Happy Reading
🌹🌹
"Mas..." Sapa Ocha saat saya berjalan menuju teras rumah. Dia berikan senyum manis lalu mengulurkan tangannya untuk menyalami saya. "Makasih ya" ucapnya.
"Makasih apa?"
"Sepeda motor nya" jawabnya sambil menunjuk pada sebuah sepeda motor yang terparkir dihalaman rumah kami.
Saya tersenyum mengusap kepalanya. "Sama-sama, Kamu suka kan?" Tanya saya dan dia mengangguk pelan.
"Kok mas gak cerita kalau mau beliin aku sepeda motor?" Tanya Ocha sambil kami berjalan mendekati sepeda motor tersebut.
"Kan saya mau kejutan" sahut saya. "Warnanya cocok kan sama kamu?" Saya membelikan dia sepeda motor Scoopy berwarna cream.
Ocha mengangguk "Aku suka warnanya" jawabnya sambil tersenyum.
"Maaf ya baru saya belikan sekarang. Sebenarnya saat sepeda motor kamu rusak waktu itu saya sudah rencana membelikan sepeda motor untuk kamu tapi karena beberapa kejadian belakangan ini saya jadi tidak sempat pergi buat belikan"
"Kok jadi minta maaf, itu kan bukan masalah atau kesalahan mas"
Saya mencubit pipinya. "Mau coba sepeda motornya?"
"Mau"sahutnya semangat. Wajahnya jadi terlihat begitu menggemaskan.
"Oke, saya mandi dan sholat dulu ya baru nanti kita jalan-jalan" dia mengangguk dan menunjukkan satu jempolnya pada saya.
Setelah saya selesai sholat dan siap-siap, kami langsung pergi jalan-jalan. Awalnya Ocha meminta saya hanya membawanya keliling sekitaran dekat rumah tapi saya merasa suntuk jadi saya memboncengnya hingga taman kota.
"Kenapa sih?"
"Kalau ada kenalan yang lihat kita bagaimana?"
"Ya tidak apa-apa"
Ocha tidak menjawab, saya sempat melihat wajahnya cemberut dari kaca spion motor sebelum akhirnya dia menutup sebagian wajah bawahnya dengan jilbab. Sebegitu takutnya dia ada yang melihat kami.
"Kita beli jajanan yah, kamu mau apa?"
"Terserah aja"
"Empek-empek dekat sini enak, mau?" tawar saya.
"Ya udah"
Saya akhirnya menghentikan sepeda motor didekat gerobak pedagang kaki lima yang menjual empek-empek.
"Bang, empek-empek dua ya"
"Makan disini atau dibungkus mas?"
"Makan disini"
Saya mengambil dua buah kursi dan saya serahkan salah satunya pada Ocha.
"Tunggu disini ya, saya belikan air minum dulu"
"Iya mas"
Sebenarnya bisa saja saya memesan air es teh manis pada pedagang empek-empek tapi saya khawatir air es teh nya memakai pemanis buatan jadi saya memilih membeli air putih saja.
"Yudha"
Saya menoleh ketika nama saya disebutkan.
"Loh benar Yudha, masih ingat saya?"
"Firman"
"Iya" kami lantas langsung bersalaman. "Sudah lama sekali ya tidak bertemu"
"Iya, kapan balik ke Indonesia? Terakhir kali saya dengar kamu di Singapura" Firman ini salah satu teman kuliah dulu. Dia juga seorang dokter namun memilih bekerja diluar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAHRA (Aryudha POV)
Romance"Saya mulai dengan perkenalan. Nama saya Aryudha Fikram, saya disini akan menggantikan bapak Santoso dalam mengajar mata pelajaran metodologi penelitian kesehatan" Mereka hanya mengangguk mengiyakan. "Sebelum saya mulai pembelajaran, saya mau tanya...