19). Mabuk

2.4K 316 37
                                    


Ekspresi takjub dan tercengang sangat tergambar jelas di raut wajah Nattaniel beserta teman-teman nya. Kini mereka sedang berada di suatu tempat yang benar-benar mewah juga penuh dengan beberapa hal yang mereka sukai, dari mulai stik ps, alat musik, beberapa alat olahraga juga lemari rak yang dari atas sampai bawah penuh dengan cemilan bermacam-macam.

Bima yang sedari tadi memperhatikan pun akhirnya tertawa kecil dan menepuk pelan pundak Nattaniel saat anak itu semakin tercengang seiring berjalan waktu.

"Ini basecamp kita. Yang pertama ngide si Sam terus dilanjut sama Jevan" Ucap Bima yang kemudian diangguki takjub oleh Nattaniel.

"Mah... Kita kok gak bikin begini juga? Kan enak gue gak usah pulang kerumah" Bisik Bara yang kemudian mendapat cubitan pelan dari Nattaniel.

Langkah mereka pun sampai di ruang inti basecamp, disana terdapat sofa lengkap dengan meja kecil didepan nya, lalu ada sebuah tv berukuran sedang beserta meja billiard yang melengkapi keindahan ruangan tersebut.

Dewa total dibuat melongo, selama ini ia pikir semua tempat yang disebut basecamp adalah tempat dengan satu ruangan yang kotor dan berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa total dibuat melongo, selama ini ia pikir semua tempat yang disebut basecamp adalah tempat dengan satu ruangan yang kotor dan berantakan. Namun ternyata basecamp orang-orang kaya seperti teman Nattaniel ini sangat diluar dugaan, bagi Dewa ini bukanlah sebuah basecamp melainkan sebuah rumah yang patut untuk ditinggali.

"Kalian duduk aja dulu, anggap ini basecamp kalian sendiri. Gue mau susul Jevan sama Jefry di lantai atas" Ujar Yushar yang diangguki oleh Nattaniel.

Bima pun yang sedari tadi hanya memperhatikan mengajak Nattaniel dan teman-teman nya untuk segera duduk di atas sofa, sedangkan ia menyeret satu kursi kecil untuk ia duduki karena sofa tersebut penuh dengan ditempati oleh Nattaniel, Dewa, Nandra, Bara, Jaka dan juga Winata.

"Kalian gak ada niatan memperkenalkan diri? Gue tau si bocil Nattaniel doang" Ucap Bima seraya terkekeh melihat anak-anak lulusan SMK didepan nya yang persis seperti korban penipuan.

Bagaimana tidak? Jas yang digunakan untuk perayaan kini tersampir di lengan nya masing-masing dan hanya menyisakan kemeja kusut yang sudah keluar dari lapisan celana nya, terlebih wajah celingak celinguk mereka yang sangat kebingungan dan sedikit salah tingkah.

"Santai aja kali gak usah tegang begitu. Kalian gak akan kita jual" Kekeh Bima membuat Jaka melotot galak.

"Lo komplotan dari pelaku perdagangan manusia, ha?" Tanya Jaka was-was membuat Bima tertawa lebar.

Nattaniel memutar bola mata nya malas, "Pinter dulu bentar, Jak. Jangan malu-maluin gue"

Jaka mendengus kesal lalu menatap Bima dengan tatapan tajam nya persis seperti Ibu harimau yang sedang mengamuk, sedangkan Bima hanya tersenyum tipis melihat Jaka berlaku seperti itu kepadanya. Entah lah dimata Bima pria yang sok galak itu terlihat sangat cantik dan menggemaskan.

Atensi Nattaniel dan kawan-kawan teralihkan pada tiga orang yang kini menuruni tangga, Nattaniel tersenyum lebar saat Jevan menyapa dirinya dengan ramah sedangkan teman-teman Nattaniel lagi-lagi hanya terdiam kebingungan.

Malchance (MileApo local) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang