A16

1.1K 117 19
                                    

Happy Reading

🌹🌹

"Kamu di kasur saja" cegat saya. Saya mengambilkan bajunya lalu membantu memasangkannya kembali.

"Hem, bantu ambilin ikat rambut aku juga dong mas" pintanya menunjuk nakas.

"Begitu saja cantik"

"Mas suka aku gini? Tapi rambut aku suka kemana-mana, nanti ganggu" ucapnya. Saya lantas meraih ikat rambut merah tuanya dan menyerahkannya padanya.

"Mau langsung tidur?" Tanya saya bersandar pada kepala ranjang. Ocha mengangguk pelan, setelah selesai mengikat rambut Ocha langsung kembali berbaring pada bantal.

"Mas besok ke pesantren ya?"

"Iya, kok kamu tau?" Dia tersenyum tipis.

"Aku ngintip pesan mas Aryudha sama mba Binar tadi" jawabnya.

"Oh begitu. Iya, besok saya mau ke pesantren. Mau lihat perkembangan persiapan santri buat maulid nabi sekalian ikut latihan sholawat an"

"Mas Aryudha mau ikut sholawatan nanti?"

"Iya"

"Kalau mas Aryudha mau, mas bisa mulai latihan sekarang"

"Saya tidak mau" jawab saya membuatnya langsung memasang wajah kecewa. Saya terkekeh karenanya. "Bilang saja kalau kamu mau dengar saya nyanyi"

"Iya" jawabnya cepat lalu terkekeh. "Coba dong, sekalian pengantar tidur"

"Nina Bobo... Oh"

Plak

Dia malah menepuk paha saya. "Memangnya aku anak kecil, lagu yang lain dong"

"Terserah saya, kan saya yang nyanyi"

"Ya udah deh, terserah mas Aryudha aja" sahutnya terdengar kesal namun tangannya tetap meraih sebelah tangan saya dan menggenggamnya. "Saranghae" ucapnya lalu mengecup tangan saya.

"Saranghi apa Cha?"

"Gak tau" jawabnya lalu mulai memejamkan mata. Saya tau, Ocha pasti sangat lelah malam ini. Saya mengusap rambutnya– mencoba mengantarkan kesadarannya untuk tidur malam ini.

"Ya rabbal'alamiin ya rahman ya rahim sali rabi wasalim 'ala khayrilmursilin...."

"Ya rabbal'alamiin ya rahman ya rahim sali rabi wasalim 'ala khayrilmursilin..."

"Allahum 'antasalam waming kasalam, tabarakta rabbana yazaaljalali wal'iikram..."

🌹🌹

Saya pergi mengunjungi pesantren pada siang hari. Rumah umi begitu sepi, Saya dikabari kalau Abuya sedang berada di rumah umma sedang umi ditemani Binar pergi untuk mengisi pengajian ibu-ibu disekitar pesantren.

Dari pada merasa kesepian di rumah, saya memilih keluar untuk melihat perkembangan persiapan santri-santri untuk acara maulid yang tinggal dua malam lagi.

"Assalamualaikum Gus"

"Wa Alaikumussalam..."

"Kapan datang Gus?" Tanya ustadz Hanafi yang merupakan salah satu pengajar di pesantren.

"Baru saja, bagaimana persiapan acaranya? Apa sudah beres?"

"Untuk sekarang insyaa Allah sudah 80% beres Gus"

"Alhamdulillah..."

Ponsel saya tiba-tiba berdering, saya lantas mengeluarkan ponsel dan langsung mengangkat panggilan yang datang dari Abuya itu.

AZZAHRA (Aryudha POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang