CERITA INI MURNI HASIL KARANGAN AUTHOR!
DILARANG PLAGIAT DAN HATE COMMENT!
GAK SUKA LANGSUNG SKIPPP AJA!
MENGANDUNG UWU-UWU YANG TIDAK LAZIM⚠️
Hanya kisah klasik pria dingin nan irit bicara menjadi budak cinta dari gadis yang bertingkah seperti pr...
CHAPTER KEDEPAN AKAN BANYAK PLOT TWIST DIDALAMNYA. KEJUTAN AKAN BANYAK MENANTI KALIAN
Ayo bantu bangun semangat author untuk segera menamatkan cerita ini ya...
Gak spamm gak lanjut😡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sagaf berdiri menatap tajam Demond yang malah semakin merekahkan smirk mengerikan. Demond seakan puas telah menyulut api. Raut polos seperti Sagaf begitu tidak ia sukai.
"Siapa kau dengan lancang ikut campur?! Setelah aku berhasil melenyapkan kakakku, aku pastikan kau juga ikut menyusulnya."
"Apa kau pikir aku takut? Kau bukanlah tandinganku. Bahkan kau tidak bisa menggores seinci dari tubuh kakakmu."
Sagaf menggeram dengan mengepalkan kedua tangannya. Matanya mengibarkan permusuhan terlebih Demond yang sempat terkekeh kecil memandangnya semakin remeh. Ia benci, sangat benci hal itu.
"Apa yang membuatmu sangat yakin?"
"Karena lawan Rodolfo adalah aku, Tidak akan kubiarkan seseorang merusak pertempuran diantara kami. Saat telah tiba, hanya ada genangan dari darah kami. Hanya akan menang jika diantara kami meregang nyawa ditangan pedang salah satu dari kami." Ucap Demond dengan kilatan mata kelabu yang berubah menjadi hitam pekat.
"Siapa kau sebenarnya?"
"Pemilik Axinella yang sesungguhnya." Smirk Demond.
"Hahaha... Aku cukup mengasihani dirimu yang mencoba menghibur diri."
"Kalau begitu aku mengasihani dirimu yang gelap mata pada cinta."
"Apa maksudmu?"
"Apa yang membuatmu jatuh hati pada Permaisuri? Apa karena saat kecil kau nampak gagah di mata seorang gadis kecil sedangkan ribuan orang selalu memandang takjub pada kakakmu? Sadarlah. Gadis itu bukan Axinella. Sebelum kau menyesal." Ucap Demond membuat Sagaf tersentak.
"Darimana kau tahu? Siapa kau?"
"Hahaha... Aku yang menciptakanmu. Menciptakan kalian. Dan dunia ini."
"Gila."
"Anggap saja begitu. Sebelum rencanamu gagal dan kau berakhir dipenggal karena percobaan pembunuhan dan penghianatan pada Kaisar, Pastikan batu Zamrud Hijau yang telah kau buang itu kau temukan." Ucap Demond sebelum meninggalkan Sagaf yang diam membisu.
Sedangkan Rodolfo tengah menatap lekat Axinella yang tengah menghidangkan makanan untuknya. Perempuan tersebut tak segan mengambil sejumput nasi dan menyuapkan ke mulut Rodolfo yang tak ragu ia makan. Kapan cara makan seperti ini begitu nikmat?
"Dimana Putri Mahkota Rosella?" Tanya Axinella pada Diana salah satu pelayan kepercayaannya.
"Maaf Permaisuri, beliau menyampaikan bahwa sedang tidak enak badan."