A33

492 68 16
                                    


Happy Reading

🌹🌹

Ocha akhirnya bangkit dari berbaringnya setelah tampak gelisah dengan beberapa kali mencari posisi yang nyaman untuk tidurnya. Saya berhenti mengaji dan menatap padanya yang duduk pada kasur.

"Kenapa sayang? Kamu mau sesuatu?" Tanya saya. Ocha hanya menatap pada saya sesaat lalu turun dari ranjang. Wajahnya masih sama datarnya seperti sebelumnya. "Mau kemana?"

"Dapur" jawabnya singkat meninggalkan saya di kamar.

Kalau saya berpikir sebagai laki-laki maka saya akan mengambil kesimpulan kalau Ocha itu wanita yang berlebihan, dia marah hanya karena saya buka puasa bersama teman-teman saya.

Tapi saya sadar, saya bukan hanya seorang laki-laki sekarang tapi juga seorang suami. Saya tidak bisa melakukan sesuatu tanpa memikirkan perasaan istri saya.

Ketika saya mendatangi Ocha di dapur dia sedang mengambil nasi yang dia letakkan pada piring.

"Kamu mau makan" basa-basi saya yang tidak dia hiraukan. Dia duduk pada kursi meja makan dan mulai menyantap hidangan diatas meja.

Saya ikut duduk pada kursi. Menatap dia yang makan dengan lahapnya. Dia sama sekali tidak merasa terusik dengan tatapan saya, tidak seperti biasanya yang akan protes saat saya tatap.

Uhuk... Uhuk...

Saya segera berdiri untuk menuangkan air pada gelas dan memberikannya pada Ocha. "Pelan-pelan sayang"

"Tulang" ucapnya yang langsung minum dari gelas yang saya berikan. "Aduh"

Saya jadi ikut panik ketika dia mengeluh. "Masih? Coba kamu makan nasi lagi" dia menurut dengan kembali memasukkan nasi lalu meminum air. "Pelan-pelan"

"Udah" ucapnya lega meletakkan gelas pada meja.

"Alhamdulillah..." Saya kembali duduk pada kursi dan menarik piring makannya. "Sini biar saya bantu"

"Aku bisa kok"

"Sudah, saya saja"

"Emangnya aku anak kecil?"

"Buka mulutnya" dia menggeleng enggan. "Nanti saya yang makan ini"

"Aku bisa sendiri kok, gak usah sok peduli"

"Saya memang peduli dengan kamu" Ocha diam menatap saya tapi saya tau dari tatapannya dia masih begitu kesal dengan saya. "Saya minta maaf, Ocha"

"Aku makan sedikit buka puasa tadi karena mikirin mas Aryudha. Sekarang aku udah mulai nyaman makan sendiri, mas malah mau ganggu aku lagi"

"Saya tidak mau mengganggu, saya cuma mau bantu kamu. Kamu tadi ketelan tulang ikan"

"Aku bisa sendiri kok"

"Ya Hayatiruh... " Dia malah menatap tajam pada saya. "Buku mulutnya ya sayang, A..." dengan terpaksa dia menurut dan menerima suapan nasi dari saya.

"Saya tau kamu marah dan saya juga sadar saya telah berbuat salah dengan kamu. Tapi saya juga mau mengatakan kepada kamu, kalau apa yang mungkin sedang mengganggu pikirkan itu tidaklah benar"

"Emangnya mas tau apa yang aku pikirkan"

"Tidak, yang saya tau kamu sekarang sedang cemburu. Iyakan?"

"Nggak!"

"Berarti iya" Ocha tidak menjawab lagi. Wajahnya masih tampak masam. "Makan lagi ya" tawar saya mengulurkan nasi padanya.

AZZAHRA (Aryudha POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang