Pukul 8 pagi Nattaniel masih memejamkan matanya dengan rapat karena ia mulai tertidur saat pukul 06 pagi, terhitung baru dua jam lamanya Nattaniel tertidur lelap. Kasur nya begitu berantakan tak jauh berbeda dengan Nattaniel yang sama berantakan nya, kedua mata yang bengkak, bibir yang sedikit luka karena ia gigit saat menahan isakan, dan juga rambut nya yang sudah tidak beraturan sama sekali.
Benar-benar persis seperti gembel.
"Permis- MILEN?!"
Suara teriakan yang sedikit kencang itu membuat Nattaniel menggeliat, kehebohan yang terjadi tepat didepan pintu kamar nya sangat mengganggu ketenangan Nattaniel sampai akhirnya pria manis itu terbangun dan menatap ke arah pintu dengan bingung.
"Rame banget kenapa sih" Gumam nya sembari berusaha membuat kedua mata nya terbuka.
Sial, kedua matanya benar-benar perih dan panas.
"NATTANIEL!!! LO DIMANA???"
Kernyitan heran tercetak jelas di kening mulus Nattaniel saat kedua telinga nya mendengar suara seorang wanita yang sangat ia kenali. Tunggu, kenapa wanita itu bisa ada disini?
Dengan langkah yang tergesa Nattaniel menghampiri pintu kamar nya lalu membuka pintu tersebut yang semalaman ia kunci. Kedua matanya total melotot kaget saat di hadapan nya kini terdapat sosok wanita yang ternyata adalah kakak nya sendiri beserta Milen yang tidak sadarkan diri dengan hidung yang berdarah.
"Lo ngapain sih dek? Suami lo kenapa disini?" Tanya Namira panik.
"Dia... K-kenapa?"
Namira berdecak kesal melihat adiknya yang hanya diam tergagap, "Bisa bantuin gak? Cepet bawa dia masuk, badan nya udah dingin"
"A-ah iya"
Nattaniel dan Namira pun sebisa mungkin membawa Milen untuk masuk kedalam kamar dan membaringkan nya di atas kasur. Suhu tubuh Milen terasa sangat dingin, wajah nya pucat pasi dengan darah yang mengering di sekitar hidung nya. Melihat keadaan Milen yang seperti ini rasa bersalah kini menyeruak dalam hati Nattaniel karena sepertinya Milen berada didepan pintu kamar nya semalaman tanpa selimut dan juga pakaian hangat.
"Sebentar gue coba kompres air anget" Ucap Namira yang kemudian beranjak menuju dapur untuk menghangatkan air.
Nattaniel pun terdiam, sesekali jemari cantik nya itu mengelap darah kering di sekitaran hidung Milen. Nafas suaminya itu begitu memburu dan Nattaniel sangat khawatir sekarang.
"Lo ngapain Milen brengsek" Gumam Nattaniel lirih seraya menatap sedih wajah Milen yang tak sadarkan diri.
Namira pun kembali setelah beberapa menit dengan sebuah baskom dan juga kain di tangan nya. Dengan cekatan wanita itu mencelupkan kain tersebut kedalam air hangat lalu kemudian memerasnya sebelum ia simpan di atas dahi putih Milen, kedua mata Namira kini memandang bergantian sang adik dan juga adik ipar nya dengan curiga.
"Kalian kenapa?" Tanya Namira penuh selidik.
Nattaniel menggeleng pelan, "Nggak"
"Gak usah bohong. Lo liat keadaan suami lo sendiri sekacau apa sekarang, belum lagi muka lo yang bengkak banget kayak gitu. Lo abis nangis kan?"
Pertanyaan Namira memukul telak Nattaniel yang kini menunduk dalam. Namira pun berdecak kesal melihat sang Adik seperti itu, padahal niat Namira kemari adalah ingin mengajak sang Adik jalan-jalan selama kedua orangtua nya berangkat dinas luar kota selama dua hari. Namira pun awalnya ingin menumpang dirumah sang Adik ipar karena jujur ia bisa mati kebosanan jika dirumah seorang diri.
"Lo ngapain disini, Kak?" Tanya balik Nattaniel tanpa menghiraukan pertanyaan Namira sebelumnya.
Namira mendengus kesal, "Tadinya gue mau ajak lo jalan-jalan. Gue lagi libur selama dua minggu makanya mau ngabisin waktu bareng Papah sama Bunda taunya mereka malah berangkat dinas luar kota"
KAMU SEDANG MEMBACA
Malchance (MileApo local) ✔️
FanfictionHanya bercerita tentang kehidupan Nattaniel Mahawira yang tiba-tiba harus terikat dengan pria tampan rendah hati bernama Milen Sambara. + Non Baku (Karna aku buat ini lokal) + Homo. Yang homophobic puter balik