Ruangan bernuansa putih kini menjadi tempat dimana Milen dan Nattaniel berada, beberapa jam yang lalu mereka berdua dibuat syok berat dengan hasil testpack yang menyatakan bahwa Nattaniel positif hamil. Jevan yang membeli testpack tersebut pun tentu melongo tidak percaya karena kecurigaan nya ternyata tepat sasaran, walaupun sebelum itu Jevan terlibat percekcokan dengan Nattaniel yang kekeh tidak mau menyentuh benda untuk tes kehamilan tersebut."Male Pregnant memang sangat langka terjadi, bahkan saya hanya dua kali menangani kasus seperti ini" Jelas dokter kandungan berkelamin wanita itu.
Nattaniel mengusap wajah nya kasar, "Gak, ini pasti salah. GUE COWOK!!"
"Natt" Tegur Milen dengan tatapan tajam nya.
Dokter wanita itu tersenyum sedih melihat Nattaniel yang memang tidak terima jika ia nyatanya mempunyai rahim layaknya perempuan, dahulu dokter wanita itu pernah menangani kasus serupa dan ia sangat menyayangkan karena salah satu dari pasien nya tersebut memilih untuk menyerah dan menggugurkan kandungan nya begitu saja. Mengingat hal itu sang Dokter sangat berharap agar Nattaniel tidak melakukan hal yang sama seperti pasien nya terdahulu.
"Tuan Nattaniel, mungkin bagi anda ini sangat tidak masuk akal tapi mau bagaimanapun ini adalah kebesaran Tuhan yang menjadikan anda seorang pria yang spesial. Usia kandungan baru memasuki minggu pertama jadi saya harap kalian berdua bisa menjaga karunia Tuhan ini dengan baik" Ucap Dokter wanita itu lembut lengkap dengan senyum manis nya yang menenangkan.
"Ah ya jika beberapa minggu kedepan anda merasa mual tolong bersabar ya karena itu adalah hal yang biasa terjadi, terlebih Male Pregnant ini lebih rentan dan sensitif dibandingkan kehamilan seorang wanita" Lanjut dokter tersebut membuat Nattaniel terdiam seribu bahasa.
"Saya akan tuliskan beberapa rekomendasi vitamin dan juga susu, tunggu sebentar"
Dokter wanita itu beranjak mengambil sebuah notes kecil dan sebuah bolpoin. Ia menuliskan satu jenis vitamin dan juga merk susu yang baik untuk Nattaniel konsumsi, sedangkan Nattaniel hanya diam melamun tanpa berbicara apapun.
Milen berucap terima kasih saat ia menerima notes itu dari sang dokter sebelum akhirnya mereka pamit pergi karena kegiatan pemeriksaan telah berakhir. Waku masih menunjukan pukul 4 sore saat mereka pulang kerumah milik Milen, dan selama di perjalanan Nattaniel hanya terdiam dengan segala isi pikiran nya yang benar-benar campur aduk.
Ia bingung,
Ia marah,
Ia merasa sangat tidak pantas.
Mau bagaimanapun ia adalah seorang lelaki, walaupun memang orientasi seksual nya kini menyimpang namun tetap seharusnya tidak seperti ini. Nattaniel merasa bahwa ia telah menyalahi takdir dan kodrat, dan Nattaniel rasa ia bukanlah manusia normal pada umumnya.
"Natt? Kamu gak apa-apa?" Tanya Milen sesaat setelah ia menghentikan mobil nya tepat di halaman rumah.
"Menurut kamu?" Jawab Nattaniel lirih bahkan sangat lirih sampai suaranya nyaris tidak terdengar.
Milen pun coba meraih tubuh Nattaniel berniat untuk memeluknya namun dengan kasar Nattaniel menepis uluran tangan Milen begitu saja.
Air mata nya yang sedari Nattaniel tahan akhirnya luruh, bilah bibir nya bergetar dengan nafas yang mulai tidak teratur. Isak tangis nya semakin kencang seiring detik waktu yang berjalan, sedangkan Milen hanya menatap sendu Nattaniel dari arah samping dan membiarkan pemuda itu mengeluarkan segala emosi nya.
"I-ini gak bener- hiks. Gue cowok... GUE COWOK MILEN!!!" Teriak nya penuh amarah.
"Gue masih punya cita-cita- hiks, bahkan g-gue belum ngerasa layak jadi suami yang baik buat lo. KENAPA HARUS KAYAK GINI ARGH!! GUE COWOK!! COWOK GAK SEHARUSNYA MENGANDUNG- hiks!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Malchance (MileApo local) ✔️
FanfictionHanya bercerita tentang kehidupan Nattaniel Mahawira yang tiba-tiba harus terikat dengan pria tampan rendah hati bernama Milen Sambara. + Non Baku (Karna aku buat ini lokal) + Homo. Yang homophobic puter balik