A29

585 82 31
                                    

Happy Reading

🌹🌹

Hujan turun cukup deras ketika saya pulang dari rumah sakit. Sebenarnya hari ini masih jadwal saya bersama Binar tapi karena siang tadi Ocha menghubungi saya dan meminta untuk bertemu jadi saya pulang ke rumah Ocha terlebih dahulu. Dari suaranya ditelepon tadi sepertinya apa yang ingin dia bicarakan sangat penting. 

"Assalamualaikum sayang" salam saya saat membuka pintu kamar. Saya mengusap kemeja saya yang sedikit basah lalu mendekati Ocha yang duduk di kasur. Ketika saya ingin mencium keningnya, tiba-tiba saja Ocha menghindar dengan menjauhkan kepalanya.

Hanya dengan sikapnya seperti ini saja saya sudah tau kalau ada kesalahan disini.

"Iya, saya belum mandi" Saya kemudian mulai membuka kemeja "Bagaimana hapalan kamu? Lancar sayang?"

"Aku mau bicara" ucapnya mengabaikan pertanyaan saya. Saya menatapnya cukup lama sambil berpikir apa yang terjadi dengan Ocha kali ini.

"Saya mandi dulu, ya. Tolong siapkan baju ganti" pinta saya lalu masuk kedalam kamar mandi. Ketika saya sudah selesai dan keluar. Ocha masih pada posisi yang sama, dia juga tidak menanggapi permintaan saya.

"Apa terjadi sesuatu tadi di pesantren?" Saya langsung bertanya sambil mengusap kepalanya lalu mendekat pada lemari untuk memilih pakaian.

Ocha tidak kunjung menjawab tapi saya masih sadar dia terus saja memperhatikan saya bahkan saat saya menghidupkan bukhur untuk menambah aroma wangi pada kamar. Setelah selesai barulah saya duduk disampingnya.

"Kenapa sayang?" Responnya malah langsung bergese, sseolah dia benar-benar enggan berdekatan dengan saya. "Kamu bisa bicara sekarang"

"Kenapa mas memilih menikahi aku?" tanyanya yang kembali menatap pada saya. "Keluarga mas Aryudha dan mba Binar baik-baik saja. Kalian tampak seperti keluarga bahagia dan sempurna lalu kenapa harus menambah aku di kehidupan kalian?" Tanyanya lagi dengan begitu serius dan menuntut.

"Karena saya mencintai kamu"

"Aku mau jawaban lebih dari kalimat itu"

Tapi saya tidak punya jawaban lebih dari itu. "Saya tidak punya jawaban lebih Ocha. Ketika saya melihat kamu, saya tertarik dan jatuh cinta"

"Melihat aku atau wanita itu?" Selanya dengan cepat. Sampai sini saya semakin tidak mengerti dengan yang sudah terjadi pada Ocha hari ini.

"Wanita itu? siapa maksud kamu, sayang?"

Ocha mengambil ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto pada saya. Foto masa lalu saat saya baru saja di wisuda. Ada saya, Akbar, Binar dan Anastasya dalam foto tersebut. Bagaimana Ocha bisa mendapatkan foto itu? Dia pasti mencurigai saya.

"Dia azzahra kamu?" Tanya Ocha. Saya bingung harus menjawab dan menjelaskan seperti apa pada Ocha. Dia tampak kecewa dan itu membuat saya takut jika akan melukainya.

"Apa yang sudah kamu dengar dari orang diluar sana?"

"Aku penasaran, siapa yang kamu lihat ketika kamu menatapku. Aku atau Azzahra ini" Ocha tiba-tiba  saja melemparkan ponselnya pada saya. Aku sudah tau tentang dia. Orang-orang bilang aku mirip teman kamu itu dan dia sempat akan mengubah nama jadi Azzahra kan? nama itu pilihan kamu. Kalian pasti punya hubungan dekat kan?"

Ocha sudah mengetahui tentang Anastasya sejauh itu. Saya mencoba menyentuhnya namun dia menolak dengan menepis tangan saya. Ocha tidak pernah sampai bersikap seperti ini pada saya. Hal ini jelas telah melukainya.

"Dengan teganya kamu panggil aku seperti itu juga? Kamu menganggap aku wanita itu? Kamu gak benar-benar tulus sama aku"

"Kamu salah paham Ocha" Saya mencoba kembali mendekatinya namun dia masih tetap menolak. "Tolong tenang dulu. Kamu tidak akan bisa mendengarkan dengan baik kalau sedang marah"

AZZAHRA (Aryudha POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang