✨🌷 Prolog 🌷✨

668 84 98
                                    

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

"Pertemuan akan menghasilkan perpisahan, banyak orang yang datang dan pergi di dalam kehidupan kita. Siap tidak siap kita harus menerimanya, karena pada akhirnya kita akan ditinggalkan atau justru meninggalkan. Itu semua sudah takdir dan ketentuan dari Allah pada setiap makhluk-Nya."

gardeniaja_

🥀🥀🥀

"Aku ngga rela deh kalau Kak Firman nikah," ujar seorang gadis dengan kerudung sport hitamnya.

"Loh, kenapa Len?"

"Takut sayangnya ke aku berkurang, pokoknya Lena ngga mau itu terjadi. Kak Firman belum punya pacar, 'kan?"

Pria itu menggeleng. "Tidak, Len, tenang aja. Kakak nggak mau pacaran, kalaupun ada akan saya seriusin. Lena, Insya Allah kakak nggak akan melupakanmu ketika sudah menikah nanti."

"Janji, 'ya, Kak? Jika nanti kakak udah nikah, bakal tetep prioritasin aku. Aku nggak mau kayak yang lain, Kak ...." Gadis itu menatap dirinya sendu.

"Iya, Len. Insya Allah."

"Emangnya mau kakak ipar yang kayak gimana, Len?" Tanya Firman.

"Wajahnya wajib mirip kayak Lena, si, Kak. Udah itu aja,"

"Lena? Apa ini? Secepat inikah kau pergi?"

Pagi yang redup di kota dengan julukannya sebagai Kota Pelajar awan hitam memenuhi langit Yogyakarta, ia tak memberikan secelah pun bagi sang surya yang ingin menjalankan tugasnya seperti biasa hingga cahayanya tak mampu menerobos pertahanannya. Hujan rintik-rintik diiringi dengan gemuruh petir yang selalu bersahutan di atas sana, seakan semesta pun turut berduka atas kehilangan seseorang yang biasanya menjadi warna bagi dunia. Dunia keluarga Abimanyu.

Kini, warna itu kian memudar kala bumi menerima kehadirannya bersamaan dengan tangis serta adzan yang berkumandang di liang lahat. Tak ada gelak tawa, suara tangisan seakan menjadi lantunan semenjak dua hari belakangan.

"Saudari Alena Raquellena Abimanyu kami temukan di sebuah gudang toko antik yang tak jauh dari lokasi terakhir yang terdeteksi oleh kami dalam keadaan sudah tak bernyawa, saat ditemukan posisi saudari Alena tergeletak di lantai dalam keadaan bersimbah darah dan mulut yang berbusa." Perkataan seorang polisi yang hingga kini terus menghantui pikirannya, pandangannya tak luput sama sekali pada batu nisan yang terukirkan nama adiknya di sana. Meski tak ada air mata, wajahnya mengatakan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

"Ayah liat? Anak bungsu kita benar-benar pergi mendahului kita, ayah ... hati bunda sangat hancur melihat semua kenyataan ini," lirih seorang wanita paruh baya yang sedari tadi tak kuasa menahan tangisnya, tubuhnya tersandar di dada sang suami yang selalu menguatkannya.

"Gue tahu ini dosa besar, but i have to do it, I'm sorry, Alena Raquellena Abimanyu," ujar seorang wanita yang memperhatikan mereka dari jauh.

Dengan cepat, gadis itu menggeleng. "Aku nggak rela Kak Firman jatuh di tangan yang salah, kamu nggak cocok untuk jadi menantu di keluargaku!" Pekik Alena, bersamaan dengan melayangnya botol kaca hingga menghantam kepalanya.

Wanita itu tengah menatapi kedua telapak tangannya, tangan yang sama seperti yang digunakannya untuk membunuh nyawa yang tak bersalah. "I'm sorry, Alena." Sesaat kemudian, ia memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan TPU Al-Malik sebelum ada yang menyadari kehadirannya.

🥀🥀🥀

"Kau tak akan bisa mengembalikan kertas lusuh ke dalam bentuk semula lagi, jikapun bisa ia tak akan seperti dulu, begitu juga dengan hati yang tersakiti.

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

Halo, semuanya. Prolog baru agak panjang, hehe :)

Sebelumnya mau tanya dong, tau cerita ini darimana?

Eits, sebelum lanjut ke chapter selanjutnya jangan lupa follow akun Niya 🤍

Untuk visual menyusul di setiap part, yaaa, dan kalian juga bebas kok membayangkan siapapun ala kalian sendiri. Enjoy, Guys ✨

SPAM 🤍🤍

Luka Yang Terobati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang