Happy Reading
🌹🌹
"Kamu bisa melihat saya sebagai Akbar kalau kamu mau"
"Justru itu yang paling saya hindari Yudha"
"Kenapa? Saya tidak masalah"
Binar terkekeh. "Kamu lucu Yudha"
"Apa yang lucu? Saya serius Binar, kalau kamu merindukannya kamu bisa melihat saya. Kami punya wajah yang sama"
Dia kembali terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Entahlah Yudha, yang aku tau dan lihat kalian itu berbeda"
"Ini pertama kalinya saya dengar ada yang bilang kami berbeda"
Binar hanya terkekeh.
Setelah obrolan itu saya merasa cukup senang karena ada yang menganggap saya dan Akbar berbeda. Itu seperti pujian bagi saya yang terlalu jenuh karena terus-menerus disamakan.
Waktu itu saya kira perasaan senang itu akan terus menemani saya tapi lambat laun menyadarkan saya bahwa cinta seringnya membuat seseorang memandang yang dia cintai jadi lebih berbeda dari yang lainnya.
Akbar jelas berbeda dari siapapun di mata Binar.
Saya sering bertanya pada diri saya sendiri tentang bagaimana perilaku Akbar pada Binar hingga wanita itu begitu kuat menyimpan ingatan tentang cinta pertamanya didalam hati. Tak ada jawaban yang pasti dari pertanyaan itu, yang ada hanya saya menjadi cemburu karena tidak pernah bisa memiliki hati Binar seutuhnya. Binar tidak akan pernah bisa melupakan segala hal tentang Akbar.
Saya pulang ke rumah dengan perasaan yang sedikit terganggu. Cemburu dan kesal tapi tidak bisa berkata apa-apa.
Ketika saya baru sampai didepan rumah, Ocha sudah membukakan pintu rumah. Dia berdiri diambang pintu sambil tersenyum.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam" Jawabnya lalu meraih dan mencium punggung tangan saya. "Lancar konsultasi mahasiswa nya?"
"Hem... Lancar"
"Tadi aku belajar buat puding busa sama mbok" ucapnya dengan semangat
"Oh ya, Terus bagaimana rasanya?"
"Mas coba sendiri aja gimana?"
"Boleh tapi saya mau mandi dan sholat dulu ya"
"Iya gak apa-apa, aku bantu siapin baju" Ocha langsung berjalan menuju lemari untuk mengambilkan handuk dan baju ganti saya. "Mas mau minum apa? Biar sekalian aku buatkan"
"Tidak perlu repot, saya mau minum air putih dingin saja nanti"
"Oh oke"
Saya lantas masuk kedalam toilet untuk mandi membersihkan diri. Setelah selesai mandi dan sholat, saya menyusul Ocha di ruang tengah, dia sedang duduk sambil menonton TV.
"Mas... ayo cobain" pintanya padahal saya belum juga duduk pada sofa.
"Enak kan yah?"
"Kalau gak enak, aku gak mungkin nawarin mas Aryudha"
"Oh" saya meraih piring puding dan mulai menyantap satu potongan.
"Gimana?"
"Enak Cha. Ini benar kamu yang buat?"
"Emm nggak juga sih mas, mbok yang banyak usaha buatnya" jawabnya sambil tersenyum. "Tapi nanti aku belajar lagi deh supaya aku sendiri yang bikinin"
"Hahaha" Saya mengangguk dan kembali menyantap puding busa yang dia buat bersama mbok. Puding dengan warna merah muda dan putih. Ada manis susu dan gula yang menyatu dengan rasa asam strawberry. Rasanya cukup sederhana tapi nikmat dan segar apalagi pudingnya terasa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAHRA (Aryudha POV)
Romansa"Saya mulai dengan perkenalan. Nama saya Aryudha Fikram, saya disini akan menggantikan bapak Santoso dalam mengajar mata pelajaran metodologi penelitian kesehatan" Mereka hanya mengangguk mengiyakan. "Sebelum saya mulai pembelajaran, saya mau tanya...