*
*
Cklekk..
Semua orang yang berada di ruangan itu, melihat kearah pintu yang di buka lebar oleh seseorang..
" Ayah.."
Dika datang dan melangkahkan kakinya ke arah Lio,sambil mengecup kening anak itu dengan lembut..
" Hay jagoan,gimana keadaanmu ?"
" Aku baik kok yah.."
" Syukurlah kalau begitu.."
" Kamu dari mana mas ,kok lama?"
" Ah, itu tadi ada urusan ,makanya agak lama.."
" Urusan apa yah?" Agav.
" Mengurus anak sialan itu.."
" Ada apa dengannya?"
Mereka semua melirik ke arah Lio,yang bertanya dengan heran..
" Ayah menyuruhnya untuk pulang.."
" Emang dia tadi kesini? ,ngapain!!"
" Dia___"
" Dia yang donorin ginjalnya buat kamu tempo hari,tanpa paksaan tentunya.."
Agav memotong kalimat yang hendak Dika ucapkan..
" A..apa? Lio terkejut, tentu saja,tiga hari ini dia tak pernah tau keadaan arsya,bahkan setelah kejadian dimana anak itu yang di hukum oleh ayahnya.."
" Gak usah kaget gitu,biasa aja kali.."
Semua orang melihat ke arah pintu,Disana ada Vian,berjalan kearah mereka dan melanjutkan kalimatnya tadi..
" Bang Vian!!"
" Dia memang seharusnya seperti itu,mengingat apa yang sudah di berikan ayah sama bunda padanya, anggap aja itu balas Budi adil kan?"
" Nah benar banget itu bang ". Arkan membuka suara setelah sekian lama terdiam."
" Udah udah,kenapa jadi membahas tentang anak itu sih.. "Moza
" Ayah!!"
" Iya nak, kenapa? Ada yang sakit atau apa!!"
Lio menggelengkan kepalanya,setelah itu melanjutkan kalimatnya.
" Waktu ayah menghukum anak itu,ayah tau darimana kalau dia membolos seharian?"
Dika menaikkan alisnya keatas ,dia heran kenapa Lio bertanya tentang itu,bahkan kejadian itu sudah lewat empat hari yang lalu, tapi dia tetap menjawab pertanyaan anaknya..
" Dari guru yang mengajar dikelas kalian,dia bilang anak itu tak pernah masuk dari jam pertama hingga jam pulang.."
Lio mengangguk kan kepalanya,tanda mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Di Anggap { END }
FanfictionIni tentang seorang anak laki-laki yang hidup tapi berkali kali di matikan oleh keadaan. Seorang anak yang menangis di setiap malamnya,seorang anak yang gagal menjadi dirinya sendiri dan seorang anak yang gagal menemukan apa itu defenisi bahagia. di...