11

13.3K 911 18
                                    

"Ucapan anakmu sangat menusuk hatiku kawan." Tuan Daylen memegang dadanya dramatis. Papa juga melakukan hal yang sama seperti Tuan Daylen, merasa tersakiti oleh ucapan putri cantiknya ini.

"Sudahlah, saya hanya bercanda kalau beneran boleh kok nambah tunangan lagi." Tuan Daylen mengedipkan matanya genit kearah Cyella yang sudah mengangkat sebilah pisau lipat yang selalu dibawa kemanapun gadis itu pergi.

Kedua pria itu meneguk ludahnya kasar, anak cetakan Tuan Graldin yang satu ini benar-benar mengerikan. Tidak bisakah gadis itu tersenyum walau hanya tipis setipis kain dasternya emak.

Wajahnya yang datar tatapannya yang dingin seolah menusuk hingga anus tanpa memberi celah sedikitpun pada yang menatapnya.

"Anak kamu ga bisa diajak sok asik." bisik Tuan Daylen pada Tuan Graldin yang mendengarkannya dengan serius.

"Diem kamu bau tengik." dengus Tuan Graldin merasa tak suka dengan ucapan sahabatnya yang mengatakan bahwa anaknya tidak bisa diajak sok asik. Namun, lebih mending kalau anaknya seperti Cyella ini, lebih jujur.

"Hei, itu nama kesayangan dari Cyella kau tidak bisa memanggilku seenaknya hanya Cyella lah yang berhak memanggilku seperti itu, kau hanya orang asing yang sok asik." ucap Tuan Daylen berkacak pingang.

"Hei, orang asing? Aku ayahnya dan aku yang mencetaknya! Enak saja kau mengatakan aku orang asing." dengus tak suka Tuan Graldin berikan.

"Ya, ya, ya. Kau membanggakan sekali hasil cetakanmu itu. Ngomong-ngomong gaya apa yang kau lakukan sehingga bisa mendapatkan putri yang secantik ini?." keponya.

"Kau harus menggunakan 1000 gaya yang keren dan estetik."

"Berapa lama waktu yang dibutuhkan?."

"Hm, maksimal 24 jam sih."

"Bukankah kau duda? Lalu dengan siapa kau naena?."

"Tentu saja dengan putrimu."

Plak

"Omong kosong kau bau tengik!." Tuan Graldin mengeplak kepala Tuan Daylen.

"Ngomong-ngomong kau benar-benar jatuh hati pada anakku?." tanya Tuan Graldin dengan alis terangkat satu. Tak biasanya sahabatnya akan jatuh hati duluan pada seorang perempuan. Dulu, mendiang istri Tuan Daylen lah yang menembak dan menyukai Tuan Daylen duluan.

"Tentu saja." jawab Tuan Daylen tersenyum merekah pada Cyella yang tengah menatap pisau lipatnya yang sedikit ada bercak merah yang kemudian dibersihkan menggunakan dress merahnya.

Walaupun gadis di depannya ini sangat mengerikan namun gadis ini unik dan menarik bisa juga dikatakan bahwa gadis ini berbeda dengan gadis-gadis hasil cetakan ayah mereka.

Mendiang istrinya saja yang hasil cetakan dari ayah konglomerat tidak ada bandingannya dengan Cyella bisa dikatakan menurut pendapat jujur dari Tuan Daylen mendiang istrinya biasa saja.

"Sudah, sudah silahkan kalian makan-makanan yang disajikan. Aku akan menyambut tamu-tamu lainnya." ucap Tuan Daylen pamit undur diri.

Papa menatap makanan yang berjejer dimeja para tamu-tamu sedangkan minuman sudah disediakan di meja khusus. Minumannya diantara lain jus, anggur merah, dan air putih.

"Sini putri papa yang cantik." ucap papa sembari menepuk-nepuk kursi disebelahnya. Cyella mengangguk sejenak sembari mendudukan bokongnya pada kursi tersebut.

Cyella meminta pelayan untuk membawakannya minuman wine. Dia tidak makan cukup minum wine saja sudah cukup.

"Ayo kesini."

"Tapi pa, Zeno males pah."

"Kamu tuh ya. Masa mau jadi bujang perjaka tua, ga malu apa sama temen kamu yang udah pada nikah?."

"Ck, papa aja belum nikah lagi, pake ngatain aku segala lagi." decihnya sinis.

"Dan, juga pah mereka nikah karna nganu disekolah, lagian temen-temenku masih SMA."

"Untung kamu normal sama waras." Tuan Daylen menghela nafas lega.

Tuan Graldin melihat kebelakang saat suara ribut dari suara yang sangat dikenalnya. Ternyata, yang dilihat Tuan Graldin adalah Tuan Daylen yang sedang mendorong-dorong pungung seorang cowok untuk mendekat kearah meja mereka.

Sepertinya yang sedang didorong Tuan Daylen adalah anak kandung pria tersebut. Dari perawakan tubuhnya saja sudah mirip dengan Tuan Daylen itu sendiri.

"Oi, bre, anak kamu itu?." tanya Tuan Graldin menatap anak Tuan Daylen dari atas sampai bawah, samping kanan kiri, depan belakang.

"Iya dong. Gimana, udah cocok belum sama anak kamu?." tanya Tuan Daylen dengan senyum sumringah. Sedangkan, wajah anaknya menampilkan raut aneh.

Seolah-olah berkata tanpa suara. "Ini aki-aki buriq ngebet banget pengen anaknya nikah."

"Jujurly, dari lubuk hati aku anak kamu tuh masih bau ketek ya buat tentang hal-hal percintaan picisan sama anakku dan yang pastinya cetakannya harus ya glowing-glowing. Emangnya anak kamu bisa memberikan apa untuk anakku?." Tuan Graldin tersenyum dengan wajah menjengkelkan.

"50% saham." ucap Tuan Daylem.

"Satu unit apartemen, 1 perusahaan teknologi, uang bermilyar-triliun, 1 stadion, perhiasan, apapun yang anak kamu mau pasti Keluarga Daylen akan memberikan semua keinginannya tanpa terkecuali." Tuan Daylen menatap sengit kearah Tuan Graldin yang diam menatap lurus kearahnya.

'Oh, tua kwek-kwek ini rupanya ingin memprovokasi putri cantikku agar bisa menjadi menantunya. Tak akan kubiarkan itu terjadi." batin Tuan Graldin mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

"Zeno, kau berkenalan lah pada cetakan Tuan Graldin ini." ucap Tuan Daylen menunjuk Cyella yang tengah duduk anteng dengan segelas wine.

"Iya, iya."

Zeno mendekati Cyella lalu menepuk pundaknya dari belakang.

"Kenalan."

Cyella menengok kebelakang kala ada yang menepuk pundak, ia mendongak keatas dengan satu alis terangkat membuat Zeno membulatkan matanya tak percaya.

"Mantan?!."

________

By:NVL.EL

Transmigrasi Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang