44). Nandra dan Dewa

2K 221 13
                                    


Gerungan suara motor milik Nandra membuat Dewa yang sedang berbaring seketika mendudukkan diri. Ia kini sedang berada di kosan milik Nandra untuk membicarakan sesuatu, raut wajah nya begitu muram dan linglung membuat sang pemilik kamar kos mengernyit heran.

"Nih pempek" Ucap Nandra seraya menyodorkan plastik kecil pada Dewa.

Dewa tersenyum kecil, "Tau banget makanan moodbooster gue. Thanks, Nan"

"Yoi. Bentar gue bersih-bersih dulu" Jawab Nandra yang kemudian berlalu memasuki kamar mandi.

Selama Nandra melakukan kegiatan membersihkan diri, Dewa pun dengan santai memakan pempek pemberian Nandra sampai kandas. Dewa pun mencuci mangkuk bekas pempek nya itu sebagai tanda terima kasih pada Nandra yang sudah memberi nya makanan.

Cklek

Dewa menoleh pada Nandra yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan celana pendek berwarna hitam dipadukan dengan kaos putih polos.

"Dew, coba lo cerita sekarang. Tadi pagi lo kenapa?" Tanya Nandra yang kini bersila di atas kasur menunggu jawaban dari Dewa.

Dewa pun melangkah dan mendudukan diri disamping Nandra sebelum ia berujar dengan lirih.

"Ibu dirawat, Nan" Ucap nya dengan raut wajah yang kentara menyedihkan.

"Dirawat? Sakit apa?"

"Demam berdarah. Sekarang gue bingung banget"

Nandra mencondongkan posisi nya agar lebih fokus pada Dewa lalu bertanya dengan hati-hati, "Bingung... Masalah biaya?"

Dewa pun menganggukan kepala nya pelan membenarkan tebakan Nandra yang selalu tepat sasaran. Mereka pun terdiam sampai beberapa saat dengan isi pikiran masing-masing, Nandra yang sedang memikirkan sesuatu untuk membantu Dewa dan Dewa memikirkan nasib Ibu nya yang kini sedang terbaring di Rumah Sakit.

"Bukannya biaya rumah sakit ditanggung BPJS ya?" Tanya Nandra yang lagi-lagi diangguki oleh Dewa.

"Iya, tapi ada beberapa obat yang harus beli sendiri karna Ibu ada komplikasi juga. Biaya listrik sama air pun belum bisa kebayar, uang simpenan Ibu udah habis pake bayar utang" Keluh Dewa seraya memijit pelipis nya kencang.

Begitu miris nya Nandra melihat Dewa yang sedang kesulitan seperti ini, dan Nandra mengetahui dengan jelas bahwa Dewa tidak akan berkeluh kesah pada teman nya yang lain masalah ekonomi. Terlebih pada Nattaniel dan juga Winata.

"Lo butuh duit berapa?"

Dewa menoleh dan menatap pada Nandra dalam diam. Nandra pun terkekeh dan menoyor pelan kepala belakang Dewa membuat anak itu seketik mengaduh pelan.

"Gitu banget liatin gue. Butuh berapa? Kali aja gue bisa bantu kebetulan gue punya simpenan" Ucap Nandra.

"Nan... Gak apa-apa?"

Tawa kecil tercipta dari bilah bibir Nandra saat melihat tatapan memelas milik sahabat nya tersebut. Nandra pun mengangguk pasti guna meyakinkan Dewa bahwa ia benar-benar ingin membantu, Dewa pun meringis pelan seraya menggaruk tengkuk nya tidak enak.

"Gue butuh nya tujuh ratus ribu... Tapi kalo lo gak ada biarin aja jangan-"

"Ssstt berisik. Sebentar" Potong Nandra yang kemudian beranjak mengambil dompet yang teronggok di atas meja kecil.

Nandra pun mengeluarkan uang sejumlah kebutuhan Dewa. Dengan sedikit keraguan dalam hatinya, Dewa pun menerima sodoran uang tersebut yang berjumlah tujuh ratus ribu. Senyuman lebar kini tercipta di raut wajah Dewa yang sedari pagi terlihat murung tanpa semangat, Nandra pun refleks ikut tersenyum melihat sahabat nya itu.

Malchance (MileApo local) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang