4

22.9K 1.3K 133
                                        

Kriet

Cyella menarik kursinya dengan tatapan datar lalu mendudukan bokongnya dengan tenang.

Tak

Pistol dengan pisau yang melekat itu ia taruh disamping piring tanpa menghiraukan tatapan yang memandanganya terkejut.

"Cih, lama lo." sinis Malvino yang dihiraukan oleh Cyella, gadis itu tengah mengusap-usap ujung pisaunya yang cantik nan mengkilat.

'Huft... Ini malam.'

Kemudian tatapannya teralihkan menatap teman-teman abangnya?. Mereka masih disini? Apakah mereka tidak punya rumah?. Dasar gembel.

"Sudah, ini sedang dimeja makan kalian jangan bertengkar." lerai pria setengah baya itu dengan tatapan dingin yang menatap putrinya, Cyella yang nampak berbeda membuat pria itu menghela nafas.

"Yasudah, mari makan." mereka mengangguk dan mulai mengambil nasi dan lauk pauk yang diinginkan sedangkan Cyella tengah menopang dagunya sembari memutar-mutar pisau lipat berukuran sedang.

Tatapannya membidik paha ayam goreng yang nampak menggiurkan itu dengan ekspresi yang serius.

Wush

Sret

Dapat! Tepat sasaran! Pisau sedang itu menancap sempurna pada paha ayamnya yang sedari tadi ia incar. Ia menjilat bibir bawahnya, tidak sia-sia ia menjadi psychopath. Ia bangga sangat bangga tentang hal itu.

Kelakuan Cyella tadi sempat mendapati tatapan terkejut dari semua orang termasuh ayahnya itu yang kini menyandang status sebagai duda hot.

"Lo bisa ga sih, kalo makan jangan bikin rusuh!." gertak Charka menatap tak suka kepada adiknya itu.

Ah, adiknya?.

Cyella mengedihkan bahunya acuh dan mulai mengambil pisau sedangnya bersamaan dengan paha ayam yang menancap sempurna lalu memakannya dengan tenang tanpa memperdulikan abangnya itu.

"To be contol, lu liat ga tadi?." bisik Calvin kepada adiknya, Celvin.

"Iya gue tadi liat, syuuhhh sret keren." balasnya yang juga ikut berbisik.

"Lo! Gue ini abang lo, seharusnya lo hormati yang lebih tua." deliknya menunjuk Cyella dengan jari telunjuknya.

Cyella dengan tenang mengangkat jari tengahnya kepada yang mengaku sebagai abangnya itu. Respon Cyella membuat cowok itu semakin marah.

"Dasar jalang! Ga tau sopan santun!." ia berdiri dari duduknya membuat Cyella juga berdiri. Mungkin adu mulut akan terjadi. Manusia kembar itu menatap keduanya seolah menantikan pertengkaran yang amat dahsyat dan besar.

"Gue emang ga pernah diajarin sopan santun, gue emang anak pembawa sial, gue emang ga tau diri, gue emang selalu salah dimata kalian semua. So, what? Gue bangga dengan itu semua, asal lo pada tau gue enggak peduli sama kalian para abang-abang bangsat!. Gue lebih milih jadi gembel dari pada dilahirin keluarga jahanam kaya gini?! Lo sebagai kepala keluarga seharusnya mikir jangan cuman diem dan ngurusin semua berkas-berkas lo itu!."

Semua orang terdiam tak bergeming menatap gadis di depannya yang berbicara tanpa emosi. Tatapan lembut sudah tidak ada lagi dan kini hanya tatapan dingin dan tajam.

Bahkan para abang Cyella tampak tersentil hatinya begitu pun dengan ayah Cyella yang menampik mimik bersalahnya. Ia tak tau bahwa putri satu-satunya diperlakukan tak adil.

"Lo bahkan lebih to be contol dari manusia kembar ini. Dan lo Lalalonthea, si manusia paling menjijikan yang haus akan harta, cih selamat lo udah bisa jembut kasih sayang dari abang-abang bangsat gue! Kurang apa lo? Lo pikir dengan ini semua lo menang, tidak sayang gue bakal ikuti permainan lo kali ini." Lalalonthea yang dibawa-bawa pun hanya menangis sesegukan dengan raut yang menyedihkan.

"Kita kok dibawa-bawa ya?." bisik Celvin kepada abangnya itu.

"Mana pake kata mujarab lagi, to be contol!." tambah Calvin yang juga berbisik.

Cyella berjalan meninggalkan semua orang yang menatapnya.

'Dia, secepat itukah dia berubah?.'

'Gue keterlaluan ya?.'

'Ck! Kenapa masih hidup sih! Bukannya mati aja!.'

'Maafkan ayah sayang, ayah tak bermaksud melalaikan kewajiban ayah. Ayah menyesal.'

'Gue minta maaf.'

Itu beberapa batinan orang mengenai Cyella. Sedangkan Lalalonthea terus menangis membuat semua orang merasa iba kecuali si pendiam, si cuek dan manusia kembar yang bahkan sudah meninggalkan meja makan karena sudah tidak mood.

"Ka-kalian pe-percaya ah ka-kalo ah aku bu-bukan ah haus ah akan harta 'kan?." ia terus menangis sembari menatap mereka dengan air mata mengalir.

"Iya, kita percaya kok mana mungkin kamu kaya gitu." ujar Kaivand lembut.

"Iya palingan si nenek lampir dari kian santang itu iri sama kamu." tambah Jorgas.

"K-kak ah Verick per-percaya ah 'kan?." ia menatap Malverick yang duduk disebelahnya.

"Iya kakak percaya sama kamu." ucapnya lembut sembari mengusap rambut Lala.

"Lala seneng ah banget kalo ah kalian percaya ah sama Lala." Lala tersenyum manis mendengar respon mereka.

'Menjijikan.'
______

Jleb

AARRGGGHH

Orang itu semakin dalam menusuk perut seorang pria buncit, bau sperma masih terasa diindra penciumannya.

"Cih abis bercocok tanam lo? Nanem biji duren berapa lu?." tanyanya dengan nada terkesan dingin sembari menatap pria itu yang menahan sakit.

"Uhuk uhuk uhuk." pria itu terlihat mengeluarkan darah begitu banyak.

Dan dengan segera seseorang itu atau bisa kita sebut Cyella tengah menuntaskan hasrat membunuhnya, merobek bagian perut hingga melebar.

Lalu menyayat pipi pria buncit itu menuliskan beberapa kata-kata kasar seperti fuck, damn, asshole, bitch.

Karena tak ingin berlama-lama Cyella lebih memilih menusuk pri buncit itu tepat dijantungnya yang menembus dalam.

Ia berdiri dari jongkoknya kemudian menebar bunga mawar berwarna semerah darah dan kemudian meninggalkan mayat itu.

Dalam perjalan ia lebih memilih menyesap rokoknya sembari berjalan disetiap gang kecil yang gelap gulita beberapa ada yang minim penerangan.

"Hei, bitch." sapanya pada bitch yang baru saja melewatinya, bau alkohol langsung menyeruak mengenai hidungnya.

"Dunia sedeng." gelengnya prihatin.

_______

By:NVL.EL

Transmigrasi Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang