9

18K 1K 23
                                        

Cyella menyugar rambutnya kebelakang saat sudah sampai diarena balapan. Ia sedikit menurunkan resleting jaket model crop topnya itu.

Ia mengedarkan pandangannya keseluruh arah menatap semua manusia-manusia yang tengah menyoraki idola balapannya yang tengah stay digaris start menunggu peserta lainnya.

Ada juga yang tengah curi-curi pandang kearahnya bahkan ada yang terang-terangan menggodanya tanpa tau malu dan tempat. Itu membuat Cyella sedikit risih.

Malam hari ini terasa sangat ramai sekali. Didunianya dulu dan sekarang arena balapan adalah tempat favoritenya. Karna ia bisa lebih leluasa bebas tanpa beban dan kekangan dari orang-orang terdekatnya.

Cyella turun dari motornya tanpa melepaskan helmnya. Ia menatap orang-orang sekitar sejenak sebelum kakinya melangkah mengitari arena balapan.

Sudah beberapa menit Cyella mengitari arena balapan dan dia belum menemukan sesuatu yang menarik. Namun, tatapannya tiba-tiba saja mengarah pada sesuatu yang berwarna biru dan warna-warna cerah lainnya.

Mendadak ia mempercepat langkahnya menuju kesesuatu itu. Dengan senyum tipis yang amat tipis itu.

"Bang, permen kapasnya dua ya, warnanya biru sama kuning aja." ucap Cyella pada penjual permen kapas itu.

"Siap atuh neng." penjual permen kapas itu mengacungkan jari jempolnya.

Setelah beberapa menit Cyella menunggu, akhirnya permen kapas sudah selesai dibuat dengan segera ia menuju motornya sembari membawa dua permen kapas.

Pada kenyataannya Cyella ketempat arena balapan bukan untuk balapan melainkan hanya untuk membeli permen kapas.

Dan, penonton yang menonton aksi balapan itu pun hanya memandang cengo pada Cyella. Mereka kira idola-idola pembalap tadi menunggu gadis itu untuk balapan.

Beberapa peserta yang ikut balapan saja hanya diam menatap Cyella yang beberapa menit lalu hanya jalan-jalan.

'Lucu.'

"Dimana gadis itu?."

"Bos, lu lagi cari siapa sih? Pulang-pulang abis dari rumah Malvino lu kek khawatirin sseorang bahkan lu nyarinya diarena balapan." tanya Jorgas merasa heran pada Malverick yang terlihat khawatir. Posisi mereka saat ini sedang berada diarena balapan.

"Lu lagi cari tunangan lu?." tanya Dewa hal itu mampu membuat manusia kembar menutup mulutnya tak percaya.

"Demi apa?." bisik Calvin.

"Si bos setan ini ngehawatirin Cyella, tunangan sahnya?." bisik Celvin.

Malverick mengusap wajahnya kasar. Bagaiamana gadis itu dengan entengnya meminta ijin untuk pergi balapan. Tidak tahu kah ia sangat mengha--.

"Sejak kapan lu khawatirin dan perhatiin Cyella?." Malverick menatap Kaivand yang tadi berbicara dengan nada sinis kepadanya.

"Oh apa lu udah cinta sama Cyella?."

_______

Pagi, sinar matahari menyambut dari sela-sela pepohonan rindang. Gadis dengan surai panjangnya itu menekan dadanya kuat, perasaan aneh ini tiba-tiba melingkup isi hatinya.

Dan, sesuatu yang terus menerus memaksa untuk masuk kedalam memori tubuh ini.

Pecahan-pecahan memori yang nampak familiar itu membuatnya menahan sakit pada area kepala.

Mengapa pecahan-pecahan memori itu sangat sama dengan yang pernah ia alami dikehidupan dulunya?.

Tok tok tok

"Putri papa yang cantik. Kamu udah bangun sayang?." Cyella mengerjap-ngerjapkan matanya saat suara papa dari tubuh membuyarkan kegiatannya.

Ia membuka pintu, menatap dari atas sampai bawah pakaian yang dikenakan oleh papa kandung tubuh ini serta senyum bagai madu yang manis itu membuat Cyella menatap aneh papanya itu.

"Kadal gurun are you ok?."

"Tidak bisakah kau memanggilku dengan sebutan 'papa'?." papa menatap Cyella dengan binaran menyilaukan dari kedua matanya. Ingin rasanya Cyella mencongkel kedua bola mata papanya itu.

Karena, bagi Cyella sesuatu yang menarik apalagi yang menyilaukan itu harus ia dapatkan.

"Ayolah panggil aku papa. Papa, papa, papa." papa mengoyang-ngoyangkan lengan Cyella dengan mempertahankan binaran yang menurut papa sendiri adalah imut dan menggemaskan.

"Berhenti bertingkah seperti itu kadal gurun." dengan senyum manisnya Cyella mengeluarkan sebilah pisau lipat tepat di depan mata papanya itu.

Benar-benar mengerikan.

"Baiklah, baiklah." dengan senyum tertekan bahkan tangan yang mendadak tremor. Putri cantiknya benar-benar mengerikan, bagaimana ia bisa membuat anak seperti Cyella ini?. Goyangan mana yang salah saat ia berhubungan dulu hingga menghasilkan anak seperti Cyella ini.

Gayanya yang psikopat bukan dari sifat keluarganya.

Papa menepuk-nepuk kepala Cyella pelan dengan senyum lembut. "Maafkan papa yang tidak becus menjaga dan merawatmu. Maafkan papa yang telah lalai mendidik abang-abangmu itu. Papa tau papa salah, maafkan papa sayang."

Perlahan cairan bening itu menetes dan meluncur begitu saja, papa mengusap pipinya yang basah. Cengeng sekali bisa-bisanya ia menangis di depan putri cantiknya yang jelas-jelas memandangnya datar.

"Don't cry kadal gurun. Wajahmu sangat jelek ketika kamu menangis hampir saja aku memotretmu dan menjadikan meme." ucap Cyella dengan wajah datarnya.

"Sudahlah, sekarang putri papa yang cantik segeralah bersiap-siap. Pakai pakaian yang rapi oke? Papa tunggu dibawah."

"Acara?."

"Betul sekali." papa mengangguk meninggalkan Cyella yang mendengus dingin.

'Dasar kadal gurun.'
________

By:NVL.EL

Transmigrasi Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang