Hari sudah malam, dan kini Nattaniel sudah berada didalam rumahnya sejak satu jam yang lalu. Nattaniel begitu diam dan tidak banyak bicara kali ini, bahkan sudah 10 menit lamanya ia hanya berbaring di atas kasur tanpa mengatakan apapun."Nattaniel, kamu belum jawab pertanyaan aku. Siapa cowok yang kamu peluk di taman rumah sakit?"
Diam. Nattaniel hanya diam dalam posisi berbaring nya tanpa ingin menjawab pertanyaan Milen sedikitpun.
Milen pun menghela nafas dalam melihat suami manisnya bertingkah seperti demikian. Ingin rasanya Milen mencecar Nattaniel agar pria manis itu menjelaskan tentang apa yang Milen lihat tadi siang, namun Milen sangat tahu bahwa ia tidak bisa melakukan hal itu pada sang suami yang sedang hamil dan dapat berubah mood kapan saja.
Tadi sore sekitar pukul 4, Milen berinisiatif untuk menjemput Nattaniel di rumah sakit. Sejak pagi sebenarnya Milen merasa khawatir pada Nattaniel yang sedang bertemu dengan keluarga nya, maka dari itu Milen memutuskan untuk menyusul suami manis nya dan memastikan bahwa semua baik-baik saja.
Setelah Milen sampai di rumah sakit, Milen sedikit kebingungan karena tidak menemukan Nattaniel dimanapun. Di lorong tersebut hanya ada Bunda Lili dan juga Pangestu yang sedang duduk di depan ruang rawat inap Namira, Milen pun dengan keberanian yang sebesar samudera akhirnya bertanya perihal keberadaan Nattaniel yang ternyata sedang pergi ke taman rumah sakit untuk mencari angin.
Namun sayang, tepat saat Milen sampai di taman itu kedua matanya justru melihat Nattaniel yang sedang berpelukan erat dengan seorang pria yang tidak Milen kenali.
Hal itu sukses membuat hati Milen panas dan bertanya-tanya tentang siapa gerangan pria yang berpelukan dengan Nattaniel tersebut.
"Kamu gak mau jawab? Kamu mau aku marah atau gimana?" Tanya Milen sekali lagi dengan intonasi datar nya.
Nattaniel berdecak kasar mendengar Milen yang terus menerus bertanya hal yang sama, "Dia mantan aku. First love aku. Puas?"
Terdiam. Kini kedua nya benar-benar terdiam hening tanpa suara, Milen yang sudah selesai berganti baju dengan piyama pun hanya berdiri di sisi ranjang menatap Nattaniel yang kini sedang menatap nya balik. Atmosfer di kamar keduanya sangat terasa tidak nyaman, namun Nattaniel tidak peduli karena pikiran nya yang melayang pada Sang Kakak lebih mengganggu dirinya.
"Kamu kenapa? Dari pagi ketus banget, aku ada salah?" Tanya Milen yang kali ini bertanya dengan nada halus nya.
Benar, lagi dan lagi Milen harus berusaha sabar menghadapi Nattaniel.
Gelengan pelan Nattaniel lontarkan pada Milen, "Gak tau"
"Natt. Bisa gak kamu jangan kayak gini? Kalau ada masalah atau ada yang ganggu pikiran kamu, apa salahnya kamu omongin ke aku? Aku suami kamu disini, aku gak bakal ngerti kalau kamu cuma diem terus ketus-ketusin aku tanpa sebab" Ucap Milen jengkel namun masih mempertahankan kelembutan nya.
"Milen... Aku boleh minta sesuatu?"
Melihat kedua mata Nattaniel yang sarat akan permohonan Milen pun mendengus kecil, "Apa?"
"Aku kangen sesuatu... Kamu lebih milih izinin aku pergi atau mau anter aku?"
"Aku anter" Tukas Milen tanpa berfikir sedikitpun.
Nattaniel tersenyum kecil dan berterima kasih pada Milen. Lalu setelah nya Nattaniel mengambil jaket tebal untuk menghangatkan tubuh nya dan menuntun Milen untuk pergi ke suatu tempat.
°°°
"Winnn gue mau soes coklat ya!!"
"Ambil aja ambil. Ambil semua, makan sampe gembrot sono"
KAMU SEDANG MEMBACA
Malchance (MileApo local) ✔️
FanfictionHanya bercerita tentang kehidupan Nattaniel Mahawira yang tiba-tiba harus terikat dengan pria tampan rendah hati bernama Milen Sambara. + Non Baku (Karna aku buat ini lokal) + Homo. Yang homophobic puter balik