan kekerasan." Singkat Axinella dengan raut masam.
Sagaf terdiam mendengar ucapan Axinella. Gadis itu sama sekali tidak berbohong, dan memang Rodolfo dikenal sebagai pria yang kejam. Namun apakah sampai harus melukai istrinya sendiri? Buku-buku tangannya terkepal dan rahang mengetat.
Mereka akhirnya tiba di sebuah rumah terpencil ditengah hutan pinus. Bukan takut, akan tetapi Axinella begitu takjub melihat rumah rindang terawat dikelilingi bunga berwarna-warni.
"Wahhh, indah sekali."
"Nah Ella mari kutunjukkan seluruh isi bangunan ini."
"Kau dapat rumah ini darimana?"
"Dahulu tempat ini kubuat untuk seorang gadis yang aku cintai. Dengan harapan sebagai hadiah pernikahan kita nanti."
"Wahhh, aku tidak menyangka kau menyukai seorang gadis. Kenapa tidak pernah cerita? Dia bangsawan mana yang sudah berhasil membuatmu sebucin ini?"
"Bucin? Apa itu bucin?"
"Bucin itu budak cinta." Sagaf sontak tergelitik dan memusatkan pandangannya meneliti pahatan sempurna diwajah milik Axinella.
"Ada apa diwajahku?"
"Ada kecantikan."
"Cih buaya. Apa kau tidak keberatan jika rumah ini aku tempati?"
"Tidak masalah. Dia juga telah menikah dengan pria lain."
"Sungguh? Ah, aku turut sedih."
"Haha, tidak apa-apa aku sedikit terlambat. Mungkin karena memang bukan jodohku."
"Aku senang dengan nada optimismu itu. Seandainya yang kunikahi itu kau dan bukan kakakmu." Gumam Axinella membuat Sagaf terdiam dengan buku tangan menggenggam erat barang yang dibawa Axinella.
"Meskipun rumah ini sederhana dibandingkan istana Kekaisaran, tapi aku harap kau bisa betah berada disini."
"Terimakasih banyak Alle. Aku sangat merepotkanmu."