Happy Reading
🌹🌹
"Mas..."
"Hem"
"Dikamar aja" ucapnya setengah berbisik sambil menahan tubuh saya yang menghimpitnya.
"Kalau dikamar, apa boleh lebih dari ini?" Tanya saya didepan wajahnya.
Ocha masih terlihat malu-malu namun dia mengangguk pelan sebagai jawaban. Saya meraih wajahnya sekali lagi lalu mengecup keningnya.
Setidaknya saya masih bisa mengontrol diri untuk tidak tergesa-gesa menuruti nafsu saya. Memasuki kamar, kami langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat sunah dua rakaat.
"Ocha..."
"Iya mas..."
"Maaf ya" Saya memegang ubun-ubunnya dengan salah satu tangan saya. "Amin kan ya"
"Iya" Ocha lantas mengangkat kedua tangannya untuk ikut serta dalam doa.
"Bismillahirrahmanirrahim Allohumma baarik lii fii ahlii, wa baarik lahum fiyya. Allohummarzuqnii minhum, warzuqhum minni. Allahummajma' baynanaa maa jama'ta ila khoirin, wa farriq baynanaa idza farroqta ilaa khoirin. Aamiin ya rabbal alamin"
"Aamiin"
Sebenarnya doa ini sudah pernah saya bacakan untuk Ocha setelah saya ijab kabul, saya ulangi lagi karena memang doa itu baik dibacakan setelah sholat sunah dua rakaat.
Setelahnya kami saling diam satu sama lain, saya menatap Ocha sedangkan Ocha hanya menunduk– seolah motif pada mukena nya lebih menarik ketimbang suami yang berada didepannya.
"Ocha..."
"Iya mas..." Sahutnya pelan tanpa melihat kearah saya.
"Mau saya bantu lepas mukena nya?"
"Em–enggak" Dia langsung melepaskan mukenanya hingga rambut panjangnya yang diikat itu terlihat. "Aku siap-siap dulu" lanjutnya buru-buru merapikan mukena dan berjalan ke meja rias untuk berdandan.
"Saya ambil minum dulu ya"
"Iya mas"
Ketika saya masuk kembali kedalam kamar, Ocha sudah duduk di atas kasur, dia sempat menoleh menatap pada saya sesaat.
"Kamu mau minum?" Tawar saya mengulurkan gelas air putih yang saya bawa. Dia meraihnya dan langsung meminumnya satu tegukan.
Saya memperhatikan wajahnya yang sudah dia hias. Pipinya yang kian merona dan bibirnya yang telah dipoles lisptik. Ketika saya ikut duduk pada kasur dan berniat menyentuh tangannya, Ocha malah berdiri– dia meletakkan gelas air di atas nakas lalu kembali berjalan menghampiri saya.
"Disini" arah saya memintanya untuk duduk dipangkuan saya.
"Hah" dia menggeleng ingin menolak.
"Tidak apa-apa" Saya meraih tangannya dan menariknya duduk dipangkuan saya. Jelas raut terkejut dari wajahnya, pipinya kian merah menahan malu.
"Mas... Aku–"
"Gugup?" Potong saya dan dia mengangguk. "Jangan gugup, kamu kan bersama suami kamu" saya menyelipkan beberapa anak rambut yang menutupi wajahnya kebelakang telinga.
Ocha tidak bersuara apapun, dia terus mengalihkan pandangan matanya dari tatapan saya. Saya jadi ikut merasakan betapa gugupnya dia malam ini saat bersama saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAHRA (Aryudha POV)
Romansa"Saya mulai dengan perkenalan. Nama saya Aryudha Fikram, saya disini akan menggantikan bapak Santoso dalam mengajar mata pelajaran metodologi penelitian kesehatan" Mereka hanya mengangguk mengiyakan. "Sebelum saya mulai pembelajaran, saya mau tanya...