A2

1.6K 168 6
                                    

Happy reading

Saya tidak langsung pulang ke rumah setelah selesai sholat subuh di mesjid. Saya terlebih dulu pergi ke ATM untuk menarik sejumlah uang.

Ketika saya kembali ke rumah, Ocha tengah sibuk memasak di dapur. Kami baru pindah rumah selama tiga hari ini dan belum punya asisten rumah tangga yang bisa membantu.

Ponselnya ada diatas meja makan, dia menyetel musik dengan bahasa korea cukup keras. Aroma masakannya tercium wangi jadi saya mendekat pada dapur dan memperhatikan kesibukannya diambang pintu antara dapur dan ruang makan.

"Masak apa?"

"Astaghfirullah..." Dia menoleh sambil mengusap dadanya. "Sejak kapan pak Aryudha disitu?"

"Baru" saya mendekatinya untuk melihat apa yang dia masak.

"Mie goreng" ucapnya. "Tapi tadi aku udah masak telor juga" Dia menunjuk pada meja.

"Makanan seafood malam tadi mana?" Kami tidak menghabiskan makanan seafood malam tadi, jadi sisa makanan itu dibungkus dan dibawa pulang.

"Ada, pak Aryudha mau makan seafood itu?"

"Iya, udangnya enak. Kamu letakkan dimana? biar saya ambil" Saya berbalik dan berjalan menuju kulkas. Saya temukan makanan kami malam tadi didalam toples dan saya langsung membawanya ke dapur.

"Kalau pak Aryudha makan itu terus mie goreng sama telornya gimana?"

"Hai... Kenapa wajahnya?" Saya mendekat dan mencubit pipinyq. Ucapnya tadi benar-benar terdengar mellow. Raut wajahnya pun tidak kalah mellow menatap saya. Dia seperti kesal dan ingin menangis.

"Pak Aryudha gak mau makan masakan aku ya?"

"Tidak, bukan begitu Ocha. Maksud saya itu biar udangnya tidak terbuang"

"Oh..." Dia mengangguk. "Biar aku aja yang panasin pak" Ocha menyerahkan piring mie goreng dan telornya pada saya mengisyaratkan pada saya untuk memindahkannya pada meja makan.

Setelah semua persiapan sarapan selesai, kami langsung duduk pada kursi meja makan. Ocha menyerahkan piring berisi nasi putih pada saya.

"Ini" dia mendekatkan udang pada saya. "Jangan sampai terbuang ya" lanjutnya yang berbunyi seperti sebuah sindiran. Dia kemudian memasukkan nasi pada piringnya dan mulai mengambil telor serta mie goreng buatannya.

"Saya juga mau itu"

"Apa pak?"

"Mie dan telornya"

"Oh... bapak mau juga" Dia lantas menyendok kan mie goreng ke piring saya. "Memangnya sanggup habisin? Nanti udangnya terbuang loh pak"

"Kamu kenapa Ocha?" Kami memang baru bersama tapi saya rasa saya tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti sikap perempuannya.

"Gak, gak papa" dia memulai sarapannya.

"Berarti ada apanya" Saya menyantap telor dan mie goreng buatannya. "Kamu ngambek?"

"Enggak, ngambek kenapa coba?"

"Iya karena udang yang nanti terbuang" saya memotongkan daging udang dan meletakkannya pada piringnya. "Kamu makan ini juga"

Dia tidak menjawab atau menanggapi apapun, hanya memakan makanan yang ada di piringnya. Kami makan dengan hening sampai saya menghabiskan apa yang ada di piring saya.

"Biar saya yang cuci"

"Aku bisa kok"

"Tidak apa-apa" Saya membawa piring dan gelas yang akan dicuci pada washtafel. Ocha tidak mau tinggal diam, dia tetap berdiri di samping saya membantu meletakkan peralatan masak dan makan kami.

AZZAHRA (Aryudha POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang