Leora mengedihkan bahunya acuh tak acuh kemudian pergi tanpa memperdulikan kekacauan dan teriakan cempreng dari Malviajno.
Cyella menghela nafas panjang dan memijit pangkal hidungnya, ia tak ambil pusing lagi segera memakai helmnya dan melajukan motornya.
Hingga tiba di gedung yang terbengkalai dengan lampu remang-remang di pinggir jalan. Cyella bisa melihat empat manusia berbeda gender itu memasuki gedung terbengkalai tersebut, segera senyum miring Cyella terbit.
"Permisi." ucap datar Cyella kala ada seseorang perempuan yang lewat.
"A-ah iya mbak? Kenapa ya mbak?." tanya perempuan itu sembari menghampiri yang duduk menyamping motor.
"Tolong, video kan empat orang yang ada di gendung itu, nanti saya kasih, gimana?." tawar Cyella dengan memutar-mutar handphonenya. Perempuan tersebut yang mendapat peluang segera menganggukan kepalanya semangat.
"Saya mau mbak! Cuman video 'kan mba?." semangat perempuan itu membuat Cyella terkekeh kecil melihatnya.
"Ya, tapi jangan sampai ketahuan." Cyella mengedipkan satu matanya dan menyerahkan handphonenya kepada perempuan itu.
"Baik, baik mba!." perempuan itu atau yang biasa di sebut Rain mengambil handphone Cyella kemudian pergi ke dalam gedung tanpa menimbulkan suara.
"Heh." Cyella terkekeh dengan mata menatap tajam gedung itu dan telunjuknya mengetuk-ngetuk jok belakang motor sportnya.
"Gadis tai, seharusnya kau berterima kasih padaku." ucapnya pada tubuh asli ini.
_____
Rain mengendap-endap dalam remangnya pencahayaan, ia menajamkan pendengarannya kala sebuah suara "ah" masuk ke dalam telinganya. Rain meneguk ludahnya merasa suara itu begitu menggelikan dan menjijikan bercampur satu.
Ia mengedarkan pandangannya, saat pandangan Rain tertuju pada sofa usang yang bergerak-gerak ia segera menyembunyikan tubuhnya dibalik tembok dan mulai mengintip.
Mata Rain melotot lebar kala pemandangan yang belum pernah dicobanya kini malah terpampang jelas di depan matanya. Rain jadi bengong sendiri melihat aksi brutal mereka berempat.
Ia tidak akan menyangka bahwa ia harus mem-videokan hal-hal seperti itu.
Dengan pelan, Rain mulai mengeluarkan handphonenya dan mulai mem-videokan aksi keempat manusia berbeda gender itu. Suara-suara desahan mulai bersahut-sahutan dan juga tamparan yang bergesekkan dengan kulit membuat Rain ngilu sendiri.
"Mama lonthe memang enak ahh." ucap pria buncit itu menampar bokong Syana dengan keras lalu meremas-remasnya.
"Walau udah longgar." lanjut pria itu yang kini tangannya berada di payudara Syana.
"Tak sia-sia gue buang uang 100 ribu buat sewa lonthe." ucap pria yang saat ini tengah mengenjot Keira.
Syana dan Keira tampak merasa senang dan puas kala tubuhnya dibelai-belai manja oleh seorang pria. Syana yang memang membutuhkan sosok seorang pria yang bisa menghangatkan miliknya merasa sangat menikmati permainan malam ini.
"Oh oh ah ah enakhh, emhh hahh hahh uhh." desah Syana dengan mulut mangap-mangap seperti ikan yang diletakan di wajan dengan minyak panas.
"Ahh ah ah ah ahhh ahh." Keira hanya bisa mendesah nikmat dengan kedua tangan yang mencakar-cakar punggung pria buncit itu dan dengan tubuhnya yang tersentak-sentak ke atas akibat hentakan kuat.
Sedangkan disisi Cyella, gadis itu tengah memakan cilok yang dibelinya. Ia menatap siapa yang datang dengan motor sport warna merah.
"Cyella?." shock Jorgas di balik helm full facenya. Jujur saja Jorgas masih takut kala mendengar bisikan dari bibir Cyella waktu itu untuk menyuruhnya mati. Bahkan tiga hari tiga malam ia tidak bisa tidur karena hal itu.
"Siapa?." mata Cyella memincing tajam, suaranya terdengar dingin. Jorgas meneguk ludahnya kasar.
"Ini gue, Jorgas." Jorgas membuka helm full facenya dan sedikit menyugar rambutnya ke belakang. Cyella hanya menatapnya datar tanpa terpesona sekali pun, abang angkatnya di kehidupannya dulu lebih tampan dari seorang protagonist pria sekali pun.
"Tai burung?." alis Cyella terangkat satu.
Jorgas tersentak, mengapa Cyella mengatakan bahwa dirinya tai burung? Apakah Cyella begitu dendam kepada dirinya?.
"Nama gue Jorgas bukan tai burung." ucap Jorgas kesal. Cyella menatap Jorgas acuh tak acuh.
"Gue tau gue salah Cy, maafin gue ya? Maaf banget, maaf, maaf, gue janji ga bakal kaya dulu lagi." ucap Jorgas setulus-tulusnya.
"Berobat lo abis itu tobat." ucap Cyella menusuk ciloknya dan memakannya.
"Abis itu di maafin?."
"Tergantung." mata Jorgas mengerjap mendengarnya.
"Lo lagi ngapain sendirian disini, Cy?." tanya Jorgas.
"Lagi nonton orang nge-lonthe." jawab Cyella.
"Lo mau liat?." senyum Cyella mengembang.
"Lumayan full suara, full durasi, no sensor, orangnya tante binal sama SMA jago goyang dan ga ada biaya langganan plus ga ada linknya." lanjut Cyella.
"Tempat ada di gendung itu." tunjuk Cyella.
Jorgas menatap bagunan terbengkalai itu, kakinya dengan pelan melangkah masuk tanpa suara. Kepalanya celingak-celingak guna menatap keadaan.
Kaki Jorgas saat tiba-tiba terdengar suara. Alisnya mengernyit karena melihat seorang perempuan tengah mem-videokan sesuatu membuat Jorgas menjadi penasaran.
"Sedang apa?." tanya Jorgas yang membuat Rain hampir berteriak namun ia segera mengigit bibirnya.
Rain menunjuk seseorang dibalik tembok. Jorgas dengan pelan menyembulkan kepalanya, mengintip dari balik tembok persembunyiannya.
Mata Jorgas langsung membulat sempurna melihatnya. "Kei-Keira?." gumamnya terkejut.
Jorgas mengucek matanya berharap yang dilihatnya adalah salah tapi berapa kali pun ia mengucek matanya Keira lah orang yang sedang melakukan hubungan intin itu.
"Gue kira dia bakal polos dari lubuk hati tapi ternyata sama aja kaya yang dulu." gumam Jorgas.
Rain yang ada disebelahnya berdecak. "Ga ada orang yang bener-bener polos di dunia ini kecuali bayi lainnya mah PPB."
_______
By:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Psychopath
FantasiaSiapa yang tidak tau psychopath? Apalagi ini adalah seorang perempuan yang ramah serta murah senyum kepada semua orang tapi nyatanya dia adalah psychopath kejam nan dingin yang sesungguhnya. Dia bahkan bertransmigrasi menjadi antagonist bodoh dan ta...