*
*
" Senang bisa bekerja sama dengan anda"
" Saya juga , terimakasih sudah mau hadir"
" Sama-sama pak, saya permisi kalau begitu"
" Ya, silahkan."
Drrtt.. drrtt..
Dika melirik ke arah ponselnya, mengecek siapa yang menelponnya jam segini, ternyata nama Arsya lah yang muncul.
" kenapa anak ini menelpon ?! Ah biarin saja lah "
Drtt.. drtt..
Tak berselang lama ponselnya kembali berbunyi untuk ke dua kalinya, dengan nomor yang sama seperti tadi.
" Cih apasih mau anak ini, menyusahkan saja "
Karna merasa kesal di ganggu Dika mematikan ponselnya.
...
Rumah sakit
" Hum tak diangkat lagi, hubungi siapa lagi ya ?!"
Arsya bingung karna setiap nomor yang dia hubungi tak ada satupun yang mau mengangkat panggilannya.
" Lo ngapain disini ?"
Tiba" seseorang datang dari belakang menghampiri Arsya.
" Bang Vian.."
Astaga Arsya hampir saja lupa ,Abang nya ini kan bekerja di rumah sakit ini,kenapa tak langsung menemui abangnya saja, mungkin karna dia panik makanya tak kepikiran sampai kesitu.
" Bang bunda di dalam, lagi di tangani sama dokter"
Arsya menunjuk ruangan tertutup tepat di depan mereka.
" Bunda!!"
" Iya bang, ta_ tadi bunda pingsan saat dirumah, makanya aku langsung bawa bunda ke sini"
" Apa!! Ini semua pasti gara-gara Lo kan"
" G_gak bang ta_tadi.."
" Udah diam, gue gak terima alasan dari Lo"
Arsya menunduk, pasti selalu seperti ini, tak ada yang mau percaya padanya.
" Lo udah hubungin ayah sama yang lainnya ?"
" U_udah bang, tapi tak ada yang mengangkatnya"
" Payah"
Vian langsung mengambil ponsel yang ada di jasnya , kemudian menghubungi satu satu keluarganya.
" Lo tunggu disini,gue pergi sebentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Di Anggap { END }
FanfictionIni tentang seorang anak laki-laki yang hidup tapi berkali kali di matikan oleh keadaan. Seorang anak yang menangis di setiap malamnya,seorang anak yang gagal menjadi dirinya sendiri dan seorang anak yang gagal menemukan apa itu defenisi bahagia. di...