Tiga Puluh Empat : Truth or Dare

1.1K 75 0
                                    

Setelah menghabiskan seluruh hidangan yang ada, kelimanya tak lantas pergi ke kamar untuk beristirahat. Mereka sepakat untuk bermain game terlebih dahulu.

"Yang kalah harus siap ya hukumannya Truth or Dare." Diandra yang menyiapkan permainan kali ini. Ia membawa jenga dari dalam restoran, meminjamnya untuk digunakan bersama.

"Cari dulu yang mulai pertama siapa?" Dengan semangat mereka memilih siapa pemain pertama hingga terakhir menggunakan kertas, gunting dan batu.

Ketika pertama kali mengeluarkan tangan, hanya Kala yang mengeluarkan gunting sisanya kertas. Secara otomatis gadis itu menjadi pemain pertama. Selanjutnya Chandra, kemudian Diandra, Arjuna dan yang paling terakhir adalah Omar.

"Gue duluan ya." Kala menarik satu balok kecil yang berada di tengah terlebih dahulu. Ia menaruh balok itu di bagian atas dengan rapi. Putaran pertama tidak ada masalah bagi mereka, justru semua terlihat tidak kesulitan. Setelah mulai putaran kedua, otak dan kemujuran kelimanya sudah mulai dipertaruhkan. Hingga giliran Arjuna, beberapa kali ia berusaha menarik dan berakhir ragu karena sudah goyah. Tapi sepertinya dewi fortuna berpihak padanya, dengan susah payah Arjuna dapat memindahkan balok itu ke bagian atas. Namun naas, ketika Omar baru menyentuh salah satu balok yahg akan ia pindah justru terjatuh karena tersangkut. Tawa keempatnya menyembur saat melihat Omar tidak bisa berkata-kata.

"Hahaha! Baru mulai udah kalah aja lo, Mar."

Tawa keempatnya begitu kontras dengan ekspresi yang dibuat oleh Omar. "Truth or Dare?"

"Dare!"

Tak menyangka jika tantangan yang diberikan oleh teman-temannya adalah bernyanyi di panggung. Demi apapun, Omar memang suka menyanyi dan ia pun mahir bermain gitar, tetapi ini bukan hal yang sering ia lakukan. Gugup ketika semua mata mengarah padanya. Ketika petikan gitarnya mulai mengalun, Omar menutup matanya. Ia ingin menyampaikan sedikit perasaannya lewat lagu ini.

You don't know, babe
When you hold me
And kiss me slowly
It's the sweetest thing
And it don't change
If I had it my way
You would know that you are

Omar tidak menoleh ke penonton sama sekali, ia begitu menikmati permainan gitarnya kali ini. Walaupun degupan jantungnya terasa tidak normal, ia seperti tersihir setiap mengucapkan kata demi kata pada lirik lagu ini.

You're the coffee that I need in the morning
You're my sunshine in the rain when it's pouring
Won't you give yourself to me
Give it all, oh

Suara Omar yang serak dan rendah itu membuat banyak orang di restoran memujinya. Ia cukup mempesona dengan penampilannya malam ini, siapa pun pasti tersihir dengan suara dan pengucapannya yang terdengar seperti bergumam.

I just wanna see
I just wanna see how beautiful you are
You know that I see it
I know you're a star
Where you go I follow
No matter how far
If life is a movie
Oh you're the best part, oh oh oh
You're the best part, oh oh oh
Best part

Percaya tidak percaya ketika Kala memperhatikan Omar yang menyanyi, di bagian terakhir liriknya pemuda itu menatapnya dalam. Cukup, Kala bahkan bergidik ngeri ia hanya tidak bisa menafsirkan rasa aneh yang menjalar hangat di hatinya. Omar turun dari panggung dengan tepuk tangan riuh dari penonton. Tidak sedikit dari mereka yang menginginkan Omar bernyanyi sekali lagi.

"Malu banget gue!" Omar melompat-lompat saking ia merasa malu, telinganya bahkan sudah semerah kepiting rebus. Keempatnya tertawa melihat pemuda itu salah tingkah.

Bitterfly ✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang