CERITA INI MURNI HASIL KARANGAN AUTHOR!
DILARANG PLAGIAT DAN HATE COMMENT!
GAK SUKA LANGSUNG SKIPPP AJA!
MENGANDUNG UWU-UWU YANG TIDAK LAZIM⚠️
Hanya kisah klasik pria dingin nan irit bicara menjadi budak cinta dari gadis yang bertingkah seperti pr...
Haii apa kabar kalian😥banyak yang nunggu ya? Maaf beribu maaf karena baru bisa update karena kesibukan dan tugas kuliah seperti tugas membangun 1000 candi🙂
Tetap vote dan komen yaaa love you alll.... SORRYYY BANYAK TYPONYAA
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Axinella menatap tajam tak berkedip bahkan sesekali mendelik melihat tingkah Rosella. Gadis itu seperti seorang penggoda, sedangkan pria yang sudah menyandang status suami itu duduk tenang seakan tak terganggu apapun.
"Au ah males." Ucap Axinella sudah muak membanting sendoknya.
Hal ini tentu membuat semua orang berjenggit kaget. Para pelayan yang menghidangkan makanan serentak berkeringat dingin.
"Kenapa? Makanannya tidak enak?" Tanya Rodolfo bangun dari singgasananya menghampiri kursi Axinella.
"Peka dikit ish males gue." Ucap Axinella beranjak dari duduknya dengan wajah tertekuk masam.
"Loh? Ada apa? Kalian masak apa?! Tidak becus sekali. Bahkan istriku tidak menyentuh makanannya sedikitpun." Sentak Rodolfo membuat seluruh pelayan yang ada tersentak kaget dan berkeringat dingin.
Axinella berkomat-kamit menyusuri lorong yang gelap dengan hentakan kaki mungil jenjangnya. Suara kekehan membuatnya melotot tajam.
"Heh gausah nakutin ya! Lo pikir gue takut ?! HAH?!!! YA IYALAH GUE TAKUT SETAN. MAMAAAAA.... " Panik Axinella mulai menjinjing tinggi gaunnya.
Sagaf yang berada di ujung pilar terbahak memegangi perutnya bahkan air mata tak kuasa ia bendung lagi. Axinella semakin tertekuk masam melemparkan sepatu cantiknya pada pemuda tersebut yang dengan tangkas dihindari.
"Alle bangs*t! Anj*ng lo! Mati kek sana."
Sagaf yang mendengar umpatan Axinella semakin tak kuasa menahan tawanya. Pemuda itu memungut kembali sepatu Axinella dan memberikannya pada perempuan tersebut.
"Sudah marah-marahnya? Apa masih mau dilanjutkan?"
"YA MASIH LAH BEG*!" Dengan emosi membuncah Axinella menjambak rambut Sagaf. Tolong dicatat! Seorang Duke terhormat yang tak lain tak bukan masih satu darah dengan tiran kejam itu tengah dijambak. Catat!
"Ampun ampun Yang Mulia Permaisuri." Memelasnya membuat Axinella menarik tangannya. Bukan karena iba, melainkan rambut pria tersebut yang berhasil ia cabut beberapa helainya.
Sagaf hanya melotot meratapi beberapa helai rambut ditelapak tangan perempuan tersebut. Mau marah tapi Ratu. Mau marah, tapi dia juga bucin.
"Maaf ikut ketarik. Nih, aku kembalikan." Ucap Axinella dengan enteng menjumput beberapa helai rambut ditelapak tangannya kemudian menaruh kembali diatas kepala Sagaf yang tentu tidak ada gunanya.
"Kau ini kenapa?!" Sagaf tak dapat berkata-kata lagi.
"Kakakmu dan kau itu sama! Sama-sama menyebalkan."