14

34.7K 3.1K 13
                                    

Agak terkejod ya bestiee😭tiba-tiba rank naik pada minta up.  But, thankyou buat semuanya yang suka cerita ini, terimakasih dukungannya dan maaf untuk kesalahan kata maupun penulis😊

  But, thankyou buat semuanya yang suka cerita ini, terimakasih dukungannya dan maaf untuk kesalahan kata maupun penulis😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Axinella tak berani menatap wajah dingin dihadapannya. Walau ia berdiri sudah lebih dari satu jam, pria itu tampak diam dengan tenang namun malah semakin membuat mencekam.

"Apa tujuanmu lari dari sini Ella?" Datar Rodolfo membuat tenggorokan Axinella mengering.

"Aku-aku mau jalan-jalan saja. Aku bosaaan." Ucapnya terbata lalu merengek meminta belas kasihan.

"Kenapa kau tidak ditemani pelayan yang ada disini? Atau kau berniat selingkuh dengan pria tadi? Kutahu dia seorang calon Baron." Intimidasi Rodolfo membuat Axinella menggeleng ribut.

"Itu-itu tidak seperti yang kau kira. Aku tidak sengaja bertemu." Cicit Axinella memilin gaunnya.

Langkah menyudutkan Axinella hingga punggung gadis itu hendak terbentur sebelum lengan kokoh berurat menahannya. Mendongakkan kepala menatap sorot tajam yang begitu dalam menatapnya hingga ia lupa cara bernafas.

Chup.

Axinella semakin melototkan matanya. Rodolfo bukan mendaratkan ciuman di pipi maupun kening, melainkan tepat di bibirnya tanpa aba-aba.

Plakk

Reflek yang tidak ia duga. Menatap sedih tangannya yang telah lancang menampar pipi seorang tiran berdarah dingin. Ia sudah pasrah sekarang kala raut wajah pria itu tanpa ekspresi.

"Huaaaaa.... " Axinella tak tahu harus berbuat apa hingga memilih kabur terbirit-birit menghindari Rodolfo. Sedangkan pria itu tampak meraba pipinya menatap tajam Axinella tanpa berkedip.

"Mine." Tatapannya semakin tajam penuh obsesi dengan kekeh menyeramkan.

Lain dengan Axinella yang sudah menangisi nasibnya tak tahu ketika sudah berhadapan dengan Rodolfo nanti ia seperti apa, yang pasti sudah kepalang malu.

Menelungkup di balik seprai dan memukul kasur dengan brutal. First kissnya di ambil oleh sosok dingin tak berperasaan rasanya ia ingin teriak kencang hingga menembus cakrawala.

"Hiks, sialan toyib mesummmmm!!!!" Umpat Axinella hingga tertidur kelelahan.

Rodolfo menatap penuh obsesi menyusuri wajah damai istrinya. Cantik teramat cantik hingga rasanya ia ingin membangun kastil tinggi dan menempatkan istrinya disana agar orang lain tak dapat menjangkau Axinella serta perempuan itu tak dapat pergi darinya.

Langkah ringan membawanya ke penjara bawah tanah. Menatap satu-persatu para bawahan setia Kekaisaran. Baik muda atau tua tak pandang bulu.

"Cambuk diri kalian lima puluh kali. Dan jatah kalian makan malam ini sebagai hukuman tambahan. Jangan sampai hal ini terjadi lagi! Atau tidak ada pengampunan bagi kalian. Pastikan kegiatan kalian tidak mengganggu tidur istriku." Datar Rodolfo dipatuhi semua orang.

180 Degrees (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang