*
*
" Yak anak sialan dimana kau, keluar sekarang!! "
Langkah kaki terdengar cukup keras kala seseorang berjalan dengan amarah yang menggebu dan akan menuju sebuah kamar yang dianggap sebagai Sumber masalah nya.
Brakk..
Enghhh..
membuka pintu kamar dengan kasar,membuat seseorang yang sedang tertidur kaget dan langsung bangun.
" Bangun kau sialan!! "
Moza menarik Arsya yang terduduk di atas ranjangnya dengan kuat memaksanya berdiri diatas lantai, menyebabkan kepala anak itu sedikit pusing karna ditarik secara paksa.
" Bu_bunda.. ada ap__? "
Plakk..
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya suara tamparan yang begitu keras sudah lebih dulu menghentikannya,arsya merasakan pipinya memanas dia juga merasakan rasa besi dimulutnya , pasti bibirnya berdarah sekarang.
Akhh..
Tak sampai disitu Arsya kembali merasakan sakit saat rambutnya ditarik dengan kuat.
" Shh.. sakithh bu_bunda "
Plakk!!
" Sakit ha!!, Ini tak sebanding dengan apa yang kau lakukan tadi, kau membuatku malu"
" Akhh.. sakithh"
Semakin lama semakin kuat juga tarikan yang diberikan Moza pada rambutnya, bahkan Arsya merasakan beberapa helai rambutnya tercabut dari kulit kepalanya.
" Ini akibatnya karna kau sudah mempermalukan ku tadi di depan semua teman teman ku "
" Aghh.. ampun bunda, arsya gak sengaja, sungguh Arsya gak sengaja tadi maaf bunda "
"Gak sengaja kamu bilang!!"
Plak!! Plakk!! Plakk!!
" Akhh.. sakit hiks.. ampun, bunda..
Hiks.. hikss.. "Arsya merasa kepalanya sakit dan perih bersamaan, kala Moza terus menarik rambutnya semakin kuat, dan menamparnya semakin brutal.
" Ingat ini sialan!! kalau kejadian ini terulang lagi , kau akan merasakan sakit yang lebih dari ini, kau
mengerti ? "Plakk!!
" Jawab sialan!! "
" i iya.. bunda "
" Bagus.."
Brakk
Blam..
Moza kembali menghempaskan tubuh lemah itu kelantai,setelah merasa puas Moza pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Di Anggap { END }
FanfictionIni tentang seorang anak laki-laki yang hidup tapi berkali kali di matikan oleh keadaan. Seorang anak yang menangis di setiap malamnya,seorang anak yang gagal menjadi dirinya sendiri dan seorang anak yang gagal menemukan apa itu defenisi bahagia. di...