A31

797 78 24
                                    

Happy Reading

🌹🌹

Ocha pernah bilang kalau dia sangat suka menatap saya saat sedang menjelaskan sesuatu. Contohnya seperti saat saya menerangkan tentang pelajaran didepan kelas atau menjelaskan pemahaman tentang agama ketika tausyiah. Katanya dia akan semakin jatuh cinta saat itu.

Saya pun sama. Ketika Ocha sudah mulai bicara tentangnya, menceritakan hari yang dia lewati maka saya pun akan merasa jatuh cinta dengan hal itu. Dengan caranya bicara, ekspresinya dan tanggapannya lalu kadang tawa renyahnya.

"Umi tanya, bagaimana selama hamil ini terus aku jawab aja sekarang mual-mual nya udah berkurang kadang-kadang aja kalau kecium yang gak enak kayak parfum mas Aryudha"

"Apa lagi sayang?" Saya merapikan rambutnya yang sedikit mengenai wajah cantiknya.

"Terus umi cerita, dulu umi waktu hamil pusing mualnya sampai 5 bulan tapi walaupun gitu lahirannya lancar dua-duanya" Saya mengangguk saja. "Kata umi, Abuya cuma sholat dua rakaat terus bacain sholawat ke air dan diminumkan ke umi. Tau-tau langsung mau mules dan lahir Gus Akbar"

"Lalu saya"

"Iya. Tapi ya mas aku pernah dengar cerita orang kalau anak kembar itu yang lahir no 2 yang sebenarnya kakaknya"

"Oh ya?kenapa begitu"

"Karena yang no 2 itu ngalah sama adiknya, jadi ya ngebiarin adiknya lahir duluan"

"Hahaha" saya tidak bisa tidak tertawa dengan apa yang baru saja Ocha katakan. "Berarti saya kakaknya?"

"Iya mas. Mungkin mas dulu waktu mau dilahirin ngomong sama Gus Akbar, 'dek, kamu duluan saja lahirnya' begitu "

"Hahaha, kamu ini ada ada saja" saya mencubit pipinya karena gemas. "Pipinya makin tembem"

"Ih mas jangan bilang gitu, aku tersinggung ya" dia langsung cemberut, bibir bawahnya maju karena tidak suka.

"Apa sih sayang? tidak gendut kok"

"Malah diperjelas, gak mau ah" dia langsung ingin menjauhkan tangan saya yang melingkar pada tubuhnya.

"Iya- iya, jangan ngambek cantiknya saya" Ocha jadi sensitif sekali sejak hamil dan mengetahui berat badannya jadi banyak bertambah. Saya mengecup permukaan wajahnya berkali-kali sebelum mencium bibirnya. "Kita harus bangun" saya ingin bangkit namun Ocha malah menahan saya.

"Nanti dulu"

"Sudah jam 7 sayang"

"Masih mau sama mas Aryudha" pintanya manja membuat saya tidak bisa berkutik. Saya sebenarnya bingung, Ocha bisa benar-benar protes kalau mencium aroma parfum atau aroma wewangian tapi dia bisa sesuka itu mencium aroma tubuh saya.

Ocha mendekat pada saya dan mulai menciumi wajah dan tekuk saya. Wanita yang dulunya begitu polos kini sudah tidak malu lagi dia begitu berani hingga rasanya pertahanan saya bisa hancur dengan caranya yang terus menggoda.

"Ini suaminya siapa sih?" Celotehnya seolah saya anak kecil. "Suaminya siapa?" Dia berhenti mengendus leher saya beralih menatap pada saya.

"Suami kamu, Ocha" wanita ini benar-benar makhluk yang selalu ingin diyakinkan.

"Oh, suami aku ya" sahutnya tersenyum lalh membaringkan kepalanya pada dada saya. "Aku bentar lagi ulang tahun loh mas"

"Iya, Kamu mau apa Azzahra?"

"Emm... Aku mau kos-kosan 30 pintu yang dekat kampus, Boleh gak?"

AZZAHRA (Aryudha POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang