CHAPTER 57

19.2K 1.1K 42
                                    

Haii everyone!!!

How was your day?

🌼🌼🌼

Javon sedang memandang Zanna yang sedang makan dengan lahap dan Javon sama sekali tidak menyentuh makanannya karena keasikan melihat Zanna. "Apakah masakan bunda ga enak sampai kamu memilih untuk tidak makan?". kata Bunda Hazel sambil menyindiri Javon dan Javon sendiri terkejut mendengar perkataan bundanya. "Eh engga kok bund". Javon langsung makan makanannya dengan lahap. Zanna sebenarnya tahu kalau Javon terus memandanginya tetapi Zanna mengacuhkan Javon dan memilih untuk makan.

"Aku ke kamar dulu". Kata Zanna karena Zanna sudah selesai makan dan juga Zanna harus mempersiapkan dirinya untuk mengikuti ujian nanti. Zanna sebenarnya ingin melanjutkan untuk bersekolah seperti biasa tetapi Zanna memilih untuk melanjutkan sekolahnya di rumah karena gurunya juga sangat baik dengan Zanna. Terkadang Zanna sangatlah bosan tetapi Zanna memiliki waktu lebih banyak untuk bersantai ria.

Bunyi ketukan kamar pun membuat Zanna melepaskan tatapannya dari buku-buku yang berserakan. "Masuk". Zanna memutar bola matanya malas karena melihat sosok Javon yang sedang menatapnya dengan senyum manis. Zanna menaikkan alisnya ketika Javon tidak mengatakan apapun dan hanya terus menatapnya. Zanna akhirnya mendengus dan memilih melanjutkan mengerjakan beberapa soal Fisika yang menurutnya sangat susah.

Javon sebenarnya ingin mengajak Zanna untuk menemaninya pergi ke mall tetapi ketika melihat Zanna sibuk belajar Javon pun mengurungkan niatnya. Javon menatap Zanna dengan sedih karena kesalahannya hubungan kakak beradik mereka jadi retak. "Apakah kamu butuh bantuan?". Zanna pun mendengus karena merasa terganggu dengan keberadaan Javon. "Gue ga butuh jadi mendingan Lo keluar sekarang". Kata Zanna tanpa sadar.

"Jangan pake Lo-gue sama abang karena ga sopan". Zanna yang tak menyadari pun menjadi sedikit terkejut tapi tak lama kemudian Zanna memutar matanya dan cuman berdehem. Javon tak memperdulikan perkataan Zanna dan duduk di sebelah Zanna. "Ini sih gampang, sini abang ajarin". Zanna pun hanya pasrah dan fokus melihat Javon yang sedang menerangkan soal yang tidak diketahui oleh Zanna.

Dulunya ini adalah impian Zanna untuk berdekatan dengan Javon, belajar bersama, saling bercerita dan berbagi keluh kesa tetapi Javon membangun benteng yang tinggi dan menolak keberadaan Zanna, tanpa sadar air mata Zanna turun. "Udah paham belum?". Kata Javon dan melihat Zanna. Alangkah terkejutnya Javon melihat Zanna yang sedang menangis. "Hei kamu kenapa?". Javon mencoba menghapus air mata Zanna tetapi dengan cept Zanna menepis tangan Javon.

"Jangan sentuh gue". Kata Zanna dengan datar dan bahkan tatapannya sangat dingin. "Eh maaf". Kata Javon sambil menundukkan kepalanya dan Zanna mengambil buku-bukunya dan meninggalkan Javon yang sedang menghela napas berkali-kali untuk menghilangkan rasa sesak didadanya. "Semangat bro". kata Gavi dan membuat Javon terkejut. Sedari tadi Gavi memperhatikan Javon dan Zanna, Gavi sejujurnya merasa senang melihat interaksi Javon dan Zanna. "Zanna masih butuh waktu dan gue yakin Zanna bakal maafin Lo". Kata Gavi memberi semangat.

"Gue takut Zanna ga bakal maafin kelakuan gue". Tanpa sadar air matanya jatuh, Javon sangat menyesali semua kesalahannya yang selalu kasar dengan Zanna bahkan ketika Javon tidur pasti dia akan memimpikan kelakuannya yang memukul Zanna di rooftop rumah sakit. Bahkan tanpa sepengetahuan keluarganya Javon mengonsumsi obat tidur dan sesekali obat penenang. "Zanna bakal maafin Lo percaya sama gue". Gavi sejujurnya sedih melihat Javon sekarang.

Sedangkan Zanna sedang berada di perpustakaan untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena Javon. Bunyi telepon pun membuat Zanna lagi-lagi mendengus karena merasa terganggu ketika ingin belajar. Zanna langsung menerbitkan senyummnya ketika melihat nama pacar kesayangannya bahkan Zanna sempat melupakan kekesalannya tadi.

KEIZANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang