Riuh pikuk suasana di jalan Angkasa, (yakni sebuah jalan yang belum dengan legal di operasikan secara bebas) terlihat sangat menyenangkan bagi kaum muda yang mempunyai jiwa besar dan pemberani, beberapa motor berjejer rapi seakan sedang memamerkan kemewahan masing-masing. Suara sorak dari beberapa wanita berpakaian mini terdengar sangat memekikan telinga saat jagoan masing-masing telah nampak di ujung jalan sana dan melaju kencang dengan kecepatan diatas rata-rata. Namun, diantara semua motor yang berada disana hanya satu yang mendapat banyak perhatian. Kawasaki H2 berwarna abu adalah satu-satu nya yang mendapat sorakan paling ramai saat motor itu melintas membelah jalanan, bahkan motor itu menjadi langganan kemenangan setiap street race diadakan. Tak heran jika motor sebagus itu dijuluki King Of Street karena kecepatan dan kelincahan nya benar-benar tidak perlu diragukan.
Tapi tetap saja motor itu tidak akan ada artinya jika sang pengendara tidak lah mahir. Nattaniel Mahawira Wistara, seorang pria jangkung dengan kulit tan eksotis nya telah membawa motor Kawasaki H2 menjadi incaran banyak orang, kemampuan berkendara nya benar-benar membuat semua orang berteriak puas dan takjub. Namun hal itu tidak pernah berlaku di mata seorang polisi yang selalu membubarkan acara balap liar dan berusaha menangkap beberapa orang yang menjadi biang kerok dalam acara ilegal ini.
Seperti saat ini, kebahagiaan Nattaniel yang lagi dan lagi memenangkan acara balap motor ini harus berganti menjadi perasaan kesal yang menyeruak saat sirine polisi tiba-tiba terdengar mendekat. Kerumunan itu seketika bubar seperti kelompokan semut yang dibubarkan secara paksa, Nattaniel berdecak keras sebelum menancapkan gas nya untuk pergi dari area balap liar itu dan berhenti di satu titik tempat dimana ia dan teman-teman nya berkumpul.
"Pakpol setan" Umpat salah satu teman nya saat Nattaniel baru saja sampai dan membuka helm kebanggan nya.
"BU KOPI ITEM SATU. Eh si Jaka mana?" Tanya Nattaniel sembari mendudukan diri di salah satu bangku panjang.
"Yo" Sahut si Ibu warkop langganan Nattaniel dan teman-teman.
"Lah iya si jaka man- NOH DATENG ANAK NYA"
Pria yang bernama Jaka itupun hanya menampilkan cengiran tengil nya dan berlari menghampiri para teman nya yang sudah duduk di tempat masing-masing sembari menunggu kopi pesanan nya jadi.
"Ghibahin gue ya lo pada?" Tanya Jaka dengan tatapan memicing nya.
"Najis. Tuh si Maha dateng-dateng nanyain lo udah kek emak lo aja"
"Enak aja, nyokap gue gak pernah kepo kayak begitu..." Delik nya.
"... Ada apaan nanyain gue, Niel?"
"Sekali lagi lo manggil gue begitu gue rapetin tuh lobang eek" Protes Nattaniel yang sampai detik ini tidak terima jika sebutan 'Niel' ditujukan padanya, karena menurut Nattaniel sebutan itu hanya milik Kuda Nil si hewan jelek nan gendut.
"Ribet ah. Ada apaan nanyain gue? Kangen? Suka lo sama gue?"
"Cocot lo emang rese. Gue cuma takut lo ketangkep, nanti ribet urusan" Jawab Nattaniel dengan wajah sinis nya.
"Lagian, yang buat acara siapa sih? Ini masih jam 8 malem malah udah gaspol tapi gapapa kali ini gue bangga banget sama si Maha yang udah buat mingkem geng sebelah" Ucap Bara.
"Setuju. Gak sia-sia kita turun di jam segini kalo hasilnya memuaskan" Jawab Dewa dengan antusias nya.
Perbincangan mereka terhenti saat Ibu Yayuk datang dengan beberapa gelas kopi pesanan Nattaniel dan kawan-kawan "Nggih kopine~ awas panas"
"Terima kasih, BuYuk~"
Ibu Yayuk hanya tertawa mendengar ucapan terima kasih yang kompak ala upin dan ipin itu. Nattaniel dan teman-teman nya memang sudah terbiasa melakukan hal semacam itu karena senakal apapun mereka, mereka tidak akan melupakan yang nama nya sopan santun terlebih kepada orang tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malchance (MileApo local) ✔️
FanfictionHanya bercerita tentang kehidupan Nattaniel Mahawira yang tiba-tiba harus terikat dengan pria tampan rendah hati bernama Milen Sambara. + Non Baku (Karna aku buat ini lokal) + Homo. Yang homophobic puter balik