*
*
" Shh , pegel banget padahal tak melakukan apa pun hanya duduk sedari tadi. "
Moza.. wanita itu tengah terduduk sendirian di sofa ruang tamu, ntah kenapa tiba" kakinya terasa begitu sangat pegel padahal tak melakukan apa".
" Bunda "
Moza yang sedari tadi menunduk kini mulai mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat dia kenali tengah memanggilnya.
" Bunda ngapain ?"
" Shh pegel ."
" Pegel !! Emm bu_bunda mau Arsya pijitin ?"
" Boleh."
" Baiklah."
Arsya langsung berjongkok di hadapan Moza yang kini duduk di atas sofa.
Arsya begitu senang senyumnya mengembang semenjak Moza dinyatakan hamil 1 bulan yang lalu, sifat Moza sedikit berubah padanya ,Moza tak pernah lagi membentak ataupun berbicara ketus padanya.
Arsya sangat bersyukur sekali akan hal itu, terlebih Moza sudah mau memanggilnya dengan sebutan namanya sendiri. ini awal yang baik bagi nya,Arsya berharap semoga Moza akan terus bersikap seperti ini padanya selamanya.
" Nah benar disitu, enak banget, lanjut disini sya ."
Moza memberikan tangan kanannya ke arah Arsya.
" Iya bunda sini Arsya pijitin."
Arsya beralih tempat semakin dekat dengan Moza, Arsya mendudukkan badannya dilantai , jujur saja Arsya juga mulai merasa pegel dengan posisi tadi. Tapi tak apa Arsya senang melakukannya.
Sedangkan Moza yang tadinya bermain ponsel kini malah fokus menatap wajah Arsya . Ntah kenapa akhir" ini Moza begitu senang saat ada Arsya di sampingnya , dan Moza baru menyadari bahwa wajah Arsya sangatlah tampan kalau dilihat dari jarak sedekat ini.
Moza tak sengaja melihat ke arah leher Arsya, yang dimana itu membuat Moza sedikit kaget karna melihat sesuatu yang begitu familiar di matanya.
" Ini seperti tanggal lahir yang sama dengan punya Lio, tapi.. kenapa Arsya juga memilikinya !!
" Y_yang ini tanda lahir"
Menyentuh leher Arsya tepat di bagian leher sebelah kanan, yang mana membuat Arsya sedikit kaget oleh sentuhan Moza.
" Uh , i_iya bunda ini tanggal lahir Arsya."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Di Anggap { END }
FanficIni tentang seorang anak laki-laki yang hidup tapi berkali kali di matikan oleh keadaan. Seorang anak yang menangis di setiap malamnya,seorang anak yang gagal menjadi dirinya sendiri dan seorang anak yang gagal menemukan apa itu defenisi bahagia. di...