14). Tumbang

2.8K 322 10
                                    


Hari ini adalah hari dimana sederet ujian untuk mencapai kelulusan akan berakhir, semua siswa mengerahkan seluruh kemampuan otak nya untuk meraih nilai tinggi bahkan mereka kerap mengikuti les tambahan lalu berlanjut belajar dirumah. Nattaniel pun tentu melakukan hal yang sama, sampai beberapa hari terakhir ini Nattaniel bahkan tidak bisa untuk ikut berkumpul bersama teman-teman nya walaupun hanya sebentar saja.

Pangestu selaku Ayah dari seorang anak nakal bernama Nattaniel jelas sangat menekankan agar Nattaniel giat belajar, ia tidak ingin anak bungsu nya itu mendapat nilai rendah yang pasti nya itu akan menjadi bahan omongan orang-orang diluar sana. Awalnya Nattaniel jelas membantah saat Pangestu mendaftarkan nya pada salah satu lembaga bimbingan belajar yang tentu nya sangat mengekang waktu Nattaniel, namun karena Pangestu membawa serta Milen dalam aksi pemaksaan nya akhirnya Nattaniel mau tidak mau menuruti apa yang Ayah nya kehendaki.

Pagi ini, Nattaniel melangkah memasuki ruangan nya untuk melaksanakan kegiatan ujian sekolah terakhir. Dewa yang kebetulan satu ruangan dengan Nattaniel pun terlihat sedikit khawatir karena Nattaniel memasuki ruangan dengan wajah yang datar dan sangat pucat. Sebelum jam ujian dimulai Dewa sempat menghampiri Nattaniel berniat menanyakan keadaan anak itu namun dengan acuh nya Nattaniel hanya menyuruh Dewa pergi dan kembali pada tempat duduk nya membuat Dewa hanya memperhatikan Nattaniel dengan khawatir.

"Kumpulkan tas beserta handphone kalian, cukup kartu peserta ujian yang ada di atas meja"

Nattaniel melangkah lemas ke depan ruangan untuk mengumpulkan tas beserta isi nya lalu setelah itu ia kembali duduk ke tempat asal.

Selama ujian Nattaniel selalu memijit pangkal hidung nya lalu menjalar ke pelipis sebelah kanan saat dirasa kepala nya itu mulai terasa pening. Kedua mata Nattaniel pun tak jarang menyipit dengan kening yang mengkerut karena sinar dari layar komputer yang membuat kepala nya terasa semakin runyam. Soal demi soal Nattaniel kerjakan dengan baik, ilmu yang ia dapat dari bimbingan belajar memang sangat bermanfaat namun sayang nya hal itu telak membuat kondisi tubuh Nattaniel sedikit drop karena terlalu diforsir.

"Pergunakan waktu yang tersisa dengan baik" Ucap seorang pengawas.

"Bacot" Lirih Nattaniel seraya mendelik pada pengawas yang sibuk memperhatikan kalender di atas meja, entah apa tujuan nya Nattaniel tidak peduli.

Menit menit akhir ujian pun berlalu seiring dengan remasan Nattaniel pada kepala nya yang semakin kencang, semua siswa yang berada di ruangan itu pun bergegas keluar dengan mulut yang penuh makian pelan akan beberapa soal yang menjengkelkan. Nattaniel dengan pelan beranjak dari duduk nya dan seketika itu pandangan nya terasa berputar, Dewa yang sedang mengambil tas milik nya dan juga Nattaniel refleks menoleh terkejut saat suara tubuh seseorang terdengar sedikit nyaring menghantam lantai marmer ruangan.

"MAH!!" Seru Dewa seraya menghampiri Nattaniel yang kini tergeletak tak sadarkan diri.

"Pak tolong atuh pak, malah diem bae kunaon sih!!" Gerutu Dewa pada seorang pengawas yang mungkin sedikit terkejut melihat Nattaniel tiba-tiba tumbang.

Dewa dan bapak pengawas itu pun menggotong Nattaniel menuju ruang UKS lalu membaringkan tubuh Nattaniel disana. Dewa tak lupa untuk berterima kasih pada Bapak itu sebelum beliau pergi meninggalkan Dewa dan juga Nattaniel didalam ruang UKS.

"Haduh aing mah" Panik Dewa seraya mengeluarkan Handphone nya untuk menghubungi teman yang lain.

"Maha... Bangun, Mah"

Dewa berusaha menepuk-nepuk pelan kedua pipi Nattaniel berharap pria itu segera tersadar, namun tentu saja hasil nya nihil karena Nattaniel masih tidak merespon apapun yang dilakukan Dewa kepadanya.

Malchance (MileApo local) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang