"Gue tadi gak salah liat kan?" - Haikal
------------------------------
Dentuman musik yang kencang, memekakan telinga, membuat jantung ikut berdegup seirama. Di VIP section, 3 pria menikmati pemandangan di depan mereka, dimana banyak tubuh bergerak liar di dance floor mengikuti alunan lagu EDM yang dimainkan Disc Jockey.
Bau alkohol dan suara decapan bibir bukan sesuatu yang baru di sini. Di tengah gemerlap lampu club, pria tinggi dengan perawakan khas orang Asia, menuruni tangga, berjalan santai melewati lautan manusia di bawah dan melangkah ke arah mereka.
Jericho melirik selagi mulutnya menenggak Grey Goose dari gelas kristal yang ia pegang. Di tangan pria itu terdapat sebuah botol kaca berisi cairan berwarna coklat kemerahan yang ia tahu adalah Cognac Martell, sejenis Brandy, alkohol favorit Rei.
Ia menatap lamat botol yang sudah tersaji di depan matanya, lalu beralih ke laki-laki yang kini duduk di sebelah Kama.
"Gue gak terima sogokan."
Keenan tertawa, lalu ikut menuang Vodka di table-nya ke gelas yang ia bawa. Bibirnya menyesap perlahan, lalu menoleh ke samping dimana Kama menatap kosong asbak rokok yang penuh, sedangkan Haikal sibuk mengisi paru-parunya dengan asap vape.
"Bawa temen? Aman dong ya harusnya? Baby sitter lo gak perlu repot-repot ke sini."
Haikal berdecih, "Modelan kayak lo, kalo lagi tepar butuh baby sitter juga?"
"Gue akuin selera dia bagus," Ken mengangguk kecil, "Lo nemu modelan kayak gitu dimana? Gue juga mau lah."
Jericho melirik Kama yang seperti enggan ikut masuk ke obrolan, "Langka. Limited edition. Tinggal satu di dunia."
"Berarti boleh test drive dulu?" kedua alisnya tertarik naik, "Kalo cocok, gue pake."
Jericho sedikit membanting gelasnya, menimbulkan getaran di meja yang membuat Kama terkesiap, "Gak usah kayak anjing."
Keenan tertawa kencang, lalu menepuk bahu Kama, bermaksud mengajak laki-laki itu menimbrung, "Temen lo sensi banget kalo udah ngomongin cewe."
Ekspresi Keenan berubah datar saat ada orang lain yang menghampiri mereka. Wanita setinggi 165cm dengan mini dress tali kecil berpotongan dada rendah, cukup memperlihatkan belahan dadanya, juga tak lupa kaki yang dialasi ankle strap heels yang terlihat cocok di kulitnya yang cerah.
Jericho menoleh dan tersenyum, tangannya terbuka, menyambut lekuk tubuh itu untuk duduk di pangkuannya.
"Hei."
Satu kecupan mendarat di pipinya saat Cindy mendaratkan bokongnya di paha Jericho.
"Minggu lalu lo gak ke sini? Atau gue yang gak liat lo?"
"Ke sini, cuma gak lama," ibu jarinya menyentuh bibir bawah yang kini disolek dengan warna merah terang, "Red suits you well. Let me taste."
Haikal berdecak malas melihat temannya yang bercumbu tidak tahu tempat, "Get a room, please. Gue lagi gak pengen ngeliat orang make out."
Cindy melepas tautan bibirnya, lalu menyeringai, "Lo mau nyobain juga?"
"Sorry to say, gak minat."
Pandangan perempuan itu teralihkan ke seseorang yang sedari tadi membisu, "Gue baru ini ngeliat dia," dagunya terangkat ke arah Kama, "Who is he?"
"Samperin gih. Dia kayaknya butuh belaian."
Kama menaikkan sebelah alisnya saat Cindy berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya. Kepala perempuan itu disangga dengan tangan yang membentuk sudut siku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sound of Longing | Huang Renjun
Fanfiction"It's about silence that sounds so loud." Waktu tidak pernah menjanjikan suatu pertemuan, tapi ia janji, apa yang seharusnya berada di lorong itu, selamanya akan tetap berada di sana. 3 tahun berjalan, Hana menemui kebuntuan di jalan gelap tanpa pel...