CHAPTER 22

23.1K 1.4K 22
                                    

Haii welcome back!!

Wajib tandai kalau ada typo yah!!

✨ Happy reading ✨

Gavi membawa mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi dan sesekali dia melihat kondisi Zanna dari kaca mobilnya.

Oma masih mencoba untuk membuat Zanna berbicara dan tidak pingsan. "Jangan tutup mata kamu okay?". Kata Oma dengan suara yang bergetar.

Oma tidak ingin kehilangan cucu perempuannya lagi apalagi sekarang tinggal Zanna seorang. "LEBIH CEPAT GAVI!!". Teriak Oma dengan panik ketika Zanna sudah menutup matanya.

Gavi hanya diam karena tidak ingin memperkeruh suasana tetapi Gavi tetap menambah laju kendaraan.

Sesampainya di depan rumah sakit Gavi memarkir asal-asalan mobilnya dan membuka pintu belakang.

Gavi menggendong Zanna ala bridal style dan berlari masuk ke dalam. "DOK TOLONGIN ADIK SAYA, DOK ... ". teriak Gavi dengan panik bahkan air matanya sudah menetes.

Suster mengarahkan Gavi untuk menidurkan Zanna di brankar pasien. "Mohon tunggu sebentar". Kata suster tersebut dan dokter memeriksa Zanna.

Gavi mengacak rambutnya dengan penuh kekhawatiran, Gavi berjanji di dalam hatinya jika terjadi sesuatu dengan Zanna maka dia akan membunuh Javon detik itu juga.

"JAVON SIALAN". Emosi Gavi pun meluap dan dia meninju tembok beberapa kali sampai tangannya berdarah.

"Tenangin diri kamu, Zanna pasti baik-baik saja". Kata Oma berusaha tenang dan Oma juga yakin Zanna pasti baik-baik saja.

Gavi pun berhenti dan mengatur napasnya dengan tenang dan dokter berjalan ke arah mereka.

"Saya sudah mengobati luka yang ada di tangan Zanna dan butuh beberapa hari untuk lukanya bisa sembuh". Kata dokter menjelaskan.

"Apakah nona Zanna pernah mengalami suatu kejadian yang membuatnya kehilangan ingatan?". Kata dokter melanjutkan.

Gavi dan Oma saling menatap satu sama lain dan tak lama kemudian mereka menganggukkan kepala mereka.

"Saya mohon kalian jangan memaksakan ingatan dari pasien karena itu akan membuatnya merasa kesakitan dan jika kalian ingin membuat ingatannya kembali tolong di lakukan dengan perlahan". Kata dokter menjelaskan.

"Baiklah kalau begitu saya akan memindahkan pasien di ruang rawat karena selama beberapa hari kedepannya pasien akan di rawat sampai rasa sakit di kepalanya berkurang". Kata dokter dan berlalu dari sana.

"Aku tidak ingin ingatan Zanna kembali Oma, aku takut dia akan depresi". Kata Gavi dengan matanya yang memerah menahan tangis.

Oma hanya bisa memeluk tubuh Gavi karena Oma tidak tau apa yang harus di katakan dan juga Oma merasa khawatir jika ingatan Zanna kembali.

"Ayok kita harus ke ruangan Zanna". Kata Oma sambil melepaskan pelukannya.

Sesampainya di depan ruangan Zanna mereka langsung masuk dan melihat Zanna yang masih tidak sadarkan diri.

"Pasien akan sadar sedikit lagi". Kata suster dan berlalu pergi dari ruangan Zanna.

Gavi mengelus kepala Zanna dengan kasih sayang dan tidak lupa juga Gavi mengecup kening Zanna.

KEIZANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang