"Nak, ayo makan dulu. Sedikit aja ya?""Nggak mau!!"
"Kamu udah begadang semaleman nunggu suami kamu, masa sekarang gak mau makan?"
Nattaniel total merengut diatas kursi rodanya. Bunda Lili benar-benar merasa jengkel dengan Nattaniel yang entah mengapa seperti anak kecil, setelah begadang semalaman kini Nattaniel pun sangat sulit untuk makan. Berbagai cara telah Bunda Lili lakukan, bahkan berbagai macam makanan kini tersaji di ruangan tersebut dan itu semua merupakan makanan kesukaan Nattaniel.
Namun alih-alih menyantap makanannya, Nattaniel lebih memilih untuk merebahkan kepalanya disisi ranjang Milen yang masih belum sadarkan diri.
"Nattaniel... Kamu jangan bandel begini. Sebentar lagi Kakek sama Baby dateng," ujar Bunda Lili yang masih berusaha untuk membujuk Nattaniel.
Lagi lagi Nattaniel menggeleng. Pria manis itu sangat kekeh ingin makan bersama dengan Milen, sedangkan Milen sendiri masih belum sadarkan diri sampai sekarang. Akhirnya Bunda Lili pun menyerah, ia tidak ingin emosinya terlepas begitu saja terlebih keadaan Nattaniel yang belum sepenuhnya pulih seperti ini.
"Yaudah terserah kamu. Tapi kalau sakit jangan rengek ke Bunda, ya? Kondisi kamu belum bener-bener pulih tapi kamu udah bandel begini."
Nattaniel hanya diam tanpa menjawab apapun omelan sang Bunda. Keinginan Nattaniel saat ini hanya satu, ia ingin Milen cepat sadar agar hatinya bisa tenang. Kedua tangan Nattaniel menggenggam jemari Milen tanpa terlepas, biasanya jika Nattaniel sedang rewel seperti ini maka Milen akan memanjakannya lalu memeluknya sampai ia tertidur lelap.
Mengingat itu kedua mata Nattaniel kembali memerah, ia benar-benar merindukan sosok Milen saat ini.
"Milen kenapa lelap banget? Aku kangen, Milen..." Lirih Nattaniel yang kemudian kembali terisak.
Bunda Lili hanya bisa mendesar pasrah melihat sang anak seperti itu. Dalam hatinya Bunda Lili bergumam, bagaimana caranya agar Nattaniel bisa menurut kepadanya. Toh apa yang dirinya titahkan itu untuk kebaikan Nattaniel juga.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Sejak tadi malam Nattaniel sama sekali tidak ingin tertidur, pria manis itu hanya duduk diatas kursi roda dan mendekap tangan Milen dengan erat. Bahkan Kakek Badion pun tidak bisa melakukan apapun karena setiap ia menyuruh Nattaniel untuk tertidur maka jawaban yang sama akan ia dapatkan.
'Aku mau jagain Milen, Kek. Sebentar lagi dia pasti bangun.'
Nattaniel begitu gigih memperhatikan Milen yang tak bergerak sama sekali sampai ia tidak memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri. Ingin rasanya Nattaniel menangis berteriak tepat di kedua telinga Milen agar suaminya itu terbangun dan tidak membuat Nattaniel khawatir terus-menerus seperti ini.
Isakan terus terdengar dari bilah bibir pucat itu. Bunda Lili hanya bisa terdiam disamping Nattaniel seraya mengelus pelan punggung kurus itu, namun jauh didalam lubuk hatinya Bunda Lili merasa takut dan juga khawatir melihat perilaku Nattaniel saat ini.
"Nattaniel, makan dulu ya? Nanti badan kamu drop lagi. Kamu nggak kasian sama Baby juga sama suami kamu? Mereka pasti sedih kalo kamu sakit, nak."
"Apalagi Baby... Dia butuh kamu, dia butuh asupan ASI juga dari kamu. Jadi kamu harus tetep sehat," bujuk Bunda Lili yang masih tak mendapat respon apapun.
Bunda Lili kembali menghela nafas. Alih-alih menurut, Nattaniel justru semakin mengencangkan isakannya, bahkan saat Kakek beserta babysitter datang pun Nattaniel sama sekali tidak peduli.
'Eumm oeeee oeeee'
Suara tangis Baby Gam pun memenuhi seluruh ruangan. Merasa tidak tega mendengar suara erangan Baby Gam yang sudah serak, Nattaniel akhirnya meraih anaknya itu dan berusaha menenangkan dengan nafas yang tersendat-sendat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malchance (MileApo local) ✔️
FanficHanya bercerita tentang kehidupan Nattaniel Mahawira yang tiba-tiba harus terikat dengan pria tampan rendah hati bernama Milen Sambara. + Non Baku (Karna aku buat ini lokal) + Homo. Yang homophobic puter balik