Waktu menunjukkan pukul 01 tengah malam, hembusan angin yang menerpa wajah Milen sungguh terasa sangat dingin namun sebatang rokok yang berada di jemari panjang itu tentu membuat Milen sedikit nya merasa hangat. Asap rokok mengepul ke udara saat Milen menghembuskan nya seraya mendongak dan memejamkan mata menikmati setiap sentuhan tipis asap dari rokok Marlboro Filter Black favorite nya itu.
Saat ini Milen sedang berada di balkon kamar nya, sedangkan Nattaniel kini tengah tertidur pulas entah sejak kapan. Dalam hati nya Milen sedikit merasa bersalah karena lagi dan lagi ia gagal dalam mengontrol emosi dan berakhir ia berteriak tajam pada tunangan nya karena masalah yang benar-benar sepele. Rasa bersalah Milen kian terasa saat sang Kakek mengatakan bahwa Nattaniel melahap habis semua makanan bawaan nya termasuk donat yang sempat ia buang kedalam tong sampah, Milen tak habis pikir mengapa bocah itu dengan bodoh nya melakukan hal tersebut.
Milen dengan perlahan menyugar helaian rambut nya saat dirasa perasaan jengkel itu kembali datang, dengan pandangan yang lurus menatap kedepan Milen mengetuk-ngetuk pagar besi balkon dengan teratur sampai akhirnya langkah kaki seseorang terdengar jelas menghampiri nya.
"Dari mana?" Tanya Nattaniel lirih yang kini berdiri disamping Milen dengan balutan selimut di tubuh nya. Terlihat persis seperti kepompong.
Milen menghisap rokok nya tersebut sebelum menjawab, "Dari rumah Jevan"
Nattaniel hanya mengangguk tipis lalu terdiam setelah nya. Keadaan cukup hening sampai beberapa saat membuat Nattaniel sedikit merasa tidak nyaman, niat hati nya menghampiri Milen adalah untuk meminta maaf atas kejadian tadi siang namun saat berhadapan langsung seperti ini entah kenapa Nattaniel merasa sangat sungkan.
"Kenapa dimakan?" Tanya Milen tiba-tiba membuat Nattaniel refleks menolehkan kepala nya bingung ke arah dimana Milen berada.
"Apanya?"
"Donat" Jawab Milen.
Nattaniel terkekeh pelan, "Lo beliin itu donat pake duit, nyari duit itu pusing. Yakali donat nya dibuang gitu aja"
Milen terdiam seraya menatap wajah Nattaniel yang kini sedang memandang lurus kedepan. Wajah itu masih terlihat pucat bahkan tak jarang bibir yang kini sedikit kering itu bergetar karena menahan hawa dingin yang menerpa tubuh lemah nya. Namun di sisi lain Nattaniel terlihat sangat menggemaskan jika dibalut selimut tebal seperti ini, tubuh nya tertutup rapat dan hanya wajah manis nya saja yang bebas terlihat oleh Milen.
"Kakek pulang?" Tanya Nattaniel yang kemudian terlihat salah tingkah saat mengalihkan pandangan nya pada Milen yang ternyata sedang menatap nya juga dengan intens.
"Ya. Ada hal yang harus diurus" Jawab Milen acuh lalu menghisap kembali batang rokok nya yang semakin pendek.
Nattaniel mengangguk paham, "Kakek orang nya baik ya. Lo beruntung punya dia di hidup lo"
"Gak juga. Kakek lebih banyak rese nya kalo sama aku"
Nattaniel tersenyum, cara berbicara Milen telah kembali lembut padanya dan itu berarti pria tampan itu sudah tidak terlalu marah. Kaki yang terbungkus selimut itu perlahan bergeser sampai akhirnya selimut tebal tersebut bersentuhan dengan kaki telanjang Milen, lirikan heran Milen layangkan pada Nattaniel yang kini terlihat acuh dan diam dengan wajah yang mendongak menatap langit. Terlihat jelas seperti orang yang sedang salah tingkah.
"Eum... Milen Sambara yang terhormat" Panggil Nattaniel yang tentu saja mengundang kebingungan dari Milen.
"Nattaniel Mahawira ingin meminta maaf, tolong dimaafkan segala kesalahannya karena memang manusia satu itu sedikit goblok hehehe" Lanjut nya seraya menangkupkan kedua tangan nya yang terbalut selimut di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malchance (MileApo local) ✔️
FanficHanya bercerita tentang kehidupan Nattaniel Mahawira yang tiba-tiba harus terikat dengan pria tampan rendah hati bernama Milen Sambara. + Non Baku (Karna aku buat ini lokal) + Homo. Yang homophobic puter balik