Tak peduli : Part 9🌹

3.7K 170 8
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*


*

Cklekk..

Seseorang membuka pintu lalu memasuki ruangan rawat tempat di mana Arsya sedang tertidur,seseorang itu mendekati arsya,lalu tanpa perasaan menariknya hingga terduduk..

" Akh!!"

" Bangun sialan!!"

Arsya terkejut saat seseorang di depannya ini tiba tiba menariknya dengan kuat,hingga dia terpaksa bangun dari tidurnya,yang menyebabkan punggung tangannya berdarah karna infus yang masih tertancap tadi terlepas dengan paksa..

" A..aya___"

"Plakk!!.."

Belum selesai rasa terkejutnya kala melihat orang menariknya tadi adalah ayahnya ,kini Arsya makin terkejut kala sebuah tamparan keras
Tepat mengenai pipi kanannya,perih itulah yang dia rasakan sekarang..

" Cih, pergi dari sini, dan cepat pulang kerumah !!"

" Pe..pergi? Ta...tapi kenapa ayah ada apa.. ?"

" Gak usah banyak tanya,saya bilang pergi ya pergi!!"

" Ta..tapi ayah_"

" Plak!!

Akh..

Arsya kembali merasakan sakit saat tangan ayahnya kembali menyapa pipinya, rasa asin terasa kala ujung lidah Arsya tak sengaja menyentuh luka di bagian sudut bibirnya..

" kamu gak dengar saya bilang apa,cepat pergi dari sini,saya bosan melihat wajah mu itu.."

Arsya hanya mendengarkan apa yang ayah nya ucapkan tanpa mau bergerak dari posisinya sekarang,
Apa katanya tadi ayahnya muak melihat wajahnya!!

padahal selama Arsya disini,baru kali ini ayahnya datang keruang rawat ini dan itu pun langsung mengusirnya ,tapi kenapa ayahnya berucap seperti itu? Apa memang dirinya sememuakan itu untuk dilihat

Melihat Arsya tak mengindahkan ucapannya untuk pergi,Dika geram,
Dia menjambak rambut anak itu dengan kuat,lalu menyeretnya bak binatang,menuju keluar ruangan.

" Akh.. sakit..,a ayah, sakit.. akh!! Am..ampun.. hiks. am..ampun!! Akh!!! Hikss.."

Dika tak mengindahkan rintihan kesakitan yang keluar dari mulut Arsya,dia terus menyeret anak itu,
Hingga sampai ke teras rumah sakit ,barulah setelah ituDika melepaskan tangannya dari rambut arsya,dan mendorong anak itu tanpa perasaan,

" Akh.."

Arsya meringis kala lutut kakinya berdarah karna terkena batu batu kecil...

" Kalau saya pulang kamu belum sampai dirumah, kamu akan rasakan akibatnya!!"

Dika berucap dengan tegas,setelah itu berlalu begitu saja dari sana, meninggalkan Arsya sendirian..

"Shh.. perih.. aw.. shh.."

Tak Di Anggap  { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang