3). Cincin

3.2K 356 40
                                    


Nattaniel mendesah lesu dengan kepala yang menunduk sesaat setelah dirinya keluar dari ruang kepala sekolah. Perkataan tentang dirinya yang diskors selama tiga hari kini masih terngiang ditelinga, namun yang membuat Nattaniel emosi adalah Reno yang hanya mendapat hukuman membersihkan toilet yang berada di lantai dua sekolah. Nattaniel jelas mengerti ketidak adilan ini, Nattaniel yakin bahwa Ibu Reno telah menyogok sang Kepala Sekolah agar tidak menghukum anaknya dengan berat apalagi jika memberi skors pada anak kesayangan nya yang bajingan itu.

"Dimana kelas kamu, Natt?" Tanya Milen.

"Mau ngapain?" Tanya balik Nattaniel dengan kedua alis yang menyatu antara bingung dan kesal.

"Ngambilin tas kamu. Langsung pulang kan sekarang?"

Nattaniel menggaruk pelipisnya pelan, "Gue bisa ambil sendiri. Lo balik aja sana"

"Kamu pulang bareng aku, Natt. Sekalian cari cincin" Ucap Milen yang mana membuat Nattaniel mengerang kesal.

"Gak mau!!"

Milen menatap Nattaniel yang sedang menggerutu itu dalam diam, sepertinya Milen harus benar-benar bersabar menghadapi anak remaja di hadapan nya ini. Sebenarnya orang yang akan di jodohkan dengan Milen adalah Namira, kakak dari pemuda di hadapan nya. Namun Milen menolak karena jujur saja Milen tidak tertarik dengan kaum wanita, menurut Milen wanita itu makhluk yang sangat menjengkelkan dan banyak mau nya yang mana akan membuat Milen jengkel. Terlebih jika wanita itu senang berdandan, astaga memikirkan nya saja sudah membuat darah milen naik ke ubun-ubun.

"Apa liat-liat?" Tanya Nattaniel dengan wajah galak nya berharap Milen akan takut dan kabur begitu saja.

"Perintah Bunda Lili" Celetuk Milen.

Nattaniel mendengus kasar dan mengumpati Ibunya dalam hati, persetan tentang anak durhaka karena Nattaniel benar-benar kesal sekarang.

"Yaudah. Tunggu gue diparkiran" Ketus Nattaniel sebelum melengos pergi menuju kelas untuk mengambil tas serta beberapa peralatan sekolah nya.

Milen tentu saja tidak menuruti apa kata Nattaniel dan lebih memilih untuk menunggu di lobi sekolah, disana terdapat satu set sofa berwarna merah beserta meja mungil yang memperlengkap, tempat itu dikhususkan untuk orangtua wali yang kadang berdatangan. Setelah mendudukan diri dengan nyaman Milen membuka handphone nya guna mengusir rasa bosan bahkan Milen sampai menggeser-geser tab menu saking bosan nya, entah lah masalah pekerjaan hari ini Milen sangat malas untuk mengurusi nya.

Saat Milen sedang asik membuka salah satu aplikasi game, tiba-tiba ada suara derap kaki yang melangkah begitu terburu. Milen mendongakan kepala nya dan melihat seorang pria berseragam dengan rambut yang dikuncir sedang menengok kesana kemari seolah sedang mencari sesuatu, tapi jelas Milen tidak peduli dan lebih memilih untuk melanjutkan game candy crush nya yang saat ini sudah mencapai level 700.

"Ngapain lo?"

Milen kembali mendongak saat suara Nattaniel terdengar, dalam diam nya Milen memperhatikan Nattaniel yang kini sedang berbincang dengan pria berkuncir tadi. Dan Milen paham sekarang, pria berkuncir itu ternyata adalah teman Nattaniel yang sedari tadi mencari keberadaan Nattaniel di depan pintu ruang Kepala Sekolah.

"Goblok si pitak"

"Sssttt pinggir lo ruangan dia"

"Bodo amat anjing. Emosi gue, yakali cuma lo doang yang di skors?"

"Bagus lah. Istirahat gue tiga hari" Jawab Nattaniel acuh membuat Nandra berdecak kesal.

"Gak adil. Nanti gue coba ngomong deh ke dia kali aja di denger"

Malchance (MileApo local) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang