22

8.4K 584 31
                                    

Cyella masuk ke dalam ruang kerja milik papanya, bisa di lihat Syana yang tengah kepanasan dengan baju yang berantakan seraya menggesek-ngesekkan vaginanya pada kaki meja ruang kerja papanya.

Papa yang baru saja masuk langsung terkejut ketika melihat Syana.

"Hah, meja kerja papa terkena virus." ucap papa menatap miris meja kerjanya.

Cyella berjalan mendekat ke arah Syana dan menarik rambut panjang Syana, menyeretnya keluar dari ruangan papanya itu.

"Ahh, sakithh le-lepashh." berontak Syana.

"Tu-Tuan to-tolong eunghh sa-sayahh." Syana yang melihat papa langsung melambai-lambaikan tangannya dengan wajah memohon.

Sedangkan, si papa langsung membalikkan badannya sembari merogoh sakunya dan mengeluarkan handphone, Syana yang melihat itu mendesah kecewa karena Tuannya acuh tak acuh kepada dirinya.

Memangnya siapa kamu?

"Halo, tolong kamu belikan meja kerja baru untuk saya." ucap papa kepada seseorang di seberang sana.

"Oh baik Tuan, laksanakan.' ucap orang itu. Papa langsung saja mematikan telphonenya.

Cyella terus saja menyeret rambut Syana tanpa memperdulikan tatapan dari pelayan-pelayan yang sedang lewat atau sedang bertugas di sana, bisik-bisik pun langsung terdengar.

Hingga tibalah sampai di tempat yang ingin di tuju Cyella yaitu kolam renang. Cyella menyeret masuk Syana hingga ke tepi kolam renang kemudian mencelupkan kepala Syana sedikit lama di dalam kolam.

Blup blup blup

Hampir kehabisahan nafas, sontak Syana mengeleng-ngelengkan kepalanya. Di dalam air mulut Syana sudah mangap-mangap tak karuan.

Cyella menarik rambut Syana hingga Syana bisa mengambil nafas sebanyak-banyaknya walau nafas sudah tersenggal-senggal. Badannya juga sudah agak mendingan.

"Kamu! Lepas, lepasin saya!." berontak Syana membuat Cyella kembali mencelupkan kepala Syana ke dalam air kali ini lebih lama lagi.

"Berisik sekali." decak Cyella tak suka.

Cyella tersenyum miring, matanya mengerling jahil kala otaknya menemukan semua ide yang sangat brilliant. Perlahan tarikan di rambut Syana terlepas tanpa Syana ketahui.

Kaki jenjangnya terangkat, kemudian menendang bokong Syana membuat Syana tercebur ke dalam kolam.

Cyella terkekeh sejenak sebelum pergi meninggalkan area kolam renang.

_______

"Sialan memang, dia pikir dia siapa?." gerutuan kesal terdengar dari bibir merah sang ibu Keira. Dia kesal, dia marah pada gadis yang merusak rencananya, ingin menggoda namun gagal total.

Jika rencananya berhasil, pasti dia sudah menikah dengan majikannya dan menjadi istri dari orang kaya. Dan, akan dia buat gadis tadi menderita dan mengusirnya dari rumah, lalu anak dari orang kaya ini akan ia nikahkan pada putrinya yang cantik.

"Ibu, kenapa ibu bisa demam begini sih? Ngerepotin aku aja buat ngurusnya, aku tuh capek bu baru pulang dari sekolah." ucap kesal Keira sembari melempar tasnya ke sembarang arah dan mendekati ibunya yang terlihat menggigil.

"Ini semua gara-gara gadis sialan itu! Ibu kaya gini juga gara-gara dia, dia yang udah bikin ibu tenggelam di kolam renang, ibu kan ga bisa berenang akhirnya pingsan. Kamu jangan nyalahin ibu dong, gini-gini ibu kan buat demi masa depan kita!." ucap Syana marah.

"Iya, iya, Keira paham, ibu kaya gini kan buat masa depan kita biar kita jadi kaya dan ga susah kaya dulu." ucap Keira menganggukan kepalanya.

"Kita harus bergerak cepat untuk menyingkirkan gadis sialan itu agar tidak menganggu rencana kita." ucap Syana dengan tangan terkepal.

"Caranya?." tanya Keira. Otaknya sedang kosong jadi tak ada pikiran atau pun rencana yang terlintas.

"Sini, ibu bisikin." Syana mengajak putrinya untuk mendekat agar rencananya tidak diketahui orang lain.

Namun, ada seseorang dibalik pintu yang telah mendengar semua pembicaraan ibu dan anak itu.

'PPB ternyata.' batin orang itu tak menyangka.

_______

"Cy!." panggil Kaivand saat Cyella menuruni tangga dengan pakaian serba hitam. Kini Kaivand serta yang lainnya tengah berkumpul bersama tentunya ada si pungut Keira yang cuman bisa hiks hiks ga jelas, jablay, alay, marah-marah kek ibu komplek, centil, bermuka dua, nemplak-nemplok kek syaiton.

Cyella menoleh sejenak kepada Kaivand lalu melanjutkan jalannya.

"Kalo orang manggil sapa kek! Kalo ga jawab! Bisu lo hah?." Cyella menguap kecil, lagi-lagi abangsatnya si gadis tai ini berulah.

"Kamu mau kemana dek?." tanya Savero yang sedari tadi bermain handphone.

"Keluar." jawab singkat Cyella.

"Abang ik--." ucapan Savero terpotong kala Keira menyela.

"Kamu itu cewek, ngapain keluar malem-malem? Mending kamu dirumah kaya aku ini. Nanti kamu hilang siapa yang repot? Tuan dan yang lainnya lah yang repot." ucap polos Keira.

"Bener kata Keira, kali ini aja lo baik-baik dirumah kaya Keira." ucap Malvino.

"Atau lo mau ngejalang di club? Mau ketemu om-om itu? Ngaku deh lo! Ga usah sok suci deh! Muak gue liat muka lo yang sok polos itu!." ucap Charka pedas.

"Jaga ya omongan lo! Ga usah ngehina adek gue bangsat! Abang biadap lo!." Kaivand yang terlampau kesal langsung saja membogem wajah Charka dengan brutal.

'Ayo gelud, gelud.' batin Cyella tersenyum puas karena mendapat tontonan mengasyikkan.

"U-udah hiks stop! Kalian hiks jangan berantem hiks lagi!." Keira mencoba menegahi.

"Lo jangan nekat Kei, biarin mereka yang pisahin." Malvino menarik Keira menjauh.

"Lo pisahin cepet!." ucap Malvino ke Savero. Savero hanya mengedihkan bahu acuh tak acuh.

"Itu pantes buat Charka terima, dia udah hina adek gue." ucap Savero.

"Lo!." Malvino tak bisa berkata-kata lagi.

"Ini semua gara-gara lo jalang! Dasar jalang!." bentak Malvino.

______



By:NVL.EL

Transmigrasi Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang