*
*
Tiga hari sudah berlalu , sejak kejadian dimana Arsya yang di bully di depan gerbang sekolah dan di tolong oleh Dika, Arsya tak pernah lagi melihat Andre beserta tiga teman lainnya.
Arsya merasa aneh dengan itu, tetapi di dalam hatinya Arsya sangat bersyukur karna selama tiga hari itu pula dia aman dan tidak pernah lagi merasa was-was jika dia hendak berkeliaran sekitaran sekolah.
" Eh , heran gak sih si Andre sama teman geng nya udah gak pernah muncul di sekolah lagi, kenapa ya kira kira "
" Lo gak tau?, Padahal berita itu udah menyebar Lo di sekolahan ini"
" Iya kah kok aku gak tau "
" Kudet sih Lo"
" Aish, ya udah kalau gitu kasih tau lah ,emang kenapa dengan mereka"
" Aku dengar-denger sih si Andre sama tiga teman nya itu di skorsing selama dua Minggu oleh pihak sekolah.
" Hah!! Kok bisa?"
" Kalau gak salah katanya mereka ketahuan pas lagi membully salah satu siswa disini"
" Biar aku tebak ,pasti Arsya kan yang jadi korbannya?"
" Hm, tepat sekali"
" Sudah ku duga"
" Iya, dan lo tau yang memergoki mereka itu siapa?"
" Emang siapa!!"
" Pak Dika Mahendra winanta pemilik sekolah ini"
" Wah parah sih kalau gitu"
" Ya gitu deh, tapi mereka berempat masih beruntung di kasih keringanan, cuman di skors selama dua minggu"
" Hm iya , untug gak di keluarin dari sekolah ini."
" Nah benar"
" Mereka sih yang bodoh, kan disini udah ada peraturannya ,tidak di benarkan ada pembully an/ perundungan iya kan."
" Yoi."
" Kena karma tuh orang."
" Setan ya Lo, malah senang liat orang menderita."
" Bodo amat lah, sok jagoan si, kan kena karma juga jadinya."
" Karma gak tuh.."
" Hahaha, ya udah masuk ke kelas aja yuk."
" Let's go."
Arsya yang masih disana mendengar jelas perkataan teman"nya tadi tentang Andre dan ke tiga temannya.
" Jadi ayah benar-benar menghukum mereka, pantas saja gak pernah kelihatan."
Kringgg..
" Eh udah bel, sebaiknya aku cepat- cepat masuk ke kelas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Di Anggap { END }
FanfictionIni tentang seorang anak laki-laki yang hidup tapi berkali kali di matikan oleh keadaan. Seorang anak yang menangis di setiap malamnya,seorang anak yang gagal menjadi dirinya sendiri dan seorang anak yang gagal menemukan apa itu defenisi bahagia. di...