CERITA INI MURNI HASIL KARANGAN AUTHOR!
DILARANG PLAGIAT DAN HATE COMMENT!
GAK SUKA LANGSUNG SKIPPP AJA!
MENGANDUNG UWU-UWU YANG TIDAK LAZIM⚠️
Hanya kisah klasik pria dingin nan irit bicara menjadi budak cinta dari gadis yang bertingkah seperti pr...
Wkwkwk bagus bagus komentarnya sgt menghibur 😂😂😂 terimkasih untuk setia menanti Permaisuri prik dan petakilan ini.
Tetap dukung dengan vote dan komen sebanyak-banyaknya ya....
WOYYYKLEAN HARUS BANYAK KOMEN INI CHAPTER PALING UWUWUWUWU POKOKNYA! 💢
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Axinella celingak-celingukan melihat penjuru rumah sehingga membuat pria dihadapannya ikut menoleh.
"Ini prank ya?"
"Prank apa?" Ucap Rodolfo melepas penyamarannya membuat Axinella membulatkan matanya.
"ANJ*R LO RODOLFO?! KENAPA GAK BILANG SIH?!" Geplak Axinella membuat Rodolfo terkekeh.
"Jadi bagaimana istriku? Merindukanku?"
"Najis." Spontan Axinella hanya ditanggapi senyuman simpul. Sungguh dosa-dosa Rodolfo di masa lalu telah ia bayar saat ini dengan bersabar menghadapi istrinya yang durhaka namun ia cinta mati padanya.
"Mau pulang?" Lembut Rodolfo meraih dan mengecup punggung jemari lentik istrinya.
"Emm mau. Tapi masih mau disini." Lesu Axinella membuat Rodolfo meraih tubuh mungil Axinella dan menghadap lurus tubuh jangkungnya.
"Tak masalah kita pulang kapan. Asal kamu sudah mau untuk kembali. Aku sangat merindukanmu." Ucap Rodolfo memeluk erat tubuh istrinya dan menghirup aroma kayu manis yang semerbak ditubuh Axinella.
"Aku juga." Setelah sekian gengsi setinggi gunung emas Firaun, Axinella mengakui merindukan suami jametnya.
Kruyukkkk...
Suara perut membuat semburat merah dipipi Axinella dan membuat gelak tawa Rodolfo. Gadis itu menengadahkan kepala memandang Rodolfo dengan seksama. Tampan. Bahkan sangat tampan bak pahatan Dewa Yunani.
"Kamu mau makan apa?"
"Ikan yang tadi mana?" Ucap Axinella bak anak kecil yang bertanya dimana letak mainan yang disembunyikan orang tuanya. SANGAT LUCU! SANGAT LUCU INGIN DITELAN!
"Eh iya iya. Aku ambil sebentar di Danau ya, kamu masuk duluan." Ucap Rodolfo menepuk halus rambut Axinella dan mengacaknya pelan.
Axinella hanya mengangguk. Jujur ia sedikit merinding kala mendengar nada pria tersebut begitu lembut padanya. Ah, seluruh wajahnya memerah seperti kepiting rebus.
Rodolfo mencari ikan tangkapannya dan dengan senyuman yang tak pernah terpatripun menemani langkah ringannya menuju rumah sederhana dimana istrinya berada.
"Ella... Ini ikanmu."
"Wahhh ikaaan... " Girang gadis itu menepuk tangannya riang gembira.
"Mau dimasak apa?"
"Ikan bakar manis.... Emmm."
"Baiklah ayo kita masak." Ajak Rodolfo membuat Axinella menurut dan mengikuti Rodolfo dengan patuh. Tidak seperti sebelumnya, gadis itu akan sangat bandel dan berontak bahkan seperti binatang terlepas saat bersamanya.
"Bagaimana?" Tanya Rodolfo menatap istrinya yang dengan lahap memakan ikan hasil tangkapannya.
"Enak." Ucap Axinella masih sibuk dengan ikannya dan hanya di balas kekehan Rodolfo sambil membersihkan sudut bibirnya yang belepotan.
Dengan remang-remang suasana malam di luar rumah, Rodolfo terpaku wajah Axinella yang begitu cantik disinari api unggun yang ia buat.
"Ella."
"Heum?"
"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu." Ucap Rodolfo membuat Axinella terdiam.
Sudah berapa banyak pria itu membuat jantungnya berpacu cepat hari ini? Memasang wajah bodohnya yang terkekeh.
"Melantur apa aku salah dengar ya?"
Pria itu tetap menatap lurus netra mata sedalam lautan milik Axinella dan menggeleng pelan.
"Tidak. Aku mencintaimu." Dada Axinella semakin berpacu dan ingin berhenti seketika.
"Aku- aku." Axinella begitu gugup dengan pandangan setajam elang itu tak pernah luput memandangnya.
"Aku mencintaimu Axinella Gissofand. Selamanya." Ucap Rodolfo yang tidak sabar lagi menahan gemuruh rasa dihatinya.
Pria itu mencumbu lembut bibir tebal Axinella. Dengan seringai menatap ekspresi terkejut yang lucu, ia tetap meneruskan aksinya dengan lihai dan penuh kehati-hatian.
"Ella, bolehkah?" Tanya Rodolfo mengusap bibir gadis yang ia cintai dengan lembut.
Axinella hanya mampu diam membatu. Pikirannya sudah hilang semenjak pria itu menciumnya dengan intens. Perlahan kepalanya mengangguk membuat seringai pria itu semakin tercetak. Namun sensasi berbahaya malah membuat Axinella tertantang dan tanpa berpikir panjang menyetujui Rodolfo.
Dengan segera Rodolfo menggendong Axinella dan menciumnya secara intens. Suhu ruangan terasa begitu panas hingga menghilangkan akal keduanya. Mereka mengejar rasa haus dan menjadi bukti kepemilikan Rodolfo bahwa Axinella adalah miliknya seutuhnya. Setiap pria itu meraba dan memuja, pria itu berbisik lembut ditelinga Axinella.
"Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu."
Hingga malam panjangpun berganti. Axinella membuka matanya dengan cepat mengingat memori semalam terekam. Wajahnya memerah seketika menyadari tubuhnya yang masih naked.
Terangnya kamar membuat Axinella begitu jelas menelusuri bahu dan dada bidang suaminya. Bahkan lengan kekar pria itu semakin erat merengkuh pinggangnya.
"Pagi istriku." Dengan suara serak bersamaan mata setajam elang itu memandang Axinella.