46). Keinginan Nattaniel (2)

2.3K 256 19
                                    


"Jangan cemberut gitu dong. Gapapa cuma berdua anggap aja bulan madu"

Nattaniel menatap Milen dengan raut sedih nya. Sejak semalam Nattaniel begitu murung karena semua teman-teman nya tengah sibuk dengan urusan masing-masing dan tidak bisa ikut berlibur seperti yang Nattaniel harapkan.

Jaka, Dewa dan Winata sangat sibuk dengan perkuliahan nya, Nandra tentu tidak bisa mengambil cuti dari pekerjaan nya dan Bara yang mengetahui semua teman nya tidak ikut pun merasa tidak enak, maka dari itu Bara lebih memilih untuk fokus pada usaha nya mencari lowongan pekerjaan.

"Semuanya sibuk. Gak seru banget" Gumam nya seraya merengut.

"Sayang, nanti kita bisa rencanain ulang buat liburan bareng nya. Ini kan terlalu mendadak jadi mereka gak ada persiapan" Jawab Milen yang sedari tadi sibuk membereskan baju kedalam koper.

Nattaniel mendesah lesu, "Sedih. Mau nangis"

"Hadeh"

Melihat suami manis nya yang sudah cemberut berkaca-kaca, Milen pun menyudahi kegiatan nya lalu merengkuh tubuh gembul yang sedang duduk di sisi ranjang itu kedalam pelukan hangat nya. Sejak semalam Nattaniel benar-benar manja dan super sensitif, entah apa yang terjadi pada pria itu.

Atau mungkin itu salah satu efek dari kehamilannya.

"Udah cupcup nanti kita liburan bareng. Sekarang berdua dulu ya, katanya kamu mau berenang disana bareng Baby Puyu"

"Baby Puyu nya belum lahir"

Milen mengerjap cepat, "Ya tapi kan kalo kamu berenang dia juga ikut dong"

Helaan nafas panjang terdengar setelah Milen berkata demikian. Nattaniel menyandarkan kepala nya lesu di atas pundak Milen yang saat ini masih memeluk nya erat, ah pelukan Milen benar-benar nyaman.

"Daddy..."

"Hm?"

"Aku kenapa sedih terus... Pengen nangis" Ucap Nattaniel lirih.

Milen mengecup pelipis Nattaniel kilat lalu melepaskan pelukan nya. Awalnya Nattaniel mengernyit protes namun dalam waktu sekejap Nattaniel dibuat bingung oleh Milen yang saat ini berlutut di hadapan nya.

"Baby Puyu... Sayang nya Daddy, kamu lagi apa didalem? Apa didalem ada yang ganggu kamu? Jangan buat perasaan Papa jadi sedih ya sayang? Papa kalo udah nangis susah berhenti lho~" Gumam Milen lembut tepat di hadapan perut buncit Nattaniel.

Melihat hal itu, Nattaniel pun semakin ingin menangis. Kedua mata nya memburam dan lelehan air mata kemudian mengalir bebas di atas pipi gembilnya, bahkan pekikan antuasias Milen yang mendapat respon dari sang Bayi telak Nattaniel hiraukan.

Entah apa yang terjadi, yang pasti Nattaniel hanya ingin menangis sekarang.

"Natt!! Dia bergerak!! Kayaknya anak kita calon- Hey kenapa nangis Ya Tuhan" Pekikan antusias pun akhirnya berubah menjadi pekikan panik saat Milen melihat Nattaniel terisak dengan wajah yang memerah.

Dengan perlahan Milen pun kembali membawa Nattaniel masuk kedalam pelukan nya dan berusaha menenangkan suami manis nya itu.

"Kamu kenapa sebenernya? Ada yang ganggu pikiran kamu?" Tanya Milen pelan.

Nattaniel menggeleng kecil, "Gak tau. Pengen nangis aja"

"Ck Yaudah nangis aja gapapa, tapi jangan lama-lama ya? Nanti kamu capek" Jawab Milen yang terlihat sudah pasrah.

Hampir 30 menit waktu yang mereka habiskan dalam posisi itu. Bahkan Nattaniel sudah merubah posisi nya menjadi terduduk diatas pangkuan Milen, sedangkan Milen saat ini berusaha menahan kebas di pinggang nya karena menahan bobot Nattaniel yang bersandar penuh pada Milen.

Malchance (MileApo local) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang