32). Moody

2.6K 302 32
                                    


Malam ini adalah malam dimana Milen mengadakan acara makan bersama yang dihadiri oleh Ayah Pangestu, Bunda Lili dan juga Kakek Badion yang saat ini terlihat sangat sumringah di tempat duduknya. Ketika Milen memberitahukan kabar bahwa Nattaniel tengah hamil dua hari yang lalu, Kakek Badion adalah orang yang terdengar paling antusias menyambutnya sedangkan Bunda Lili mungkin merasa shock atas apa yang terjadi pada anak laki-laki nya.

"Sayang, kamu beneran hamil?" Tanya Bunda Lili yang sedari tadi tidak fokus pada makanan nya.

Nattaniel mengangguk kecil, "Kenapa? Aneh? Emang"

Mendengar jawaban ketus yang dilontarkan Nattaniel disampingnya, Milen tanpa sadar mengangkat sebelah tangan nya untuk mengelus kepala belakang Nattaniel yang kini sedang menyuap ayam goreng.

"Bukan begitu. Bunda cuma masih nggak percaya aja anak bungsu Bunda udah mau punya bayi" Ucap Bunda Lili tertegun.

Nattaniel hanya mendengus tanpa menjawab ucapan sang Bunda lalu pemuda manis itu melanjutkan santapan ayam goreng nya dengan lahap.

"Nattaniel, kalau kamu butuh apapun kamu bisa bilang Papah. Dan mulai sekarang jaga kelakuan kamu karna itu bisa mempengaruhi anak kamu sendiri nanti" Ucap Pangestu setelah menyelesaikan acara makan malam nya.

"Betul. Juga mulai sekarang, kamu harus pilih-pilih makanan, hindari makanan yang bisa membahayakan janin. Jangan lupa kamu kurangi tingkah pecicilan kamu karna Bunda takut nanti kamu bisa keguguran" Lanjut sang Bunda.

Nattaniel menghela nafasnya dalam lalu meraih selembar tissue untuk memebersihkan jarinya dari sisa minyak ayam goreng, dengan wajah malas Nattaniel menyandarkan tubuh di sandaran kursi dan menatap sang Bunda sangat datar tanpa ekspresi.

"Keguguran? Ya udah sih" Jawab nya acuh membuat Milen sontak menghentikan kegiatan nya.

"Bayi kamu kuat, nggak akan keguguran. Percaya sama kakek" Celetuk Kakek Badion setelah menyadari bahwa topik pembicaraan ini menjadi sedikit sensitif.

Bunda Lili kini menatap Nattaniel dengan tegas, kalimat yang keluar dari mulut anak bungsu nya itu benar-benar diluar dugaan nya. Jika ditilik lebih jauh Nattaniel terlihat seolah ia tidak menginginkan anak bayi tersebut dan hal itu membuat Lili benar-benar stress melihatnya.

"Nattaniel, Bunda harap kamu bisa jaga dengan baik janin kamu" Ucap Bunda Lili penuh penekanan.

Milen hanya melirik tipis ke arah Nattaniel yang kini menatap lurus sang Bunda tanpa ekspresi, wajah itu sungguh membuat Milen khawatir karena Milen sama sekali tidak bisa membaca apa yang sedang dirasakan Nattaniel. Dengan perlahan Milen meraih jemari Nattaniel yang menganggur di bawah meja lalu Milen genggam dengan erat dan penuh ketulusan, hal itu tentu membuat atensi Nattaniel teralihkan. Pemuda manis dengan tatapan datar itu bahkan menatap Milen selama beberapa detik lamanya.

"Nak, sebentar lagi kamu akan menjadi orangtua dari anak yang kamu kandung sekarang. Untuk itu Papah mohon sama kamu jangan berbuat ulah, terlebih proses kehamilan seorang pria lebih rentan dari seorang wanita. Jadi kalau bisa kamu diam dirumah dan jangan keluyuran apalagi kalau ketemu temen-temen bejat kamu itu" Ucap Pangestu panjang lebar membuat Nattaniel mengepalkan tangan nya erat.

Kedua mata indah Nattaniel menatap tajam tepat di wajah Pangestu tanpa merasa takut sedikitpun, "Maksud kalimat terakhir Papah apa?"

"Yang mana? Temen-temen bejat kamu? Memang begitu kan? Semenjak kamu masuk SMK dan kenal mereka, kamu berubah jadi anak berandal yang nggak tau aturan. Mulai sekarang kamu jauhi mereka karena Papah takut itu akan mempengaruhi kehamilan kamu" Jawab Pangestu lugas.

Rahang Nattaniel seketika mengeras, emosi nya meledak begitu saja. Bahkan kedua tangan yang mengepal di bawah meja itu kini bergetar menahan amarah tak peduli genggaman tangan Milen yang kian mengerat berusaha menenangkan.

Malchance (MileApo local) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang