Happy Reading
🌹🌹
Saya kembali mengunjungi ruangan Umma saat sore hari. Umma masih dalam keadaan koma, terbaring dengan beberapa alat medis yang terpasang. Umma terlihat begitu tenang tak terusik.
"Assalamualaikum Umma... ini Yudha" Belum apa-apa saya sudah menangis. Tak sanggup rasanya melihat Umma harus dalam keadaan seperti ini.
"Umma... Maafkan Yudha karena belum bisa membantu Umma" Beliau melewati rasa sakit yang begitu berat tapi saya juga tak berdaya untuk menyembuhkan.
"Umma... Yudha punya berita baik, Doa Umma untuk Yudha sudah terkabul. Yudha akan segera punya keturunan, Ocha sudah hamil Umma"
Akan lebih baik rasanya kalau saya bisa mengatakan berita kehamilan Ocha ini saat Umma dalam keadaan sadar. Beliau pasti akan sangat bahagia mendengarnya.
"Umma harus segera sadar dan sehat supaya umma nanti bisa melihat cucu baru Umma dari Yudha dan Ocha. Yudha juga berharap Umma akan membantu Ocha membesarkan anak kami"
Tidak ada tanggapan yang saya harapkan. Umma masih setia lelap tertidur.
Ponsel saya tiba-tiba bergetar, saya mengeluarkannya dari kantong lalu menerima panggilan dari salah satu perawat rekan kerja saya.
"Hallo Dok?"
"Iya, ada apa?"
"Pasien atas nama bapak Restu yang didiagnosa menderita tumor ginjal datang. Beliau mengeluh kesakitan, bisa dokter ke ruang UGD sekarang"
"Iya bisa, saya kesana sekarang"
Saya mematikan panggilan tersebut, pamit pada Umma sebentar lalu bergegas menuju UGD.
🌹🌹
"Baca nya nanti saja, makan dulu yang benar"
"Gak apa-apa, aku gak terganggu kok gini"
"Saya yang tidak nyaman melihatnya" Ocha menatap pada saya yang duduk didepannya lalu memasang wajah cemberut, dengan terpaksa dia menutup buku yang tadi dia baca untuk kesiapan ujian besok. "Makan yang banyak"
"Hem..."
"Sama iya, jangan tidak sarapan sebelum pergi kuliah"
"Berarti kalau gak pergi kuliah boleh gak sarapan dulu?"
"Azzahra! Saya serius" tegur saya dan dia tertawa.
"Iya mas Aryudha ku yang tersayang" jawabnya bernada manja.
"Tersayang saja?"
"Iya mas Aryudha ku yang tersayang dan tercinta" ulangnya. Hanya seperti itu saja membuat hati saya hangat. Saya tersenyum menatapnya yang mulai mengunyah makanan, pipinya yang tembem itu jadi semakin berisi karena makanan.
"Saya tidak mau kejadian pagi tadi terulang"
"Hem"
"Kamu harus jaga kesehatan, jangan sampai kelelahan"
"Hem"
"Vitamin tadi mana sayang?"
"Dikamar mas, aku ambil-"
"Saya saja, kamu lanjutkan makannya lagi" Saya berdiri dan langsung ke kamar untuk mengambil obat dan vitamin yang saya tebus di apotek rumah sakit tadi. "Ini diminum setelah makan" saya mendekatkan satu tablet vitamin didekatnya.
"Mas?" Panggilnya saat saya kembali duduk pada kursi makan.
"Iya sayang"
"Emm- tentang aku hamil, mas udah ngasih tau mba Binar?" Tanyanya hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAHRA (Aryudha POV)
Romance"Saya mulai dengan perkenalan. Nama saya Aryudha Fikram, saya disini akan menggantikan bapak Santoso dalam mengajar mata pelajaran metodologi penelitian kesehatan" Mereka hanya mengangguk mengiyakan. "Sebelum saya mulai pembelajaran, saya mau tanya...