EPILOG

3.7K 156 34
                                    

"Jadi nitip yang mana?" tanya Juna ketika ia baru sampai di toko bunga favoritnya. Ponsel keluaran terbaru itu menghias di telinganya. Panggilan yang berlangsung sejak sepuluh menit yang lalu itu tak jua membuahkan hasil. "Lily putih aja? Lah cerewet banget lo. Udah ah! Lily putih aja."

Ia memesan satu buket lily putih pesanan adiknya. Kemudian membayar dan kembali ke dalam mobil warna putih pemberian Dhika setelah ia menyelesaikan kuliah dokter beserta spesialisnya. Arjuna tidak menolak tentu saja, karena seharusnya ia bahkan mendapat semua warisan ayahnya jika tidak perlu membagi dengan adiknya. Ayahnya sangat kaya jadi kalau bisa diberi yang lebih pun Arjuna tidak menolak.

Seperti mimpi rasanya, tujuh tahun yang lalu Arjuna melihat adiknya harus bertarung dengan hidup dan mati. Ia kini kembali lagi dengan membawa satu buket bunga lily putih di tangan. Sneli yang ia pakai dengan tambahan stetoskop yang menggantung di lehernya membuat penampilan Juna terlihat sempurna.

"Hai," ucapnya pada pusara Kala yang terlihat rapi dengan rumput yang tumbuh di atasnya. "Apa kabar? Liat deh, kakak sekarang udah jadi dokter beneran." Arjuna tertawa dan menaruh buket bunga yang ia bawa.

"Kamu tahu nggak, susah payah kakak harus wujudkan mimpi ini. Karena orang yang selalu buat Kakak yakin sama pilihan ini justru udah pergi sebelum kak Juna mulai bertarung. Hari itu, Kakak ngeliat bagaimana kamu menyerah. Kamu pasti capek ya, kakak berusaha ikhlasin kamu karena setelah kakak mulai belajar penyakit itu ternyata buat kamu sakit banget ya.

"Oh iya, kamu tahu nggak kalau Jian sebentar lagi mau lulus. Nggak cuma S1 dia bahkan sudah lulus S2 sekarang. Hebat banget ya adek kita. Dia beneran lulus di MIT tahu, Kal. Beneran dia kayaknya titisan mama sama papa, soalnya dia pintar banget. Tapi dia cuma nitip bunga, katanya kan harusnya kamu hadir di wisudanya dan kasih dia bunga, tapi ini malah terbalik."

Lagi Arjuna mengusap nisan Kala yang bersih terawat, ia seperti membuka luka lama setiap kali datang ke tempat ini. Pusara Kala bersebelahan dengan bundanya. Arjuna mengeluarkan lembaran usang dari sakunya. Ia kembali membaca tulisan tangan disana, tersenyum ketika mendapati tanda centang disana. "Wishlist ini memang nggak pernah penuh ya? Tapi kamu pasti nggak tahu kalau Papa udah maafin kamu, Papa selalu merasa bersalah sama apa yang terjadi sama kamu. Kak Juna sudah bantu centang biar kamu senang."

"Kal, bahagia terus ya. Papa selalu sayang sama kamu. Papa mungkin yang terlihat paling kuat, tapi berkali-kali dia cuma ngabisin waktu di kamar kamu. Nangis. Mama juga masih sering masak menu makanan yang biasa kamu makan. Kita semua terbiasa menganggap kamu masih ada di antara kita. Jian yang jauh juga suka banget nonton pertunjukan balet, katanya selalu inget sama kamu. Kalau kakak... kakak masih belum terbiasa Kal. Sekarang kakak ambil spesialis penyakit dalam, kakak banyak temuin kasus gagal ginjal kayak kamu. Kakak nggak kamu sampai ada Kala kedua, ketiga dan seterusnya."

"Kata orang, setelah tujuh tahun kita bakal lupa bagaimana suara orang yang sudah meninggal. Tapi kakak nggak mau, kakak selalu mau kamu hidup di ingatan kakak. Selalu jadi anak kecil yang pertama kali kakak kasih permen. Selalu jadi anak baik dan selalu buat orang bahagia. Kala... bahagia ya sama Bunda, nggak perlu lagi diam-diam nangis kesini. Kamu sekarang udah bareng sama Bunda. Maafin kami kalau selalu buat kamu sedih. Kakak pergi dulu ya, nanti kalau Mama sama Papa sudah kembali bawa Jian pulang kami pasti kesini lagi."

Arjuna mengecup nisan adiknya itu, air mata kembali menetes setelahnya. Ia kemudian berdiri dan membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor karena rumput kering. Ia berjalan menjauhi makam Kala. Dulu, langkahnya berat setiap kali datang dan akan pergi. Air mata seakan tak pernah habis mengingat adiknya. Tetapi sekarang, perihal ikhlas memang tidak pernah main-main. Ia berusaha ikhlas agar jalan adiknya jauh lebih mudah di alam sana.

---

Bye.
Selesai beneran, hehe

Sebelumnya boleh komen dong, tau cerita ini dari mana sih?

Love you all!!!
See you di lain cerita lagi yaaa.

Mau simpan disini kalau cerita ini pernah ada di #1 dan #2  hehehe. Thank you 🫶

 Thank you 🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bitterfly ✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang