"Gapapa, ini juga pertama kalinya buat aku, kita bisa sama-sama belajar." - Hana
------------------------------
Kama jadi yang pertama datang bersama Haikal. Mereka memasuki sebuah gedung 4 lantai bernuansa coklat muda dan disambut dengan deretan gaun dan jas yang terpajang apik di manekin.
Setelah diarahkan, mereka menuju lantai 2, tempat dimana Nana dan pasangannya sedang melakukan fitting. Kama duduk di sebuah sofa yang menghadap persis ke tangga, jadi ia bisa langsung tahu ketika ada yang naik, sedangkan Haikal berkeliling, mengamati satu persatu jas dan dress yang cukup menyilaukan mata.
Di tiap sudut ruangan, terdapat bunga Amarilis merah yang tumbuh di dalam vas besar dengan aksen oriental yang kental. Asyik dengan pemandangannya, sampai Kama tidak sadar bahwa Nana telah keluar dari kamar pas berbentuk setengah lingkaran dengan cermin besar di dalamnya, disusul Septi yang keluar dari kamar pas lain di belakangnya. Perempuan itu terlihat cantik dengan Empire Waist Dress putih yang pastinya tertutup, juga hijab satin silk putih yang dililit sedemikian rupa di leher, dengan tambahan payet bening yang dipasang lurus dari ujung telinga satu ke telinga lainnya. Tidak berlebihan, namun tetap memberikan aura yang kuat sebagai seorang pengantin.
"Wih! Cantik!"
Kama menoleh dan menemukan Riko yang menaiki tangga sendirian.
"Lho? Sendiri? Rian mana?"
Riko mengedikkan bahu, "Gue ke sini naik ojol tau gak lo."
"Pantes bau matahari," sahut Haikal, "Mobil lo kemana emang?"
"Macet, makanya gue ogah keluar dijam-jam kayak gini."
"Oh jadi lo gak ikhlas?" sarkas Nana yang masih sibuk dengan kancing jasnya.
"Enggak! Lo tau gak kalo gue keluar ngumpet-ngumpet biar gak ketauan si Javi, eh malah ketemu doi di pos security, sialan."
Kama tertawa renyah, "Itu sih kayaknya emang dia sengaja nungguin lo."
Ekspresinya berubah jengah, ia mengambil tempat di sebelah Kama, namun langsung menoleh ketika Nana memanggil,
"Gimana?" tangannya terentang lebar, "Gue udah ganteng belom?"
Dari ketiga respon yang diberikan teman-temannya, Haikal yang memberi tanggapan paling ekstra. Laki-laki itu menunjukkan ekspresi serupa emotikon 😱 yang dalam 2 detik langsung berubah menjadi 😑 dan diiringi,
"Enggak."
"Setan."
"Tapi lo keliatan lebih berkharisma--" timpal Kama.
"Kam, lo emang paling--"
"--2 persenan lah kira-kira."
"Walah, anj--"
Umpatan Nana tergantung oleh kehadiran Rei bersama seseorang lain di belakangnya, yang membuat salah satu dari mereka mematung.
------------------------------
Perempuan itu sedikit berlari ke arah mobilnya sesaat ia membunyikan klakson untuk memberitahu keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sound of Longing | Huang Renjun
Fanfiction"It's about silence that sounds so loud." Waktu tidak pernah menjanjikan suatu pertemuan, tapi ia janji, apa yang seharusnya berada di lorong itu, selamanya akan tetap berada di sana. 3 tahun berjalan, Hana menemui kebuntuan di jalan gelap tanpa pel...