Lampu merah menghentikan laju kemudi mobil saya. Atensi mata saya tidak sengaja teralihkan pada sebuah toko bunga yang terlihat baru saja buka. Penjaga toko itu masih menata bunga-bunga jualannya didepan toko.
Saya teringat akan Ocha. Kehamilannya adalah anugerah yang sangat besar bagi saya tapi saya belum ada sama sekali memberikan dia hadiah apapun. Saya terlalu sibuk beberapa hari ini sampai melupakan hal itu.
Sampai didepan rumah sakit, saya langsung menghubungi penjual bunga untuk memesan sebuah bucket bunga. Saya memutuskan membelikan sebuah bucket bunga mawar merah dan meminta penjual untuk menuliskan catatan kecil untuk Ocha.
Ocha
Mas Aryudha....
Makasih ya bunganya♥️🥰🥰
Besar banget🥺
Bunganya cantik 😍Aku juga cinta sama mas♥️♥️😘
Makasih mas♥️
Saya mendapatkan pesan beruntun itu pukul dua siang ketika saya sedang rapat bersama membahas tentang rencana operasi besok pagi bersama rekan kerja saya. Hati saya langsung menghangat ketika membaca pesannya, terbayang dalam pikiran saya bagaimana ekspresi senang Ocha saat mendapatkan bunga dari saya.
Senyumannya yang manis dengan matanya yang ikut menyipit.
Saya menghubungi Ocha setelah rapat selesai tapi dua kali saya melakukan panggilan, Wanita itu tidak kunjung mengangkatnya. Pirasat saya dia pasti sudah tidur siang. Ocha itu tipe wanita yang tidak bisa tidak tidur siang.
Dan benar saja, ketika saya pulang Ocha tengah tidur pulas diatas kasur kami ditemani sebuah buku didekat bantal dan bucket bunga yang tadi saya pesan untuknya di atas kasur di sampingnya. Saya menyingkirkan bunga itu keatas meja lalu menatap wajah Ocha yang masih terlelap.
Pipinya terlihat lebih berisi dari sejak kami menikah. Itu membuat wajah Ocha kian segar dan menggemaskan. Saya memperhatikan wajahnya yang tenang itu sebelum mengambil ponsel dan langsung memotretnya.
Cekrek
"Hemm... Mas"
Saya membuatnya berlahan membuka mata. "Bangun? Saya mengusik kamu?" Dia hanya menggeleng. "Tidur saja lagi tidak apa-apa?"
"Sudah ashar?"
"Belum?"
"Kok mas udah pulang?"tanyanya dengan lesu khas orang yang baru bangun tidur.
"Pekerjaan saya sudah selesai, jadi saya izin pulang lebih awal"
"Oh... Bunga aku mana?" Paniknya kehilangan.
"Itu" saya menunjuk keatas meja dikamar kami.
"Oh" dia tersenyum lalu bangkit mengubah posisinya duduk bersandar diatas kasur.
"Kamu tadi pulang jam berapa?"
"Jam dua, aku ngerjain tugas kuliah dulu sama teman terus sempat mampir ke minimarket sebentar buat beli susu sama beberapa cemilan" jelasnya dengan rinci.
"Susu?"
"Susu ibu hamil" jawabnya sambil terkekeh.
"Kenapa kamu tidak mengajak saya?"
"Loh? Memangnya mas mau beli susu juga? Susu bapak hamil?ada?" Tanyanya dengan nada mengejek, dia terkekeh diakhir kalimatnya. Tawanya yang begitu renyah mengisi suasana kamar kami.
"Sayang..." Saya mendekat padanya dengan duduk diatas kasur.
"Hahaha, mas sih. kalau cuma beli susu aku bisa sendiri kok mas. Lagian aku pakai uang dari mas juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAHRA (Aryudha POV)
Romance"Saya mulai dengan perkenalan. Nama saya Aryudha Fikram, saya disini akan menggantikan bapak Santoso dalam mengajar mata pelajaran metodologi penelitian kesehatan" Mereka hanya mengangguk mengiyakan. "Sebelum saya mulai pembelajaran, saya mau tanya...