A20

703 78 13
                                    

Happy Reading

🌹🌹

"Salah satu waktu di ijabahnya doa itu adalah setelah ashar menjelang magrib. Jadi kalau kamu mau minta sesuatu bisa berdoa sekarang"

"Iya" Ocha langsung menunduk dan menutup matanya. Dia sedang bermunajat kepada Allah.

"Minta apa?" Tanya saya setelah dia selesai dan menoleh pada saya.

"Rahasia dong" jawabnya dengan nada mengejek.

"Oh begitu" -_-

"Hehehe" tawanya lalu menyandarkan kepalanya pada bahu saya.

Senja di Madinah selalu terlihat begitu indah dengan sinar kejinggan mentari yang kian turun menghiasi langit. Suasana yang ramai namun juga memiliki kesan yang damai. Banyak jamaah berlalu lalang ada juga yang duduk di pelataran mesjid untuk  bersantai sambil menunggu magrib. Beberapa jamaah terlihat bergerombol untuk menerima sedekah sore dari salah seorang jamaah yang membawa cemilan dan minuman. Anak-anak balita pun terlihat riang berlarian kesana-kemari.

Kami menikmati suasana sore ini dengan duduk di pelataran menghadap mesjid nabawi bagian kubah hijau atau tempat makam nabi Muhammad.

"Mas..."

"Hem"

"Boleh gak aku tanya sesuatu?"

"Boleh, tanya apa sayang?"

"Kenapa mas memilih menikahi aku padahal kalau mas mau mas bisa dapat yang lebih baik"

"Kenapa ya? Saya juga tidak tau" dia mengangkat kepalanya dari pada bahu saya dan saya spontan menoleh.

"Serius mas" pintanya.

"Hem.... apa ya?" Saya meneliti setiap wajahnya hingga dia tampak malu. "Mungkin karena kamu cantik, apalagi kalau sedang tersipu"

"Cantik bisa luntur berarti nanti perasaan mas juga akan luntur" jawabnya langsung. Dia memasang wajah cemberut, mungkin karena jawaban saya tidak sesuai keinginannya. "Lagian yang cantik dari aku banyak. Aku juga gak ngerasa cantik yang gimana-gimana"

"Ocha..." saya mengambil sebelah tangannya dan memegangnya erat. "Setiap kali saya melihat kamu ada perasaan dalam diri saya yang ingin memiliki kamu. Mungkin ini terdengar egois tapi itulah perasaan saya, saya tidak punya alasan lain lagi. Saya jatuh cinta dengan kamu"

Dia hanya tersenyum dan kembali bersandar pada bahu saya.

"Kadang aku masih tidak menyangka kalau aku dicintai sama seseorang seperti mas. Bagi wanita seperti aku, mas itu luar biasa dan seperti mustahil untuk dimiliki"

"Saya hanya pria biasa Ocha. Kamu jangan terlalu berekspektasi tinggi, saya tidak mau mengecewakan kamu"

"Hem..."

🌹🌹

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam"

"Bagaimana mas?"

"Beliau meninggal"

"Innalillahi Wa innalillahirajiun..."

"Saya mau mandi dulu ya"

"Oh iya mas, nanti aku bantu siapin pakaian gantinya" sahutnya. Dia mengetuk kamar mandi sesaat setelah saya selesai mandi untuk menyerahkan pakaian ganti.

AZZAHRA (Aryudha POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang