8

15.8K 1K 21
                                    

"Hah, untung lo pada dateng tepat waktu kalo ga udah tinggal nama gue." ucap Kaivand sembari menyandarkan tubuhnya pada sofa ruang keluarga. Ia mengelap keringat menggunakan pungung tangannya. Sungguh tadi Cyella benar-benar sangat mengerikan.

Untuk luka, semuanya sudah diobati.

Namun entah kenapa ia lebih suka Cyella yang sekarang. Menginggat itu membuat Kaivand terkekeh dan segera sadar sembari menepuk pipinya agak kuat.

"Apaan dah gila aja sih." gumam Kaivand lirih.

"Gue aja kaget bre liat si Cyella jadi brutal kek gitu." ucap Jorgas menggelengkan kepalanya pelan.

"Mungkin aja nih ya, si Cyella ada dendam sama lo berempat. Ngingetin lo pada yang acuh tak acuh banget sama Cyella waktu dulu, sering bentak Cyella dan Cyella ngerasa ia lebih baik hidup sendiri walaupun susah dari pada hidup sama kalian yang ga ada gunanya jadi abang. Adek lagi kesusahan bukannya dibantu lu malah cuman jadi penonton. Waras ga lo pada?." ucap Dewa panjang kali lebar dan itu mampu membuat keempatnya terdiam.

"Satu lagi, lo pada berempat dulu sayang banget sama adek kalian nah pas dia udah SMA rasa sayang kalian tiba-tiba aja udah ilang dan gue rasa penyebabnya gara-gara orang baru." kali ini Dewa tersenyum misterius kepada mereka yang langsung ditanggapi raut wajah heran.

"Maksud lo orang baru, Lala?." Calvin menyuarakan pendapatnya. Ini sih yang ada dipikirannya kalau terkait orang baru. Orang barunya cuman Lala doang.

"Vin, lo ga usah ngawur deh, Lala itu cewek baik-baik, dia masih polos, lugu kek bocah. Bisa-bisanya lo nuduh Lala yang enggak-enggak." Malvino bersiap ingin berdiri karena tak terima dengan apa yang baru saja diucapkan Calvin.

"Ada benernya juga Calvin. Lala orang baru bisa aja dia iri." Savero bangkit dari duduknya seraya terkekeh sinis kepada mereka semua.

"Apa-apaan lo?! Dasar adek ga tau diuntung! Lala ga mungkin iri sama cewek jalang kek Cyella yang bisanya cuman desah doang dipangkuan om-om berlemak itu!." sungguh Malvino sangat emosi sekali.

"Mungkin aja Lala iri karna suara desahan Cyella lebih merdu dan lebih membangkitkan sesuatu yang sudah loyo kembali tegak sempurna, bisa aja 'kan?." ini Kaivand entah kenapa ia jadi suka seperti ini biasanya juga ia ikut terpancing emosi kala nama Lala dibawa-bawa.

"Maksud lo apa?! Lo kira Lala jalang, hah?!." Charka berdiri dan siap-siap membogem keduanya.

Namun harus terhenti kala pelayan memberitahukan bahwa makan malam sudah siap dan ditunggu oleh Tuan Graldin.

Mereka semua akhirnya diam dan lebih memilih berjalan sendiri-sendiri dan juga agak memberi jarak. Tanpa mereka sadari ada salah satu cowok yang diam-diam menatap pintu kamar lantai dua.

"Cyella." desisnya lirih menatap rindu kearah kamar Cyella yang berada dilantai dua.

Ia menekan dadanya kuat. Selalu saja seperti ini saat ia mengucapkan nama Cyella pastinya degup jantungnya langsung berpacu dengan cepat.

Jantungnya berdetak dengan cepat hanya untuk satu nama, Cyella.

Dan, dia adalah Malverick.

"BOS CEPET ELAH SINI KITA MAKAN GRATIS!." teriak Celvin tak tau malu.

"Berisik woy ada Tuan Rumah disini ege! Ntar lu bisa aja diblacklist dari tamunya Pak Graldin." ucap Calvin dan tersenyum tak sopan pada papa yang datar itu.

"Maaf om lagian teh bos saya lambat kek keledai." Celvin tersenyum tak enak pada papa yang hanya diam.

"Bos udah ditungguin. Kemana aja sih bos?." tanya Jorgas membuat Malverick menatap keluar meja makan, gerakan reflek.

"Hm." dehem Malverick lirih.

"Putri papa yang cantik sini nak kita makan bareng. Papa udah buatin makanan kesukaan kamu." papa dengan semangat melambai-lambai pada Cyella yang baru turun dari tangga dengan pakaian serba hitam.

Cyella menatap mereka semua yang duduk manis di depan meja makan. Kemudian melengos pergi dengan tatapan datar sembari mengangkat tangannya keatas tanpa menoleh kebelakang.

"Ijin. Balapan." setelah mengatakan itu papa mendadak suram. Sudah dua kali putri cantiknya itu menolak ajakan makan bersama dan itu membuat rasa bersalah papa menjadi semakin tinggi.

'Bagaimana cara saya meminta maaf pada putri cantik saya dan bisa dimaafkan. Apakah sogokan tadi belum cukup? Ah atau semua sogokan tadi kurang, baiklah.' batin papa mengangguk-angguk.

"Udah ya pa. Papa ga usah urusin tuh jalang satu dia 'kan cuman beban hidup." ini Charka yang coba menenangkan kesuraman papanya itu.

"Diem." ucap Savero. Lihatlah kedua tangannya sudah mengepal kuat bahkan urat-uratnya saja sudah kelihatan. Tatapannya menajam saat bersitatap dengan mata milik Charka.

"Sudah, ayo kita makan saja." ucap papa berdehem membuat suasana agak lebih mendingan dari pada yang tadi, suram dan mencekam.

________

"Saya mau perhiasan, berlian, pokoknya semua yang ada di toko perhiasan pindah kesini. Kalau perlu saya beli tokonya. Tokonya harus dekat dengan rumah saya, ga jauh ga deket juga." kata papa pada orang sebrang sana.

"....."

"Semua coklat yang berbobot 1 kg harus ada dirumah saya. Tidak boleh lama minimal pas putri cantik saya sudah ada dirumah harus sudah sampai." tegasnya.

"....."

"Agas!." panggilnya pada asisten pribadinya yang tengah duduk santai sembari membenarkan kacamatanya.

"Ya tuan?."

"Satu koper emas dan satu koper uang tolong pindahkan ke kamar putri cantik saya. Ingat jangan diambil ku penyet kau lama-lama kalau ambil ini uang." ucap papa sembari menyerahkan dua koper kepada Agas yang menatapnya datar.

"Bos prik." ucapnya dengan suara rendah.

_________

By:NVL.EL

Transmigrasi Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang